Fakta-fakta Program Makmur yang Disebut Bisa Tingkatkan Produksi Beras

Rabu, 28 Februari 2024 15:00 WIB

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Luas panen padi di Jawa Timur pada November - Desember 2022 diperkirakan mencapai 171,46 ribu hektar dengan produksi sebesar 980,8 ribu ton GKG, setara dengan 637 ribu ton beras. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya stok di tingkat petani dan pemasok disebut jadi penyebab utama kenaikan harga beras saat ini. Supaya harga beras turun, stok beras perlu ditingkatkan. Untuk mencapai tujuan itu, melakukan impor beras atau menjalankan program-program pertanian terus dilakukan.

Dari berbagai program pertanian saat ini ada yang namanya program Makmur. Program itu melibatkan perusahaan BUMN, petani dan penggilingan beras. Dilansir dari werbsite Pupuk Kujang, Program Makmur merupakan ekosistem bisnis untuk meningkatkan panen dan keuntungan petani. Program itu dijalankan oleh perusahaan BUMN di berbagai sektor, ada dari sektor pupuk dan pangan, sektor perbankan hingga perusahaan asuransi.

Dalam program tersebut, petani didampingi sejak perencanaan hingga setelah panen. Pesertanya diberi bantuan modal, pendampingan budidaya oleh agronom, hingga jaminan pembelian panen. Petani tak perlu takut terjerat tengkulak karena dihubungkan kepada pembeli komoditas dengan harga yang disepakati.

Fakta-fakta Program Makmur:

1. Hasilkan beras premium saat El Nino

Advertising
Advertising

Saat musim kemarau di Oktober 2023, terjadi penurunan produksi padi di sejumlah daerah. Namun tak semua petani mengalaminya, para petani Program Makmur di Pemalang secara konsisten bisa meningkatkan kualitas padi.

“Setelah melalui pendampingan intensif, peserta program Makmur bisa menghasilkan beras premium dengan karakteristik ideal. Meski kemarau, derajat sosoh beras mencapai 100 persen, bentuknya utuh, dan bebas dari benda asing lainnya meski saat kemarau,” kata Saiful Rohdian, Koordinator Program Makmur Pupuk Kujang, Selasa, 3 Oktober 2023. Syaiful menuturkan, karena kualitasnya yang baik, beras para petani itu kerap dibeli penggilingan padi.

2. Selamatkan Petani saat Harga Gabah Anjlok

Saat musim hujan di bulan Juni 2022, harga gabah anjlok karena kualitas memburuk akibat air. Namun sejumlah petani di Karawang malah untung. Gabah mereka dibeli di atas harga pasar. Asep Hasanudin, misalnya, seorang petani asal Desa Randumulya, Kecamatan Pedes hasil panennya dibeli seharga Rp 4.800 per kg GKP oleh Pupuk Indonesia Pangan selaku offtaker. “Itu karena kadar air gabah kami di bawah 25 persen,” ungkap Asep.

“Setelah mengikuti program Makmur, kami jadi ada kepastian pasar, karena gabah dibeli langsung dengan harga yang telah disepakati bersama. Sehingga petani tidak merasa tertekan seperti saat menjual gabah kepada calo atau tengkulak,” kata Asep.

3. Menyasar buruh tani

Tak hanya menyasar petani pemilik lahan, Program Makmur juga menyasar buruh tani yang tidak punya lahan. Hanya bermodal cangkul, mereka bertani di lahan milik orang lain. Pendapatan mereka dari bagi hasil saat panen.

Kendala mereka yaitu minimnya modal tanam, sarana produksi pertanian yang terbatas, hingga jeratan lintah darat dan aksi tengkulak. Berbagai kendala itu membuat penggarap tak menikmati keuntungan panen secara maksimal.

Alhasil mereka termasuk kategori mustahik atau penerima zakat. Bahkan, terdata sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah, karena kebanyakan tinggal di rumah semi permanen, seperti dialami petani penggarap di Desa Jebed Selatan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Saat ikut program Makmur yang diinisiasi Pupuk Kujang dan Baitul Maal PLN, para penggarap ini tak perlu mengeluarkan modal tanam. Bahkan modalnya tak perlu dikembalikan, tapi digunakan untuk modal di musim tanam berikutnya sehingga dapat berkelanjutan.

Dalam program Makmur itu, para penggarap ini diajak bertani dengan berbagai pupuk premium. Tim agronomis juga memberikan konsultasi dan pendampingan hingga panen maksimal. Dengan mencapai keuntungan yang terukur itu, para penggarap bisa berubah dari penerima zakat menjadi pemberi zakat.

4. Menyasar di sejumlah komoditas

Program Makmur telah diimplementasikan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Adapun, komoditas yang menjadi fokus program ini yakni padi, jagung, tebu dan beragam tanaman pangan lainnya. Setelah mengikuti program tersebut, hasil panen diklaim meningkat.

Pilihan Editor: Harga Beras di Era Jokowi Tembus Rp 18 Ribu per Kg, Rekor Termahal Sepanjang Sejarah

Berita terkait

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

1 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

1 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

2 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

3 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

4 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

5 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

5 hari lalu

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Jumat, 3 Mei 2024, dimulai dari harta kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang belakangan jadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

6 hari lalu

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal tingginya harga gula saat ini.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

6 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya