Asal-usul Api Abadi Mrapen yang Akan Menyala di Rakernas PDIP ke-V di Ancol
Reporter
Myesha Fatina Rachman
Editor
S. Dian Andryanto
Sabtu, 18 Mei 2024 12:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP memberangkatkan obor api abadi Mrapen dari Semarang, Jawa Tengah, menuju lokasi lokasi Rapat Kerja Nasional V partai berlambang banteng itu di Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2024. Obor api abadi tersebut menjadi simbol api perjuangan PDIP.
Obor tersebut sebelumnya sempat menginap semalam di Kantor DPD PDIP Jawa Tengah setelah menempuh perjalanan dari Mrapen, Kabupaten Grobogan.
Rakernas PDIP akan dilaksanakan di Ancol, Jakarta pada 24-26 Mei 2024 dengan menggunakan api abadi Mrapen dari Grobogan, Jawa Tengah.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menjelaskan, api ini biasa dipakai dalam tradisi Pekan Olahraga Nasional (PON). Nantinya, usai mengambil api perjuangan dari Mrapen, akan dibawa dengan iring-iringan para kader partai dan melibatkan para atlet profesional.
"Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam tersebut setelah melalui upacara partai di Mrapen pada Jumat, 17 Mei 2024, selanjutnya akan dibawa lari oleh para kader partai, dengan melibatkan atlet maraton nasional dan daerah. Semangat mens sana in corpore sano digelorakan oleh PDI Perjuangan," kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024.
Profil lokasi Api Abadi Mrapen
Dilansir dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta, Api Abadi Mrapen adalah sebuah keajaiban alam yang terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia. Fenomena ini berupa api yang menyala terus-menerus tanpa padam selama berabad-abad. Api Abadi Mrapen menjadi salah satu ikon budaya dan objek wisata yang menarik perhatian banyak orang, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Pengunjung bisa mengambil rute menuju Purwodadi, kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Godong. Jarak dari Semarang ke Mrapen sekitar 60 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam perjalanan darat. Adapun dapat ditempuh dari Surakarta, rute yang bisa diambil adalah melalui jalan menuju Purwodadi, kemudian dilanjutkan ke Godong. Jarak dari Solo ke Mrapen sekitar 80 kilometer dengan waktu tempuh sekitar dua setengah jam.
Asal usul api abadi Mrapen terkait erat dengan sejarah dan legenda setempat. Salah satu cerita yang populer menyebutkan bahwa Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, menancapkan tongkatnya ke tanah untuk mencari air bagi prajuritnya. Namun, alih-alih air, yang muncul dari tanah adalah api yang kemudian dikenal sebagai api abadi Mrapen.
Api ini memiliki nilai budaya dan spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat. Selain digunakan dalam upacara tahunan Waisak oleh umat Buddha, api dari Mrapen juga sering dijadikan sumber api obor dalam berbagai perhelatan olahraga nasional dan internasional, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Asian Games.
Pada 25 September 2020, api abadi Mrapen padam untuk pertama kalinya dalam sejarah, yang disebabkan oleh berkurangnya suplai gas alam. Upaya untuk menyalakan kembali api ini terus dilakukan sambil menunggu hasil investigasi penyebab padamnya
Selain kisah legenda, ada penjelasan ilmiah mengenai asal usul api ini. Api abadi Mrapen berasal dari gas alam yang keluar dari dalam tanah. Gas ini kemungkinan besar berasal dari lapisan batuan yang mengandung hidrokarbon. Ketika gas mencapai permukaan dan bereaksi dengan oksigen di udara, maka terbentuklah nyala api yang terus-menerus menyala. Fenomena ini serupa dengan beberapa lokasi lain di dunia yang juga memiliki api abadi, seperti di Turkmenistan dan Italia.
Api abadi Mrapen merupakan fenomena alam yang unik dan memiliki nilai historis serta budaya yang tinggi. Lokasi ini tidak hanya menarik bagi wisatawan lokal tetapi juga internasional yang tertarik dengan keunikan fenomena api abadi dan sejarah panjang yang menyertainya. Dengan berbagai fasilitas yang tersedia dan akses yang relatif mudah, api abadi Mrapen menjadi salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi.
MYESHA FATINA RACHMAN I ANDRY TRIYANTO T I IMAM HAMDI
Pilihan Editor: Rakernas PDIP Digelar 24-26 Mei 2024, Utut Adianto: Fokus Tentukan Sikap Politik ke Depan