Soal Instruksi Megawati, Politikus PDIP Bilang Supaya Suasana Pileg seperti Pilpres
Reporter
Adil Al Hasan
Editor
Amirullah
Selasa, 2 Januari 2024 06:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Aria Bima membantah kabar bahwa terbitnya surat edaran DPP PDIP tentang Instruksi Bergerak Secara Masif Memenangkan Pemilu 2024 karena ada ketidaksolidan internal partai, terutama caleg di daerah. Menurut Aria, surat edaran seperti itu rutin dikeluarkan sejak Pemilu 2009, 2014, dan 2019, agar caleg di daerah juga memikirkan pemilihan presiden atau Pilpres.
Selain itu, Aria mengakui bahwa Pilpres memang hanya dirasakan oleh pengurus pusat, sedangkan pengurus di daerah lebih dominan merasakan pemilihan caleg. “Bukan belum solid, bahwa rasa Pilpres itu di pusat. Sedangkan di daerah itu rasa pileg. Ibu Mega menekankan ini Pileg dan Pilpres harus searah perolehannya,” kata Aria saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin, 1 Januari 2024.
Sebelumnya, beredar surat resmi DPP PDIP yang ditujukan kepada Dewan Pimpinan Daerah seluruh Indonesia, anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kota/kabupaten, dan seluruh caleg PDIP agar bergerak secara masih memperoleh suara Pileg dan Pilpres selaras. Surat yang terbit pada 16 Desember 2023 itu ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Warkat bernomor 5775/IN/DPP/XII/2023 itu berisi instruksi yang wajib dilaksanakan oleh semua kader PDIP untuk memenangkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud Md dalam Pilpres 2024. Dalam perolehan suara, dalam surat itu disebutkan bagi caleg diharapkan memperoleh suara minimal setara atau lebih besar untuk kemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
“Atas dasar tersebut, bagi caleg yang perolehan suaranya tidak linear dengan perolehan suara Capres dan Cawapres nomor urut 3, maka DPP Partai akan mempertimbangkan caleg tersebut tidak akan dilantik sebagai anggota dewan terpilih Pemilu 2024,” tulis dalam surat itu.
Menurut Aria, surat itu bukan berarti internal partainya tidak solid, tetapi ingin menegaskan bahwa Pemilu ini harus ada kerja sama. “Surat itu untuk menegaskan kerja-kerja suasana Pileg di daerah itu harus berbarengan dengan suasana nasional, Pilpres,” kata dia.
Isu ketidaksolidan partai bergambar Banteng itu juga diungkap laporan Majalah Tempo edisi 19-24 Desember 2023. Salah satu penyebab mesin PDIP tak kunjung panas untuk pilpres adalah masih ada pendukung Puan Maharani yang setengah hati mengkampanyekan Ganjar Pranowo. Diketahui, Puan menjadi rival Ganjar dalam pemilihan calon presiden di lingkup internal PDIP.
Menanggapi itu, Aria mengatakan, “Tidak ada,” Aku ini Mbak Puan.”
ADIL AL HASAN | IHSAN RELIUBUN
Pilihan Editor: Jokowi Sebut PPLN Taipei Kirim Surat Suara Lebih Cepat karena Khawatir Kantor Pos Tutup