Gaya Ahok Serang Lawan Politik, Ganjar Pranowo: Dia Punya Karakter dan Jujur

Reporter

Adil Al Hasan

Editor

Devy Ernis

Kamis, 8 Februari 2024 21:07 WIB

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kedua kanan) menghadiri acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Dalam acara ini juga dihadiri oleh mantan rekan Ahok saat menjadi Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat. ANTARA/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belakangan dinilai merugikan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md karena pernyataannya kerap menyerang lawan. Teranyar, Ahok menyebut calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak bisa kerja.

Menanggapi itu, calon presiden Ganjar Pranowo tidak mempersoalkan sikap Ahok. Menurut Ganjar, bekas Gubernur DKI Jakarta itu memiliki karakter tersendiri.

“Pak Ahok intinya ingin membantu saya. Tentu beliau punya karakter sendiri, saya kira ada sesuatu yang memang perlu disampaikan kepada publik dengan segala realitasnya,” kata Ganjar saat ditemui usai Hajatan Rakyat di Banyuwangi, pada Kamis sore, 8 Januari 2024.

Ahok resmi mendeklarasikan dukungan kepada koleganya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, yaitu Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Ahok menyampaikan itu setelah mundur sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.

Setelah mendukung Ganjar-Mahfud, Ahok kerap menyampaikan kritik terhadap lawan. Terbaru, dalam video yang ramai di jagat maya, Ahok mempertanyakan kinerja Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan juga ayahnya, Presiden Jokowi, ramai dibahas di media sosial. "Sekarang, saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi wali kota?" kata Ahok

Advertising
Advertising

Setelah itu, Ahok lalu mempertanyakan kinerja Jokowi itu. "Terus, ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Kita bisa berdebat itu. Saya lebih tahu. Makanya, saya enggak enak ngomong depan umum," kata Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Ahok juga menyindir praktik pemberian bantuan sosial atau bansos yang sedang dilakukan pemerintahan Jokowi. Ahok menyebut bantuan sosial itu hanya di zaman kerajaan.

“Bantuan sosial itu hanya ada di zaman kerajaan, ketika rakyat meminta belas kasihan raja. Raja menentukan siapa yang ingin dibelaskasihani,” kata Ahok dalam pidato di deklarasi Ahokers untuk Ganjar-Mahfud di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Ahad, 4 Februari 2024.

Ganjar berharap pernyataan Ahok seperti itu tidak membuat orang lain tersinggung. Selain itu, Ganjar mengatakan kalau pernyataan Ahok dinilai negatif mesti dipositifkan oleh pendukung lainnya.

“Artinya kalau sesuatu yang dikatakan Pak Ahok tidak benar maka yang lain perlu menyampaikan,” kata Ganjar.

Oleh karena itu, Ganjar menambahkan, “Mudah-mudahan semua saling menghormati dan Pak Asok karakternya memang seperti itu, tapi Insyaallah, Pak Ahok itu jujur,” kata Ganjar.

Pakar Sebut Gaya Kampanye Ahok Bisa Rugikan Ganjar-Mahfud

Pakar Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai gaya kampanye Basuki Tjahja Purnama alias Ahok bisa merugikan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Belakangan, Ahok sempat menyerang calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang dinilai tidak bisa kerja.

“Gaya Ahok yang menyerang dan marah-marah itu tidak cocok dengan karakter pemilih Indonesia. Ini membahayakan Ganjar-Mahfud,” kata Ujang saat dihubungi pada Kamis siang, 8 Februari 2024.

Ujang melihat pemilih di Indonesia cenderung tidak suka antarcalon atau politikus tidak saling menyerang. Dia menilai masyarakat Indonesia masih mencintai kebaikan dan sopan santun. “Maka kalau digaspol menyerang ke Jokowi, Gibran, justru merugikan,” kata Ujang.

Kemudian, Ujang memberikan contoh ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berada di kubu Prabowo-Gibran. Kala Jokowi diserang, kata Ujang, itu justru elektabilitas Ganjar-Mahfud malah disalip Anies-Muhaimin. “Ketika Ahok masuk, digas pol, merugikan elektabilitas Ganjar-Mahfud,” ucapnya.

Ujang menyarankan ketika di ujung masa kampanye seperti ini harusnya Ahok dan para politikus tidak saling menyerang antarkandidat. Menurut Ujang sebaiknya kubu Ganjar-Mahfud memunculkan prestasi dan capaian keduanya di pemerintahan.

“Munculkan saja ciri khas dari 03, yang membedakan dari capres-cawapres lain. Prestasi itu muncul agar masyarat menilai memang kayak untuk dipilih dalam waktu singkat dan dekat ini,” kata Ujang.

Pilihan Editor: Kericuhan Massa Terjadi Saat Megawati Pidato di Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

4 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

5 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

6 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

8 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

12 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

13 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

14 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

14 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya