Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club
Reporter
Tempo.co
Editor
Sapto Yunus
Sabtu, 4 Mei 2024 05:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyebutkan keinginan Prabowo untuk rutin bertemu dengan para mantan presiden Republik Indonesia. Dahnil menuturkan pertemuan-pertemuan itu nantinya bisa disebut sebagai presidential club atau klub kepresidenan.
Dia mengatakan, melalui pertemuan-pertemuan itu, Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan. Menurut Dahnil, presiden dan mantan presiden Indonesia yang masih ada bisa bergabung dalam klub itu seperti presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi.
Dahnil mengklaim keinginan itu adalah harapan Prabowo agar para pemimpin bangsa bisa kompak dan rukun. Rencana Prabowo tersebut mendapat respons dari berbagai kalangan. Berikut ini tanggapan mereka.
1. Presiden Jokowi: Digelar Dua Hari Sekali
Presiden Jokowi menginginkan pertemuan rutin mantan presiden RI dalam presidential club dapat digelar setiap dua hari sekali. Jokowi menanggapi positif rencana Prabowo yang hendak membentuk presidential club yang beranggotakan mantan Presiden RI yang masih hidup.
“Bagus, bagus, bagus," kata Presiden Jokowi saat ditemui usai meninjau pameran kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 3 April.
Saat ditanya lebih jauh soal pertemuan presidential club, Jokowi mengaku pertemuan itu dapat digelar rutin setiap dua hari sekali.
“Ya, dua hari sekali ya gak apa apa," kata Presiden Jokowi.
2. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana: Semua Mantan Presiden Sangat Penting Bersilaturahmi
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang berisi presiden dan para mantan presiden RI. Menurut Ari, para presiden dan mantan presiden tetap harus berhubungan baik dalam situasi apa pun.
“Ada atau tidak adanya presidential club, presiden dan semua mantan presiden sangat penting untuk bersilaturahmi,” kata Ari pada Jumat, 3 Mei 2024 seperti dikutip Antara.
<!--more-->
Ari mengklaim silaturahmi dengan para mantan presiden terus dilaksanakan oleh Presiden Jokowi. Ari menuturkan Jokowi juga menjaga hubungan baik dengan para mantan wakil presiden dan tokoh-tokoh bangsa lainnya.
“Yang pasti akan bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara,” ucap dia.
3. Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin: Kalau Tidak Perlu, Jangan
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengatakan pembentukan presidential club harus dilihat berdasarkan kebutuhan.
“Harus dilihat dulu kebutuhannya seperti apa. Kalau diperlukan ya silakan, kalau tidak diperlukan, ya jangan,” ujar dia ketika dihubungi pada Jumat, 3 Mei 2024.
Ujang mengaku belum mengetahui apakah presidential club yang dimaksud Prabowo nantinya akan bersifat formal atau informal. “Kan kita belum tahu nanti maksudnya seperti apa. Jadi tergantung kebutuhan,” tutur Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.
Dia juga menyebutkan soal niat positif yang diinginkan Prabowo dengan membentuk klub kepresidenan itu. Meski demikian, Ujang mengatakan perlu untuk tetap memperhatikan bagaimana konsep itu secara utuh.
“Mungkin Pak Prabowo niatnya baik, niatnya positif. Selain untuk konsultasi Prabowo kepada mantan-mantan presiden, tapi juga ingin menyatukan mantan-mantan presiden itu. Karena kan kita tahu juga misal Bu Mega tidak akrab dengan Pak SBY. Lalu, Bu Mega juga tidak akrab dengan Jokowi atau sebaliknya,” kata dia.
SULTAN ABDURRAHMAN | DEFARA DHANYA PARAMITHA | ANTARA
Pilihan editor: Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal