Ketua KPU Sebut Peretasan Pusat Data Nasional Menjelang Pilkada 2024 Harus Jadi Perhatian
Reporter
Desty Luthfiani
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 25 Juni 2024 16:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum atau KPU, Hasyim Asy'ari mengatakan adanya peretasan Pusat Data Nasional (PDN) yang berimbas ke 210 website milik lembaga dan instansi harus menjadi perhatian nasional.
Hasyim mengatakan, harus ada lembaga yang ditugaskan pemerintah atau Presiden RI untuk menjaga keamanan teknologi informasi baik dari segi data maupun sistem. "Termasuk dalam layanan Pemilu mapun layanan Pilkada," kata Hasyim di kantor KPU RI, Jakarta Pusat pada Selasa, 25 Juni 2024.
Dia mengatakan sejak awal sistem website KPU sudah bekerja sama dengan lembaga pemerintah lain yang memiliki kompetensi menjaga keamanan data. Adanya kasus peretasan itu terutama saat ini menjelang Pilkada 2024, Hasyim akan memperkuat lagi sistem keamanan data.
"Jadi bahan evaluasi antara KPU dengan sejumlah lembaga yang selama ini bekerja sama. Sehubungan dengan adanya peristiwa ini harus ada perbaikan atau evaluasi atau penguatan sistem yang menjadi kebijakan strategis nasional," ujar dia.
Saat ditanya apakah server KPU menjadi salah satu korban peretasan. Hasyim sudah melakukan pengecekan dan tidak ada peretasan di server KPU.
"Sepanjang yang saya ketahui dari tim Pusdatin di Kesekjenan KPU. Laporan yang kami terima alhamdulillah baik-baik saja tidak terkena," kata dia.
Peretas Pusat Data Nasional sempat meminta uang tebusan sebanyak USD 8 juta atau sekitar Rp 131 miliar (dalam kurs Rp 16.399) kepada pemerintah Indonesia. Peretas menyatakan uang itu sebagai tebusan terhadap data dari 210 lembaga yang akan dikembalikan.
Wakil Menteri Komunikasi, Nezar Patria, mengatakan kemungkinan pelaku berasal dari luar negeri. Dia belum bisa memastikan apakah pemerintah akan mengikuti permintaan pembayaran uang tebusan tersebut.
"Kami sedang konsentrasi untuk mengisolasi data-data yang terdampak," ucap Nezar.
Peretasan dengan ransomware LockBit 3.0 sebenarnya bukan pembahasan baru di dunia siber Tanah Air. Mengutip Koran Tempo Edisi 17 Mei 2023, kelompok hacker Lock Bit 3.0 mengklaim sudah melakukan serangan siber ransomware ke Bank Syariah Indonesia (BSI).
LockBit dikenal sebagai kelompok peretas yang aktif dan berbahaya. Komunitas ini diduga beroperasi di Eropa Timur. Sejumlah perusahaan besar di beberapa negara sempat menjadi korban ransomware mereka, seperti perusahaan pertahanan besar Prancis, Thales Group.
Pilihan Editor: Pusat Data Nasional Diretas, Menteri Yasonna Sebut Layanan Imigrasi Pindah ke Web Amazon