JK Sebut Pemimpin Harus Sabar, Nusron Klaim Prabowo Tidak Emosi, justru Diam saat Dipojokkan
Reporter
Antara
Editor
Eko Ari Wibowo
Kamis, 11 Januari 2024 19:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengklaim calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto tidak emosi, terlebih saat debat capres pada Ahad 7 Januari 2024. Hal itu disampaikan Nusron merespons pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Muhammad Jusuf Kalla yang menyatakan bahwa seorang pemimpin harus mengedepankan sikap sabar daripada memperlihatkan sisi emosional.
"Mengenai Pak JK, sebetulnya tidak ada yang emosi di Pak Prabowo itu. Tidak ada emosi, Pak Prabowo justru diam dengan kesabarannya, dipojokkan, dicaci maki, kemudian disudutkan," kata Nusron saat konferensi pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Kamis 11 Januari 2024.
Menurut ia, Prabowo bahkan dengan sabar tidak terpancing ketika diminta untuk membuka data sistem pertahanan nasional oleh kedua rivalnya. Ia menyebut apabila data tersebut dibuka maka pihak asing akan tahu.
"Menjadi, wow kalau gitu Indonesia enggak kuat-kuat amat, dong," katanya.
Nusron juga mengatakan tidak ada sidang di Komisi I DPR RI dengan agenda bersama Kementerian Pertahanan yang dilakukan secara terbuka untuk umum. Menurutnya, hal itu adalah bagian dari upaya membentuk efek gentar atau deterrent effect.
"Tidak pernah ada sidang di DPR, Komisi I, dengan Kemenhan itu terbuka secara umum, pasti tertutup, dan yang meminta tertutup itu anggota DPR sendiri. Cek jejak digitalnya itu dan termasuk partai pendukung Pak Ganjar dan Pak Anies yang minta itu tertutup," ujarnya.
Sebelumnya, JK menyatakan seorang pemimpin harus mengedepankan sikap sabar daripada memperlihatkan sisi emosional saat menghadapi suatu persoalan. Hal itu disampaikan oleh JK di dalam forum bertajuk "Dialog Kebangsaan dan Kewirausahaan" di Surabaya, Jawa Timur, Rabu 10 Januari 2024.
"Bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah? Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain?" ucap JK.
Menurut JK, jika pemimpin maupun pejabat negara tidak bisa mengontrol emosinya, maka dampak besar bisa diterima oleh rakyat. Oleh karena itu, ia menyebut seorang pemimpin maupun pejabat negara harus bisa punya sikap tenang dan mengedepankan "pemikiran dingin" saat menanggapi maupun menyelesaikan persoalan.
"Pemimpin harus tenang, memiliki gagasan, jangan emosional, karena persoalan bangsa ini banyak, kalau tidak tenang pemimpin kami, tentu tidak baik. Pemimpin jangan emosional," katanya.
Pilihan Editor: Bantah Klaim Prabowo, JK Sebut Data Anggaran Alutsista Bukan Rahasia Negara