Pengamat Sebut Pengusungan Anies-Sohibul Iman adalah Proposal Politik PKS
Reporter
Novali Panji Nugroho
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 2 Juli 2024 09:55 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2024/06/28/id_1314327/1314327_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Adi Prayitno merespons pernyataan elite PKB yang menilai deklarasi pasangan calon Anies Baswedan dan Sohibul Iman di Pilkada Jakarta sebagai langkah blunder oleh PKS. Menurut Adi, deklarasi tersebut bagian dari proposal politik PKS.
"Kalau lihat kecenderungan, proposal politik PKS ini cukup serius," katanya, Selasa, 2 Juli 2024.
Ia menilai, PKS kemungkinan bakal tetap pada rencana mengusung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, meski sejumlah partai yang juga mendukung Anies tidak senang dengan duet Anies-Sohibul. Misalnya adalah PKB dan PDI Perjuangan.
Menurut dia, deklarasi Anies-Sohibul itu hanya berbahaya bagi PKB. Sebab, katanya, duet Anies-Sohibul ini seakan-akan menutup pintu bagi PKB untuk menyodorkan kadernya berdampingan dengan Anies.
"Jadi yang disebut deadlock itu sepertinya partai yang tertarik mengusung Anies, seakan tidak punya pintu untuk bernegosiasi," ujarnya.
Sementara untuk PKS, ia mengungkapkan tetap punya peluang mengusung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta. Ia mengatakan, PKS cukup meyakinkan Partai NasDem agar mau berkoalisi mendukung Anies Baswedan dan Sohibul Iman.
"Kalau berkoalisi, cukup dua partai ini sudah menjadi poros politik," ucapnya.
PKB pun, menurut Adi, berpeluang membentuk poros ketiga bersama PDI Perjuangan apabila negosiasi politiknya dengan PKS menemui jalan buntu. Apalagi koalisi PKB dan PDI Perjuangan telah memenuhi syarat untuk menjadi poros sendiri di Pilkada Jakarta.
"Menurut saya bagus, PDIP banyak kader yang diusung. PKB juga punya nama jagoan," katanya. Adi menilai, persaingan Pilkada Jakarta akan semakin menarik apabila PKB dan PDI Perjuangan membentuk poros ketiga, untuk menyaingi PKS, dan dari kubu partai Koalisi Indonesia Maju.
Sedangkan, Pengamat politik dari Lima Indonesia, Ray Rangkuti menyebut deklarasi Anies-Sohibul itu menunjukkan kelemahan PKS dalam hal bernegosiasi. Ia menilai, tidak ada situasi eksternal yang menghendaki PKS untuk terburu-buru mendeklarasikan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta.
"Lebih karena perdebatan internal PKS. Dan tidak ada juga tujuan eksternal dari pengumuman ini, misal memblokir kesempatan nama lain untuk masuk," ujarnya.
Terhadap duet Anies-Sohibul, Ray mengatakan bahwa kerugian ada di pihak Anies Baswedan. Sebab, menurut dia, menduetkan Anies dengan Sohibul sama saja dengan menjodohkan dua orang bersaudara.
Ia mengungkapkan, tidak ada nilai tambah yang dimiliki oleh pasangan Anies-Sohibul ini. Sebab, pemilih Anies sebagian besar berada dalam mesin politik PKS.
"Anies buruh figur lain yang menguatkan identitasnya bukan sebagai calon yang berada dalam satu lingkaran saja," ucap Ray.
Pilihan Editor: Perindo Masih Timang Ajakan PKS untuk Dukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta