Bahas Kecurangan Pemilu 2024 Saat Salat Id di Bantul, Untung Cahyono Minta Maaf
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 13 April 2024 21:50 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Untung Cahyono, penceramah atau khatib yang viral karena mengangkat materi kecurangan Pemilu 2024 saat salat Id di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul pada 10 April 2024 lalu memberikan klarifikasi.
Klarifikasi dilakukan Untung setelah menggelar pertemuan bersama sejumlah pihak baik panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), unsur kecamatan, desa, kepolisian sektor dan komando rayon militer setempat di Bantul Yogyakarta Sabtu, 13 April 2024.
Dalam klarifikasi itu, Untung menyampaikan permintaan maaf karena materi khotbahnya menyinggung soal politik dan diduga membuat jemaah yang hadir bubar meninggalkan salat id yang belum selesai.
"Saya pribadi merasa perlu introspeksi, muhasabah atau koreksi diri ketika apa yang saya sampaikan (dalam khotbah) itu menjadi sebuah persoalan," kata Untung saat ditemui.
Untung pun meminta maaf atas kegaduhan tersebut dan berjanji akan lebih berhati hati dalam menyampaikan materi ceramah di masa mendatang.
"Saya akan lebih berhati hati dan mencermati kondisi jemaah juga materi yang akan disampaikan," kata dia.
Untung menjelaskan ia sendiri yang menyusun materi khotbah yang dinilai sarat nuansa politik itu di rumahnya. Alasannya mengangkat tema politik hanya sebagai bahan refleksi dan mengingatkan masyarakat.
"Sebagai sosok muslim saya harus belajar banyak hal kalau mengkritik itu ya memang sesuatu yang penting karena ajaran Islam sendiri untuk saling mengingatkan," kata dia.
Jadi materi politik itu, kata dia, konteksnya untuk saling mengingatkan, tidak ada batasan, siapa pun yang perlu diingatkan harus diingatkan.
"Hanya itu pandangan kami," ujar dia.
Namun dengan bubarnya jemaah diduga karena materi Salat id itu, Untung kini mengaku khilaf. Sebagai manusia biasa, kata dia, dirinya akan belajar bersikap lebih dewasa lagi.Terutama saat harus berbicara dalam sebuah forum besar seperti Salat id.
"Khususnya ketika berbicara di depan forum yang jemaah besar dari berbagai latar dan kalangan, karena kita tidak pernah tahu persepsi masing-masing jemaah," ujarnya.
Untung menyatakan, untuk mencegah kejadian serupa terulang, ia akan lebih mawas dengan berkoordinasi ke panitia, warga juga tokoh masyarakat setempat tempat ia akan berbicara.
"Tentu penting bagi kami meminta info tokoh masyarakat sebelum kami berbicara, apalagi ini khotbah Idul Fitri yang jemaahnya tidak hanya RT/RW tapi bisa sampai tingkat lebih luas," ujar dia.
Untung mengakui, materi yang disampaikan saat khotbah Salat Id di Tamanan Bantul itu, memang belum sempat ia komunikasikan dengan tokoh masyarakat setempat.
"Terus terang (materi soal pemilu) itu yang belum sempat kami komunikasikan," kata dia.
Selanjutnya panitia juga minta maaf...
<!--more-->
Dalam pertemuan dengan sejumlah pihak itu, Untung menyatakan telah memohon maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan.
"Jadi supaya (kegaduhan ini) tidak berlanjut kami dengan tegas menyatakan memohon maaf karena sudah membuat warga dan jemaah menjadi terganggu dengan pandangan kami," ujar dia.
Panitia Juga Minta Maaf
Ketua Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Tamanan Bantul Sujendro Nugroho mengakui pihaknya juga meminta maaf karena telah lalai tak mengecek materi khotbah dari khatib sebelum dibawakan saat Salat Id.
"Kami dari PHBI juga mohon maaf karena memang tahun ini terfokus pada masalah takbir dan festival lomba sehingga untuk konfirmasi materi khotbah kami tidak cek ulang," kata dia.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul Yogyakarta Ahmad Shidqi menuturkan sebelum Idul Fitri, pihaknya sudah mewanti wanti dan mengeluarkan surat edaran tentang tata cara penyelenggaraan salat Id. Dalam surat itu, salah satu poin di dalamnya membahas imbauan terkait materi khotbah.
"Kami sudah klarifikasi ke pihak panitia, bahwa isi khotbah (Untung Cahyono) tersebut tidak mengindahkan imbauan materi khotbah Idul Fitri seperti yang tertuang dalam surat edaran Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2024," kata Ahmad.
Pilihan Editor: Soal Nasib Hak Angket, Nasdem: Kuncinya Ada pada PDIP