Jokowi Beri Gelar Jenderal Kehormatan kepada Prabowo, Apa Kata Keluarga Korban Penculikan?

Kamis, 29 Februari 2024 14:12 WIB

Presiden Joko Widodo saat memberikan kenaikan pangkat secara istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disela-sela Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu 28 Februari 2024. Menhan RI Prabowo Subianto merupakan seorang purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir jenderal bintang tiga atau letnan jenderal. Prabowo keluar dari kedinasan setelah diberhentikan dengan hormat sebagaimana Keputusan Presiden (Keppres) Nomor: 62/ABRI/1998 yang diteken oleh Presiden Ke-3 RI B. J. Habibie pada 20 November 1998. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa kecewa Presiden Jokowi memberikan gelar Jenderal Kehormatan kepada Prabowo Subianto. “Saya kecewa kepada Presiden Joko Widodo yang tidak menghargai perjuangan kami,” kata Paian Siahaan, ayah dari Ucok Munandar Siahaan, salah satu korban penculikan, pada Rabu, 28 Februari 2024.

Pian mengaku kabar tersebut sudah diterima pada Selasa siang, 27 Februari 2024, melalui grup WhatsApp Keluarga Korban Penculikan Aktivis. Seluruh anggota di grup itu mempertanyakan alasan Jokowi memberikan kenaikan pangkat istimewa kepada Prabowo. Mereka khawatir perjuangan para keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa yang mencari keadilan selama 25 tahun semakin sulit menuntut pertanggungjawaban Prabowo.

Dia menilai kenaikan pangkat kehormatan tersebut tidak masuk akal karena peran Prabowo dalam Tim Mawar. “Masak orang yang sudah dipecat dari TNI diberikan naik pangkat tanpa ada rehabilitasi? Terus orang yang disangka pelaku kejahatan kemanusiaan atau pelanggar HAM diberikan kenaikan pangkat?” ujarnya.

Paian menyatakan pemberian pangkat kehormatan ini merupakan tanda rusaknya demokrasi di Indonesia. Ia menuding Jokowi menjadi biang kemunduran demokrasi. “Tanggapan saya Jokowi ini sudah tidak waras. Pokoknya sudah rusak negara ini dibikin Jokowi,” tegas Paian.

Paian bercerita keluarga korban penculikan dua kali menemui Jokowi di Istana Kepresidenan. Mereka meminta Presiden melaksanakan empat rekomendasi DPR pada 2009 terkait kasus penghilangan paksa. Namun, hingga menjelang berakhirnya masa jabatan, Jokowi tidak melaksanakan rekomendasi DPR.

Advertising
Advertising

“Malah membuat kami semakin kecewa karena mengangkat Prabowo sebagai Menhan dan sekarang memberikan kenaikan pangkat istimewa Jenderal Kehormatan,” katnya.

Keluarga korban penghilangan paksa lainnya, Hasan Habsyi, mengatakan keputusan Jokowi memberikan pangkat kehormatan telah menyakitkan mereka. Padahal, saat kampanye Pilpres sembilan tahun lalu, Jokowi menyatakan akan menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu.

“Tapi sekarang di pengujung masa jabatannya malah memberikan gelar Jenderal Kehormatan kepada Prabowo yang dinyatakan terlibat dalam kasus penculikan,” ujarnya.

Juru bicara Forum Rakyat Demokratik untuk Keadilan Keluarga Korban Penghilangan Paksa, Petrus Hariyanto, menilai keputusan Jokowi memberikan Jenderal Kehormatan kepada Prabowo membuktikan Presiden melanggengkan impunitas.

Menurut dia, Jokowi semakin menjauhkan pelaku pelanggaran HAM berat kasus penculikan dari proses hukum. Tindakan Jokowi semakin melukai hati keluarga korban karena tidak memenuhi janjinya mengembalikan hak-hak para korban.

DANIEL A. FAJRI | IMAM HAMDI | SULTAN ABDURRAHMAN | KORAN TEMPO

Pilihan Editor: Soal Gelar Jenderal Kehormatan Prabowo, Begini Tanggapan Pengamat Militer dan Masyarakat Sipil

Berita terkait

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

4 jam lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

5 jam lalu

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

Pernyataan Prabowo bisa menjadi hambatan psikologi politik yang serius di kemudian hari, untuk menjalin hubungan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya

Wacana Pembentukan Kementerian Baru Prabowo, Pengamat: Jika Kabinet Gemuk, Anggaran akan Gemoy

6 jam lalu

Wacana Pembentukan Kementerian Baru Prabowo, Pengamat: Jika Kabinet Gemuk, Anggaran akan Gemoy

Wacana pembentukan kementerian baru di pemerintahan Prabowo-Gibran menuai kritik karena dianggap boros anggaran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

7 jam lalu

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

7 jam lalu

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Pengamat Politik Ujang Komarudin tidak melihat pernyataan Prabowo terkait Bung Karno milik satu partai sebagai sindiran terhadap PDIP.

Baca Selengkapnya

Ketum Golkar soal Jatah Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran: Tunggu Tanggal Mainnya

7 jam lalu

Ketum Golkar soal Jatah Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran: Tunggu Tanggal Mainnya

Airlangga Hartarto meminta semua pihak menunggu proses pembentukkan kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingatkan agar Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS dan PPP Bilang Begini

7 jam lalu

Prabowo Ingatkan agar Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS dan PPP Bilang Begini

PPP menyinggung pengalaman Prabowo di luar pemerintahan sebagai oposisi selama 10 tahun.

Baca Selengkapnya

PKS Soal Rencana Penambahan Kementerian: Jangan Sampai Uang Habis untuk Gaji Karyawan

9 jam lalu

PKS Soal Rencana Penambahan Kementerian: Jangan Sampai Uang Habis untuk Gaji Karyawan

Respons PKS soal rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto yang ingin menambah jumlah kementerian.

Baca Selengkapnya

PPP Tak Sepakat Pernyataan Prabowo Minta Pihak yang Ogah Kerja Sama Jangan Ganggu

9 jam lalu

PPP Tak Sepakat Pernyataan Prabowo Minta Pihak yang Ogah Kerja Sama Jangan Ganggu

Respons PPP soal pernyataan presiden terpilih Prabowo Subianto yang meminta pihak yang tak mau kerjasama agar tidak menganggu pemerintahan mendatang.

Baca Selengkapnya

Respons Senada PKS dan Ganjar soal Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu

9 jam lalu

Respons Senada PKS dan Ganjar soal Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu

Politikus PKS Mardani Ali Sera mengingatkan Prabowo mengenai fungsi kontrol yang harus tetap dilakukan dalam pemerintahannya.

Baca Selengkapnya