Pernyataan Menohok Ahok: Bansos Zaman Kerajaan hingga Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja

Rabu, 7 Februari 2024 16:29 WIB

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Ahok menyatakan dukungan untuk Ganjar pasca menyatakan mundur dari jabatan komisaris Pertamina. ANTARA/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok baru-baru ini mengeluarkan pernyataan menohok.

Ahok yang kini mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud Md awalnya mengkritik bantuan sosial atau bansos di pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurutnya, bansos hanya ada di zaman kerajaan.

Pernyataan teranyar, dia menyebut Presiden Jokowi dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tak bisa kerja. Berikut rekaman peristiwa pernyataan Ahok dan tanggapan dari kubu Prabowo-Gibran yang dihimpun dari Tempo.

Sebut Jokowi-Gibran tak bisa kerja

Pernyataan Ahok yang mempertanyakan kinerja Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan juga ayahnya, Presiden Jokowi ramai dibahas di media sosial.

"Sekarang, saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi wali kota?" kata Ahok dalam potongan video pendek yang ramai berkembang luas di media sosial.

Advertising
Advertising

Ahok lalu mempertanyakan kinerja Jokowi itu. "Terus, Ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Kita bisa berdebat itu. Saya lebih tahu. Makanya, saya enggak enak ngomong depan umum," kata Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) itu.

Pernyataan Ahok itu mendapat respons dari Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid.

"Ahok itu tidak usah ditanggapi, karena omongan Ahok selalu bikin gaduh saja dari dulu," ujar Nusron dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024.

Nusron menilai pernyataan Ahok itu hanya berupaya membuat gaduh suasana di masyarakat. Hal ini, kata dia, juga terus dilakukan Ahok secara berulang.

Ia pun menilai Ahok tidak belajar dari kesalahan masa lalunya yang pernah tersandung masalah hukum karena perkataan yang dia ucapkan.

"Namun, ternyata sekarang jadi beban masyarakat atas masa lalunya. Sayangnya, Ahok tidak belajar, mungkin memang hobinya bikin keresahan masyarakat," kata Nusron.

Lebih jauh, Nusron memastikan bahwa kubu Prabowo-Gibran memutuskan tidak akan terpancing dengan ucapan Ahok. TKN Prabowo-Gibran, bahkan tetap mengedepankan sikap politik yang merangkul dan tanpa menjatuhkan pihak mana pun.

"Kami tidak ingin kegaduhan. Jadi, biarkan saja Ahok mau bicara apa," kata Nusron.

Selanjutnya: Bansos hanya ada di zaman kerajaan

<!--more-->

Bansos hanya ada di zaman kerajaan

Sebelumnya, Ahok juga menyindir praktik pemberian bansos yang sedang dilakukan pemerintah Presiden Jokowi. Ahok menyebut bansos itu hanya di zaman kerajaan.

“Bantuan sosial itu hanya ada di zaman kerajaan, ketika rakyat meminta belas kasihan raja. Raja menentukan siapa yang ingin dibelaskasihani,” kata Ahok dalam pidato di deklarasi Ahokers untuk Ganjar-Mahfud di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Ahad, 4 Februari 2024.

Selain itu, Ahok juga menyebut negara Indonesia didirikan untuk menciptakan keadilan sosial, bukan memberi bantuan sosial. Ahok menyebut konsep itu berasal dari proklamator Indonesia, yaitu Sukarno.

Pernyataan Ahok itu pun mendapat respons dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Menurut Bahlil, pernyataan Ahok tidak merepresentasikan pikiran rakyat kecil.

"Ah Ahok kok ditanggapi, gitu loh? Ngapain tanggapi Ahok? Nggak perlu menurut saya ditanggapi. Itu kan pikiran Ahok yang tidak merepresentasikan pikiran rakyat kecil," kata Bahlil, yang juga Ketua Tim Kerja Strategis Prabowo-Gibran, saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 5 Februari 2024.

Pembagian bansos di tahun politik ditengarai berdampak pada suara pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran. Kubu politik lawan dari Prabowo-Gibran hingga masyarakat sipil mengkritik berulang kali soal pembagian bansos di berbagai daerah saat kunjungan Jokowi.

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan dalam keterangan terpisah sempat menyebut bansos yang diberikan kepada warga adalah berkat Jokowi. Airlangga menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, sementara Zulkifli Hasan dipercaya sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Jokowi.

Bahlil dalam keterangan terpisah membantah soal politisasi bansos. Menurutnya itu kebetulan saja dibagi menjelang pemilu. “Masa mau pemilu, orang nggak dikasih makan?” katanya.

DANIEL A. FAJRI | ANTARA

Pilihan Editor: Ramai Ahok Sebut Jokowi Tak Bisa Kerja, TKN Prabowo-Gibran: Tidak Usah Ditanggapi, Selalu Bikin Gaduh

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

6 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

7 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

8 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

8 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

10 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

10 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

11 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

12 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Resmi Daftar ke PDIP untuk Maju Pilkada Solo 2024

12 jam lalu

Teguh Prakosa Resmi Daftar ke PDIP untuk Maju Pilkada Solo 2024

Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa secara resmi menyerahkan formulir pendaftaran untuk mengikuti penjaringan bakal calon wali kota Solo di kantor PDIP

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

13 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya