Alasan Budi Arie Projo Sebut Prabowo-Gibran Bisa Bawa Bangsa ke Era Indonesia Emas

Reporter

Antara

Editor

Sapto Yunus

Selasa, 19 Maret 2024 15:00 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum kelompok relawan Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengatakan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bisa membawa Indonesia menuju masa Indonesia Emas pada 2045.

"Prabowo 10 tahun (menjabat), habis itu Mas Gibran 10 tahun, paslah itu. Jadi langsung gitu loh, langsung menuju Indonesia Emas. Udah paham kan?" kata Budi saat memberikan kata sambutan dalam acara buka puasa di Kantor DPP Projo, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin, 18 Maret 2024.

Budi menjelaskan alasan mengapa Prabowo-Gibran cocok karena dia memperkirakan Prabowo akan menjabat selama dua periode atau 10 tahun. Selanjutnya, dia memperkirakan tampuk kepemimpinan akan beralih ke Gibran sebagai presiden yang juga akan menjaga sebagai presiden selama dua periode.

“Tahun 2045 itu tinggal 21 tahun lagi, enggak lama. Jadi kita Indonesia mau jadi negara maju atau tidak ditentukan oleh 20 tahun ke depan," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika itu.

Dia mengatakan seluruh rangkaian rencana itu bisa terwujud jika Prabowo-Gibran serius menjalankan beberapa program strategis seperti minum susu dan makan siang gratis untuk perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Advertising
Advertising

Menurut dia, Prabowo-Gibran juga harus menggenjot program pembangunan infrastruktur di setiap wilayah. Budi berharap masyarakat mau mendukung Prabowo-Gibran menjalankan program-programnya demi mencapai masa Indonesia Emas.

Rekonsiliasi Nasional

Lebih lanjut, Budi menyebutkan rekonsiliasi nasional merupakan langkah yang tepat untuk kembali bersama-sama membangun bangsa setelah Pemilu 2024.

"Harus, rekonsiliasi itu penting karena untuk menjadi negara maju perlu persatuan nasional sehingga kami mendukung adanya rekonsiliasi nasional," kata Budi.

Dengan rekonsiliasi, dia menilai seluruh program besar Prabowo-Gibran nantinya bisa berjalan dengan baik karena mendapat bantuan banyak pihak.

Mengenai akan terbentuk koalisi gemuk jika semua pihak bergabung, Budi mengatakan tidak seperti itu. Menurut dia, koalisi yang terbentuk nanti adalah sayap pemerintah yang siap menyejahterakan masyarakat.

"Koalisi enggak gemuk enggak kurus, tetapi koalisi gemoy. Kamu terjemahin deh sesuai dengan namanya," kata Budi diikuti tawa.

Pilihan editor: Pakar Sarankan KPU Buka Isi Perjanjian dengan Alibaba, Ini Alasannya

Berita terkait

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

15 menit lalu

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

Deputi Bappenas memastikan program makan siang gratis akan mulai berjalan mulai tahun 2025 dengan bujet Rp 20 ribuan per anak.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

43 menit lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

48 menit lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

1 jam lalu

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

Presiden Jokowi akan meminta Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menggarap tambak mangkrak di Pantura sekitar 78.000 hektare.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

1 jam lalu

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

Menurut pakar, Prabowo lebih baik menggunakan Wantimpres ketimbang menghidupkan kembali Dewan Pertimbangan Agung.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

1 jam lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

1 jam lalu

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

Masyarakat menunggu bentukan kabinet Prabowo-Gibran. Bagaimana aturan pembentukan dan di pasal mana menteri tak boleh rangkap jabatan?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

2 jam lalu

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

Dalam Kajian Pusat Studi Konstitusi Unand, Feri Amsari menyatakan Indonesia hanya membutuhkan 26 menteri.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

2 jam lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Eko Patrio Diusulkan Menjadi Menteri oleh PAN, Tanggapan Gibran hingga Rekam Jejak

2 jam lalu

Eko Patrio Diusulkan Menjadi Menteri oleh PAN, Tanggapan Gibran hingga Rekam Jejak

PAN sedang menyiapkan komedian Eko Patrio untuk mendapat posisi menteri dalam kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya