JK soal Netralitas Presiden di Pemilu: Kalau Tidak Adil, Melanggar Sumpah Lebih Tinggi dari UUD

Reporter

Tika Ayu

Rabu, 10 Januari 2024 18:54 WIB

Mantan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla menggelar konferensi pers ihwal penampilan debat capres ketiga di kediamannya, Jalan. Brawijaya Raya No 6 Jakarta Selatan, Rabu, 9 Januari 2024. TEMPO/Tika Ayu

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden RI ke 10 ke 12, Jusuf Kalla menanggapi ihwal pentingnya netralitas pemimpin dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Ia mengingatkan sumpah janji, di mana pemimpin yang tidak netral melanggar Janji UUD dan Kitab Suci.

"Jadi seorang pejabat ya, bukan hanya presiden, tidak adil itu melanggar sumpahnya jadi keduanya kena, Allah kena, UUD nya kena ya" kata dia saat ditemui di kediamannya Jalan. Brawijaya Raya No 6 Jakarta Selatan, Rabu 10 Januari 2024.

Jusuf Kalla mengatakan Presiden Joko Widodo alais Jokowi dalam pidatonya sering nenyampaikan imbauan agar netralitas dijaga. Padahal, kata JK, Presiden menyebutkan jika ada aparat negara yang tidak netral berarti melanggar perintah presiden.

"Tidak melaksanakan perintah presidennya," kata dia.

Sedangkan presiden yang tidak netral berarti dia melanggar sumpah janjinya di hadapan dasar negara dan kitab suci.

Advertising
Advertising

"Integritas itu tercantum dalam adilnya dan sumpah seorang presiden, itu dimulai dengan 'Demi Allah saya akan melaksanakan tugas-tugas itu sebaiknya dan seadil-adilnya. Kalau tidak adil melanggar sumpah itu. Karena sumpah itu lebih tinggi daripada UUD loh," kata dia.

Jusuf Kalla pun mengingatkan dirinya selalu menjadi mawas saat masih bereda di pemerintahan dan menduduki jabatan wakil presiden. Pasalnya, ia mengucap janji di hadapan kitab suci.

"Baca alquran lagi, saya takut itu saat di pemerintahan," katanya.

Ketua Dewan Masjid Indonesia ini juga ingatkan bahwa netralitas presiden ini juga berkenaan dengan integritas pemimpin.

"Hubungannya dengan kebijakan akan seseorang itu juga penting untuk melihat integritas orang itu, calon itu karena masyarakat perlu tahu juga calonnya, integritasnya bagaimana," kata dia.

Sebelumnya, sepekan terakhir Jokowi intens bertemu dengan sejumlah elit parpol dari Koalisi Indonesia Maju yang menyokong pasangan Prabowo-Gibran. Mulai dari calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto yang juga sebagai Menteri Pertahanan, kemudian Ketua Umum Golkar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan.

Kunjungi Jokowi ini disoroti di tengah isu keberpihakan Jokowi terhadap paslon tertentu di Pilpres 2024.

Pilihan Editor: Anies Dilaporkan ke Bawaslu, Jusuf Kalla: Bagus, Pak Jokowi jadi Saksi

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

1 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

2 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

3 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

3 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

5 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

5 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

5 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

5 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

6 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

7 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya