Selain Hak Angket, Inilah Hak-hak Lain yang Dimiliki DPR

Reporter

Eiben Heizar

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 26 Februari 2024 14:17 WIB

Dukungan koalisi perubahan, PDIP dan PPP lebih dari cukup untuk meloloskan penggunaan hak angket di DPR.

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Akhir-akhir ini kencang diperbincangkan hak angket DPR untuk kasus dugaan kecurangan Pemilu 2024,

Sebagai badan legislatif, DPR bertanggung jawab untuk menjalankan tiga fungsi utama, yakni legislasi, anggaran, dan pengawasan.

Ketiga fungsi tersebut merupakan landasan bagi DPR untuk bertindak dalam mewakili kepentingan rakyat, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Fungsi legislasi mengacu pada proses pembuatan undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya. DPR berperan dalam membahas, menelaah, dan mengesahkan rancangan undang-undang serta peraturan lainnya untuk memastikan kesesuaian dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat.

Selanjutnya, fungsi anggaran mencakup pembahasan dan pengesahan anggaran negara yang diajukan oleh pemerintah. DPR memiliki wewenang untuk mengawasi penggunaan dan pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan negara agar sesuai dengan prinsip transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas.

Selain itu, fungsi pengawasan menjadi peran kunci DPR dalam mengawasi jalannya pemerintahan dan menegakkan prinsip checks and balances. Dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014, fungsi dan tugas DPR diatur dalam kerangka representasi rakyat, yang berarti DPR bertindak sebagai perwakilan langsung dari kepentingan masyarakat.

Advertising
Advertising

Untuk mendukung pelaksanaan fungsi pengawasan, DPR memiliki tiga hak yang diberikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ketiga hak tersebut adalah hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat, sebagaimana diatur dalam Pasal 79 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014.

Apa saja hak yang dimiliki DPR?

1. Hak Interpelasi

Hak Interpelasi merupakan sebuah wewenang yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam meminta keterangan kepada Pemerintah terkait kebijakan yang dianggap penting dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dasar hukum untuk hak ini terdapat dalam Pasal 27A UU Nomor 22 Tahun 2003. Untuk menggunakan hak interpelasi, setidaknya 13 Anggota DPR perlu mengajukan proposal kepada DPR untuk menggunakan hak ini. Proposal tersebut kemudian disusun dan dikirimkan kepada Ketua Parlemen.

DPR kemudian melakukan Sidang Paripurna untuk memberitahukan masuknya proposal interpelasi kepada pimpinan DPR dan disebarkan kepada seluruh anggota. Selanjutnya, dilakukan Rapat Pleno untuk memutuskan menyetujui atau menolak proposal tersebut.

2. Hak Angket

Hak Angket adalah hak yang diberikan kepada DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang atau kebijakan pemerintah yang dianggap penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dasar hukum hak ini terdapat dalam UU Nomor 6 Tahun 1954 tentang Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat. Mekanisme pelaksanaan hak angket diatur dalam undang-undang tersebut.

Setidaknya, sepuluh anggota DPR dapat mengajukan permohonan angket kepada Pimpinan DPR. Permohonan tersebut harus disampaikan secara tertulis dengan mencantumkan daftar nama dan tanda tangan para pengaju serta nama fraksinya, serta merinci masalah yang akan diselidiki dan dilengkapi dengan penjelasan serta perincian biaya yang diperlukan. Pasal 177 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 mengatur bahwa untuk mengajukan hak angket, diperlukan minimal 25 anggota parlemen dan lebih dari satu fraksi. DPR kemudian melakukan sidang paripurna untuk menentukan apakah hak angket diterima atau ditolak.

3. Hak Menyatakan Pendapat

Hak Menyatakan Pendapat merupakan hak DPR untuk mengemukakan pendapat atas kebijakan pemerintah, kejadian luar biasa di dalam maupun di luar negeri, tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket, atau dugaan pelanggaran hukum oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden. Mekanisme penggunaan hak ini tercantum dalam Pasal 77 ayat 1 huruf c UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MD3.

Dalam Pasal 184 ayat 1 disebutkan bahwa hak menyatakan pendapat minimal dilakukan oleh 25 orang anggota DPR dengan melampirkan dokumen yang memuat materi dan alasan usul, serta materi hasil hak angket yang disertai bukti-bukti yang sah atas dugaan pelanggaran hukum. Usulan penggunaan hak menyatakan pendapat akan diputuskan oleh 3/4 dari 3/4 jumlah anggota DPR, dan jika disetujui, akan dibentuk Panitia Khusus yang bertugas selama paling lama 60 hari.

