Jusuf Kalla Bilang jika Jokowi Kampanye Terselubung Maka Permalukan Diri Sendiri

Reporter

Bagus Pribadi

Rabu, 7 Februari 2024 14:20 WIB

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai bertemu dengan Gerakan Nurani Bangsa di rumahnya Jalan Brawijaya Raya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TEMPO/Bagus Pribadi

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai jika Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kampanye terselubung maka secara etika mempermalukan diri sendiri.

“Balik lagi ke etika, etika seorang pemimpin selalu saya katakan harus sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, sumpah itu,” katanya di rumahnya Jalan Brawijaya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 7 Februari 2024.

Jika dipandang dari etika, kata dia, hukumannya bukan penjara melainkan perasaan malu. “Kalau seorang melanggar etika artinya dia memalukan dirinya sendiri dan dia melanggar niat baik,” ujarnya.

Jusuf Kalla mengatakan agar tak melanggar etika, jika Jokowi ingin berkampanye maka harus mendaftarkan diri sebagai tim sukses. Mendaftarkan diri, kata dia, juga agar tak melanggar undang-undang.

“Kalau tak terdaftar namanya kampanye terselubung. Kalau saya mah menyatakan dukung, tapi saya tak kampanye, saya hanya duduk tak pernah bicara,” kata dia.

Advertising
Advertising

Sementara Jokowi memastikan tidak akan turun gelanggang mempromosikan kandidat dalam pemilihan umum atau Pemilu 2024. Menurut Jusuf Kalla, presiden yang tak berkampanye maka tepat menjalankan perannya.

“Tak kampanye itu, ya baguslah. Tapi memang tak harus kampanye, kalau mau kampanye daftar dulu ke KPU sebagai tim suksesnya dari pada nomor 2, daftar dulu. Kalau dia kampanye maka langgar undang-undang,” ujarnya.

Sebelumnya, Jaringan Aktivis Nasional Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Ganjar-Mahfud akan melaporkan Jokowi ke Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu atas dugaan pelanggaran dalam kampanye dalam pemilihan umum atau Pemilu 2024.

Ketua Jarnas Gamki Gama, Rapen Sinaga, mengatakan dugaan pelanggaran itu dilakukan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana di Salatiga, Jawa Tengah pada Senin, 22 Januari 2024. Ketika itu, dari kaca jendela mobil dinas yang dikendarai Iriana dan Jokowi, muncul tangan dengan pose dua jari. Sosok yang mengacungkan jari tersebut diduga adalah Iriana.

Pilihan Editor: Guru Besar dan Sivitas Akademika Bergerak, Pakar Hukum Tata Negara: Mereka Perjuangkan Pendapat Akademik yang Independen

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

4 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

5 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

5 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

7 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

7 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

8 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

9 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

13 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

15 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya