Komplit, Fakta Menarik Sepanjang Debat Capres Cawapres Pemilu 2024 Pertama Hingga Terakhir
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Selasa, 6 Februari 2024 09:27 WIB
4. Hal menarik dalam debat cawapres kedua
Food estate dan hilirisasi menjadi pembicaraan serius dalam debat kali kedua antar cawapres dalam sesi debat keempat Pilpres 2024 pada Ahad, 21 Januari. Cak Imin dalam pemaparan visi misinya menuding negara dan pemerintah abai terhadap nasib petani, dan nelayan tersebab proyek food estate. Ketua Umum PKB itu menyatakan bahwa proyek food estate harus dihentikan.
“Food estate terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat kita, menghasilkan konflik agraria, dan bahkan merusak lingkungan kita,” kata Muhaimin.
Di sisi lain, dalam pemaparan visi misinya, Gibran menekankan rencana melanjutkan dan memperluas cakupan program hilirisasi pemerintah. Tak hanya di sektor pertambangan, tapi juga pertanian, maritim, dan digital. Gibran juga membahas rencana mendorong ketersediaan pupuk dan bibit, dan melanjutkan agenda reformasi agraria. Gibran mengakui food estate memang ada yang gagal.
“Tapi ada juga yang berhasil, ada yang panen, misalnya di Kabupaten Gunung Mas, Kaltim (Kalimantan Timur), sudah panen jagung dan singkong. Cek saja datanya,” kata Gibran.
Senada dengan Cak Imin, Mahfud MD juga mengkritik program food estate. Saat pemaparan visi misi, pendamping Ganjar itu menjabarkan bakal menyusun kebijakan berdasarkan empat tolok ukur yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Yakni: pemanfaatan, pemerataan, partisipasi masyarakat, penghormatan terhadap hak-hak yang diwariskan turun-menurun.
“Jangan seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan. Yang benar saja. Rugi dong kita,” ujar Mahfud
Masalah nikel muncul mewarnai debat antara Cak Imin dengan Gibran. Putra sulung Jokowi itu bertanya pada Cak Imin tentang lithium ferrophosphate (LFP), yang disebut kerap digaungkan oleh Thomas Lembong, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal yang kini jadi anggota tim kampanye Paslon nomor urut 1.
“Saya enggak tahu ini pasangan nomor satu ini anti-nikel atau bagaimana?” tanya Gibran.
Sebagai respons, Cak Imin justru mencecar Gibran soal etika. Pertama, soal etika lingkungan dalam industri tambang dan pengolahannya yang dianggap tidak mempertimbangkan lingkungan dan keberlanjutan masa depan. Kedua soal etika dalam debat yang seharusnya fokus membahas kebijakan. Tapi, kata Muhaimin, justru jadi ajang “tebak-tebakan definisi”.
Gibran lantas kembali mendesak cawapres usungan Koalisi Perubahan itu untuk membahas LFP. Menurutnya, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia semestinya memanfaatkan sumber dayanya untuk memproduksi baterai litium-ion dibanding mempromosikan LFP. Tapi Gibran mengaku heran, lantaran Cak Imin tak paham tentang LFP.
Usai berdebat dengan Cak Imin, sikap Gibran saat menanggapi jawaban Mahfud Md ihwal pertanyaan tentang greenflation atau inflasi hijau juga menuai perhatian. “Untuk mengatasi inflasi hijau, apa sih inflasi hijau? Kan ekonomi hijau, ekonomi hijau itu adalah ekonomi sirkuler,” jawab Mahfud. Tak puas dengan jawaban mantan Ketua MK itu, Wali Kota Solo ini membuat gestur yang acap disebut postur namaste. Yakni gerakan mencari sesuatu dengan meletakkan tangan di dahi.
“Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari di mana ini jawabannya? Kok enggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau, kok malah menjelaskan ekonomi hijau,” kata Gibran kepada Mahfud.
Selanjutnya: Muncul Stunting, Makan Siang Gratis, Internet Gratis,Bansos dan Kementerian Kebudayaan
<!--more-->