Kapal Nelayan Hilang Kontak di Samudra Hindia, Basarnas Ungkap Kronologinya

Reporter

Antara

Selasa, 19 Maret 2024 15:26 WIB

Tim SAR gabungan yang dikoordinasi Basarnas Cilacap melakukan penyisiran di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, Selasa (19/3/2024), untuk mencari kapal nelayan Kilat Maju Jaya-7 yang dilaporkan hilang kontak di Samudra Hindia selatan Jawa. ANTARA/HO-Basarnas

TEMPO.CO, Cilacap - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Badan Sar Nasional atau KPP Basarnas Cilacap Adah Sudarsa mengatakan kapal nelayan Kilat Maju Jaya-7 yang hilang kontak di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.

"Kami telah telusuri, dan kami bagi beberapa SRU (Search and Rescue Unit), karena daerah jangkauan kami terlalu jauh, luas, sampai 151 kilometer," kata Adah Sudarsa di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 19 Maret 2024, dikutip dari Antara.

Oleh karena kapal Kilat Maju Jaya-7 sempat berwacana akan kembali ke Cilacap, kata dia, upaya pencarian terhadap kapal yang membawa 10 anak buah kapal (ABK) itu dilakukan hingga radius 30-40 mil laut.

Kronologi

Sebelum dilaporkan hilang kontak, lanjut dia, kapal Kilat Maju Jaya-7 yang dinakhodai Waidin diketahui berlayar beriringan dengan tiga kapal lainnya dalam perjalanan kembali ke Cilacap karena adanya cuaca buruk di Samudra Hindia selatan Jawa Timur.

Dalam komunikasi terakhir yang dilakukan pada hari Ahad, 10 Maret 2024, kapal Kilat Maju Jaya-7 bersama kapal Makmur Jaya-20 yang dinakhodai Sumaryo, Makin Jaya-2 yang dinakhodai Raino, dan Maju Jaya-28 yang dinakhodai Tarmuji sepakat untuk mencari tempat berlindung di Dermaga Pacitan karena ada badai di Samudra Hindia selatan Jawa Timur.

Advertising
Advertising

Akan tetapi, saat tiga kapal lainnya tiba di Dermaga Pacitan, kapal Kilat Maju Jaya-7 tidak diketahui keberadaannya karena komunikasinya terputus (hilang kontak), sehingga hal itu dilaporkan kepada pemilik kapal di Cilacap pada Rabu, 13 Maret 2024 dan diteruskan ke Basarnas Cilacap.

"Kami lakukan pencarian hingga 30-40 nautical miles (mil laut) dengan asumsi jika kapal tersebut kembali ke Cilacap, diperkirakan telah memasuki wilayah kami. Namun sampai saat sekarang belum ditemukan," kata Adah.

Bahkan, kata dia, upaya pencarian kapal tersebut melibatkan Basarnas Yogyakarta yang turut mengerahkan potensi SAR setempat serta dibantu Basarnas Surabaya yang memantau wilayah perairan selatan Jawa Timur dengan mengecek setiap dermaga yang biasa digunakan sebagai tempat berlindung kapal ketika terjadi cuaca buruk.

Menurut dia, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Joint Rescue Coordination Centre (JRCC) Australia terkait dengan musibah yang dialami kapal Kilat Maju Jaya-7 tersebut.

Disinggung mengenai kemungkinan upaya pencarian kapal nelayan tersebut akan segera diakhiri, dia mengatakan pihaknya masih mempertimbangkan hal itu meskipun sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), operasi pencarian dilakukan selama 7 hari dan dapat diperpanjangkan jika ada tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan korban.

"Namun sampai hari ini belum ada tanda-tanda keberadaan kapal tersebut. Kami akan lakukan pemantauan," katanya.

<!--more-->

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh kapal asal Cilacap yang telah mencari ikan di Samudra Hindia selatan Jawa untuk membantu pencarian kapal Kilat Maju Jaya-7 yang dilaporkan mengalami hilang kontak.

Akan tetapi, kata dia, upaya pencarian kapal nelayan yang berangkat dari Cilacap pada 5 Maret 2024 dengan membawa 10 ABK tersebut terkendala cuaca buruk yang terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa.

Ke-10 ABK itu terdiri atas Waidin (39) selaku nakhoda, Ahmad Mutajar (24), Angga Trio (21), Gunawan (22), Heri Setiaji (27), Ichya Umidin (23), M Ripto (25), Syarifuddin (25), Waroji (41), dan Zaenal (29). Seluruhnya merupakan warga Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah

"Kapal-kapal yang tengah melaut itu berlindung ke tempat yang aman agar terhindar dari badai, dan baru keluar dari tempat berlindung pada hari Minggu (17 Maret 2024)," katanya.

Ia mengharapkan keberadaan kapal Kilat Maju Jaya-17 dapat ditemukan dan seluruh ABK dalam kondisi selamat meskipun sudah terlalu lama serta sempat terjadi cuaca buruk yang menyulitkan upaya pencarian.

Pilihan Editor: Dua Insiden Saat Kunker Jokowi di Sumut Ini Menyeret Nama Paspampres

Berita terkait

Kebakaran Tiga Kapal di Muara Baru, Tiga ABK Tewas

1 hari lalu

Kebakaran Tiga Kapal di Muara Baru, Tiga ABK Tewas

Tiga kapal di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara mengalami kebakaran dan menewaskan tiga anak buah kapal yang tak sempat menyelamatkan diri

Baca Selengkapnya

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

9 hari lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

11 hari lalu

Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

13 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Kakek Pencari Batu Hilang Tenggelam di Sungai Lematang, Basarnas Kerahkan Tim SAR Gabungan

13 hari lalu

Kakek Pencari Batu Hilang Tenggelam di Sungai Lematang, Basarnas Kerahkan Tim SAR Gabungan

Basarnas Palembang menurunkan satu tim rescue di Pos SAR Pagaralam lengkap dengan peralatan SAR Air ke lokasi pencarian orang hilang tenggelam itu.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

15 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

19 hari lalu

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

ABK yang lari dari kapal ikan asing loncat ke laut dan berenang sejauh 12 mil. Satu tak selamat.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

20 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Musi Rawas Utara Dikepung Banjir, 2.839 Rumah di Empat Kecamatan Terendam

21 hari lalu

Musi Rawas Utara Dikepung Banjir, 2.839 Rumah di Empat Kecamatan Terendam

Sampai saat ini Tim SAR gabungan masih terus melakukan upaya evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir

Baca Selengkapnya

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

21 hari lalu

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

KKP menduga kapal Cina ilegal itu masih berada di perairan sekitar Laut Aru.

Baca Selengkapnya