Anies, Prabowo, dan Ganjar Bakal Penuhi Undangan Dialog Antikorupsi di KPK Malam Ini

Rabu, 17 Januari 2024 12:30 WIB

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2024 akan memenuhi undangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK pada malam hari ini, Rabu, 17 Januari 2024. Kegiatan itu merupakan pembekalan antikorupsi yang disebut Program Penguatan Anti Korupsi untuk Penyelenggara Berintegritas atau Paku Integritas oleh KPK.

Ketiga pasangan calon, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md, telah memastikan kehadiran mereka dalam kegiatan itu kepada KPK. Lembaga antirasuah pun siap menggelar acara dialog itu pada pukul 19.00-21.30 WIB malam nanti.

Dalam acara Paku Integritas KPK, para pasangan calon akan mendapat kesempatan untuk memaparkan pandangan dan strategi mereka dalam pemberantasan korupsi. “Kami akan memberikan kesempatan kepada masing-masing paslon untuk menyampaikan visi-misi, gagasan atau konsep pemberantasan korupsi,” kata pelaksana tugas Juru Bicara Pencegahan KPK Ipi Maryati Kuding di Gedung C1 KPK, Jakarta Selatan pada Senin, 15 Januari 2024.

Ipi mengatakan forum tersebut tidak akan menggunakan format debat antar para pasangan calon. Alasannya, ujar dia, karena acara tersebut bertujuan sebagai upaya penguatan integritas yang diberikan khusus kepada para calon pemimpin negara.

Selain pemaparan visi dan misi oleh para kandidat, KPK juga akan menyampaikan informasi dan data terbaru soal korupsi kepada mereka. “Kami akan menyampaikan update tentang informasi dan data perihal dengan pemberantasan korupsi di Indonesia supaya nanti terbangun satu pemahaman yang sama tentang pemberantasan korupsi ke depan,” ucap Ipi.

Advertising
Advertising

KPK juga disebut akan memberikan pakta integritas kepada para calon presiden dan wakil presiden di akhir acara Paku Integritas. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan para pasangan calon kemungkinan akan menandatangani pakta integritas itu di akhir acara.

Bagus juga kan untuk mengingatkan, ‘kalian dulu pernah lho tandatangani pakta integritas’” kata Alex di Gedung C1 KPK, Kamis, 11 Januari 2024.

Ia juga mengatakan KPK akan menyampaikan perihal kepatuhan para pejabat dalam menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). “Salah satu kelemahan kami misalnya RUU Perampasan Aset, mangkrak. ‘Bapak nanti kalau terpilih dorong, dong menjadi program utama.' Ya kayak gitulah,” ujar Alex.

Pilihan Editor: Klaim Pelopor Antikorupsi, Ganjar Pranowo Siap Ditantang Adu Gagasan di KPK

SULTAN ABDURRAHMAN | BAGUS PRIBADI

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

3 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

5 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

7 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

7 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

7 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

8 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

8 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

10 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

11 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

11 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya