Dikritik Habiburokhman soal Rekonsiliasi, Bamsoet Klarifikasi dan JK Beri Respons Ini
Reporter
Sultan Abdurrahman
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Kamis, 23 Mei 2024 09:59 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2024/05/22/id_1304213/1304213_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengatakan, akan membuat acara rekonsiliasi nasional untuk mempertemukan para calon presiden pada pemilihan presiden dan wakil presiden atau Pilpres 2024, yakni, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.
Usulan itu dia sampaikan dalam acara “Tribute to Akbar Tandjung” di Gedung Nusantara IV DPR Senayan, Jakarta, Ahad, 19 Mei 2024.
Namun, beberapa hari setelah acara tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengkritik usulan Bamsoet. Habiburokhman meminta Bamsoet agar tidak menjadikan upaya rekonsiliasi sebagai komoditas politik pribadi.
“Bambang Soesatyo baiknya jangan jadikan rekonsiliasi sebagai komoditas politik pribadi untuk sekadar cari panggung,” kata Habiburokhman, Rabu, 22 Mei 2024, seperti dikutip dari Tempo.
Menurut Habiburokhman, Bamsoet tidak memiliki kapasitas yang sesuai untuk menginisiasi upaya rekonsiliasi pasca-Pilpres. Selain menjabat Ketua MPR, katanya, Bamsoet juga wakil ketua umum Partai Golkar. Kedua jabatan itu dianggap Habiburokhman tak memberi Bamsoet wewenang untuk menggulirkan rekonsiliasi.
“Sebagai Ketua MPR, beliau tidak bisa begitu saja mengatasnamakan lembaga, sebagai pribadi beliau tidak bisa mewakili Partai Golkar karena bukan ketua umum,” ucap Habiburokhman.
Habiburokhman mengklaim hingga saat ini rekonsiliasi para eks kontestan Pilpres 2024 sudah berjalan baik.
“Rekonsiliasi kubu Paslon (nomor urut) 01, 02 dan 03 sudah dan sedang berjalan dengan amat baik. Para pimpinan ketiga elemen sudah menjalin komunikasi yang mengarah ke penguatan kembali persatuan nasional,” ujar Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu.
Dia pun menyatakan ingin agar upaya tersebut dibiarkan berjalan tanpa paksaan. “Biarlah rekonsiliasi berjalan natural, agar bisa lebih bermakna,” ucap Habiburokhman.
Respons Bamsoet
Bamsoet mengatakan bahwa dirinya sudah berbicara dengan Habiburokhman perihal pernyataan itu. Namun, Bamsoet tidak mengungkapkan apa yang dia klarifikasi ke Habiburokhman.
“Sudah, saya sudah telepon (Habiburokhman), sudah. Sudah saya klarifikasi. Nanti tanya ke Pak Habiburokhman saja ya,” kata Bamsoet saat mengunjungi Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) di kediamannya pada Rabu kemarin, 22 Mei 2024.
Selain ke Habiburokhman, Bamsoet menyatakan juga telah berbicara ke Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
“Saya sudah konfirmasi juga dan saling terintegrasi bahwa itu adalah nanti Pak Dasco, Pak Habiburokhman, dan kawan-kawan partai politik yang menjembatani rekonsiliasi,” ujar dia.
Bamsoet menuturkan, wacana rekonsiliasi yang pernah dia sampaikan sebelumnya lantaran masih ada peserta Pilpres 2024 yang dia anggap belum mau terbuka untuk rekonsiliasi.
“Pesan yang disampaikan dalam forum aktivis nasional kemarin adalah dalam rangka karena kami melihat masih ada capres yang keliatannya, menyatakan oposisi dan berada di luar pemerintahan,” ucap Bamsoet.
<!--more-->
Kata JK soal wacana rekonsiliasi
Usai ditemui Bamsoet beserta jajaran pimpinan MPR di kediamannya, JK menegaskan bahwa rekonsiliasi antara para kontestan Pilpres bukan berarti semua pihak harus masuk pemerintahan.
Dalam keterangan pers bersama Bamsoet dan para pimpinan MPR, JK menyampaikan bahwa rekonsiliasi hanya efektif jika presiden terpilih mampu memposisikan diri sebagai presiden Republik Indonesia.
“Dia harus memperlakukan orang sama, tidak boleh 'ah ini mah tidak dukung saya' nah tidak boleh itu jangan. Kalau itu terjadi maka ia tidak ada rekonsiliasi,” ucap JK.
Menurutnya, rekonsiliasi adalah suatu kecenderungan dalam sebuah sistem demokrasi. Dia berujar bahwa rekonsiliasi tidak berarti meniadakan ketidaksetujuan atau oposisi selama memerintah.
“Rekonsiliasi tidak berarti semua setuju, tapi memasuki posisi masing-masing, ada di pemerintah, ada oposisi,” ujar dia.
Selain itu, JK juga mengomentari wacana Bamsoet untuk mempertemukan ketiga calon presiden peserta Pilpres 2024. Menurutnya, wacana pertemuan itu tidak begitu mendesak. Sebab, kata dia, Anies dan Ganjar sudah mengakui kemenangan Prabowo.
“Untuk apa? sudah cukuplah. Yang penting mengakui, 0 1 sudah mengakui, 03 sudah juga, ngapain? Cukup,” kata dia.
Diketahui, Bamsoet saat ini juga menjabat sebagai wakil ketua umum Partai Golkar. Partai berlambang beringin tersebut berada di koalisi yang sama dengan partai Habiburokhman, yaitu Partai Gerindra di Pilpres 2024.
Partai Gerindra dan Partai Golkar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) merupakan pengusung presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Bamsoet Klarifikasi ke Habiburokhman Soal Rekonsiliasi Jadi Panggung Pribadi