DPR.GO.ID
Pilihan editor: 6 Presiden Indonesia yang Pernah Diselidiki DPR Melalui Hak Angket

Berita terkait

Pegawai Kementerian Komdigi Lindungi Situs-situs Judi Online dari Pemblokiran, DPR: Kelemahan Internal

8 jam lalu

Pegawai Kementerian Komdigi Lindungi Situs-situs Judi Online dari Pemblokiran, DPR: Kelemahan Internal

DPR menilai ada kelemahan dalam pengawasan internal di Kementerian Komdigi, dulu Kominfo, sehingga pegawainya justru melindungi situs judi online.

Baca Selengkapnya

10 Daftar Kementerian yang Mempunyai APBN 2025 Teratas

1 hari lalu

10 Daftar Kementerian yang Mempunyai APBN 2025 Teratas

Belanja kementerian/lembaga atau K/L dalam APBN 2025 direncanakan mencapai Rp1.160,1 triliun.

Baca Selengkapnya

Pimpinan DPR Bahas Kerja Sama Bidang Ekonomi dengan Legislator Korea Selatan

1 hari lalu

Pimpinan DPR Bahas Kerja Sama Bidang Ekonomi dengan Legislator Korea Selatan

Pertemuan antara legislator Indonesia dan Korea Selatan membahas keberlanjutan hubungan kerja sama yang telah terjalin selama 51 tahun.

Baca Selengkapnya

Puan Minta Pemerintah Fokus Selamatkan Pekerja Sritex: Jangan Sampai Ada PHK

1 hari lalu

Puan Minta Pemerintah Fokus Selamatkan Pekerja Sritex: Jangan Sampai Ada PHK

Ketua DPR, Puan Maharani, meminta agar pemerintah fokus membantu karyawan Sritex supaya tak ada PHK.

Baca Selengkapnya

Komisi XII Belum Punya Pimpinan, Wakil Ketua DPR Bilang Masih Tunggu Nama dari Partai

1 hari lalu

Komisi XII Belum Punya Pimpinan, Wakil Ketua DPR Bilang Masih Tunggu Nama dari Partai

Selain nama-nama pimpinan yang belum masuk, kata Adies, hambatan lainnya adalah karena Komisi XII DPR ini komisi yang baru.

Baca Selengkapnya

MK Minta DPR Bikin UU Ketenagakerjaan Baru, Adies Kadir: Kami Harus Bicarakan Dulu

1 hari lalu

MK Minta DPR Bikin UU Ketenagakerjaan Baru, Adies Kadir: Kami Harus Bicarakan Dulu

Wakil Ketua DPR Adies Kadir merespons permintaan MK untuk memisahkan UU Ketenagakerjaan dari UU Cipta Kerja dan membuat UU baru.

Baca Selengkapnya

Pimpinan DPR Bilang Tampung Usulan soal 8 UU Politik Direvisi dengan Metode Omnibus Law

1 hari lalu

Pimpinan DPR Bilang Tampung Usulan soal 8 UU Politik Direvisi dengan Metode Omnibus Law

Anggota Komisi II DPR mengusulkan delapan UU politik agar dipertimbangkan untuk direvisi dengan metode omnibus law.

Baca Selengkapnya

Rapat Perdana Natalius Pigai dengan DPR: Dari Juru Parkir hingga Tambah Pegawai

1 hari lalu

Rapat Perdana Natalius Pigai dengan DPR: Dari Juru Parkir hingga Tambah Pegawai

Menteri HAM Natalius Pigai menghadiri Rapat Dengar Pendapat perdana dengan Komisi XII DPR. Berikut seputar DRP Pigai dengan DPR.

Baca Selengkapnya

Tanggapi Usulan Anggota DPR Soal Jadi Lembaga Adhoc, Ketua KPU: Kami Ikut Aturan, Lima Tahun

1 hari lalu

Tanggapi Usulan Anggota DPR Soal Jadi Lembaga Adhoc, Ketua KPU: Kami Ikut Aturan, Lima Tahun

Ketua KPU Mochammad Afifuddin merespons usulan salah satu anggota DPR agar KPU diubah menjadi lembaga adhoc dua tahun saja.

Baca Selengkapnya

Legislator PDIP ke Mendagri Tito Karnavian: Pemilu 2024 Paling Brutal, Cawe-cawe Dianggap Normal

1 hari lalu

Legislator PDIP ke Mendagri Tito Karnavian: Pemilu 2024 Paling Brutal, Cawe-cawe Dianggap Normal

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Deddy Sitorus, di depan Tito Karnavian menyebut Pemilu 2024 sebagai Pemilu paling brutal sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya