Ganjar Pranowo Minta Bansos Tak Jadi Komoditas Politik: Itu Hak Rakyat
Reporter
Adil Al Hasan
Editor
Eko Ari Wibowo
Sabtu, 30 Desember 2023 12:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Ganjar Pranowo mengatakan bantuan sosial alias bansos diharapkan tidak dijadikan sebagai komoditas politik karena sudah menjadi program pemerintah. Menurut dia dalam suasana politik saat ini, mudah bagi pihak tertentu untuk mengklaim bahwa bansos merupakan jasa dari pihak-pihak tertentu alias bukan dari pemerintah.
"Kalau sekarang ada usulan bansos tambahan karena kondisi di masyarakat, ya memang membutuhkan respon pemerintah. Tapi biasanya dalam suasana politik, tahun politik seperti ini, saling klaim itu menjadi paling kuat," kata Ganjar di Pasar Kebon Agung pada Sabtu, 30 Desember 2023, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Tak hanya itu, Ganjar beralasan bansos itu diusulkan pemerintah dan harus mendapat persetujuan dari DPR. Hal itu biasanya dilakukan untuk merespon kondisi tertentu dan kebutuhan di masyarakat.
Bekas Gubernur Jawa Tengah itu juga mengatakan penyaluran bansos dapat digunakan untuk menyerang lawan politik, bahkan dengan tudingan seolah-olah tidak berpihak kepada rakyat karena meminta penyaluran bansos ditunda.
"Makanya bansos jangan dijadikan komoditas politik. Sempat ada yang menyampaikan, jangan pilih Ganjar, nanti dia akan menghentikan bansos. Yang menyampaikan statement seperti itu rasa-rasanya tidak mengerti aturan," kata Ganjar.
Ganjar menyebut bansos beras tambahan yang akan disalurkan pada Januari-Maret 2023, telah disetujui DPR dan anggarannya telah ditetapkan, sehingga tidak bisa dihentikan.
Secara kelembagaan, pemerintah melalui Kementerian Sosial akan menyalurkan bansos kepada masyarakat. Meski demikian, kemungkinan untuk menunda penyaluran bansos bisa saja dilakukan karena alasan atau pertimbangan tertentu.
Misalnya, kata Ganjar, penyaluran bansos kepada keluarga penerima manfaat (KPH) harus tepat sasaran, dengan demikian datanya tidak berubah-ubah. Ketika ditanya apakah Ganjar setuju penyaluran bansos tambahan ditunda, ia mengatakan, "Jangan dipolitisasi, jangan diklaim, karena itu hak rakyat."
Selanjutnya: Ganjar Janjikan Bantuan Modal untuk Pedagang Kecil..
<!--more-->
Ganjar Pranowo sempat mengunjungi Pasar Kebon Agung, Ngemplak, Boyolali. Di sana Ganjar mengecek harga kebutuhan bahan pokok.
"Yang biasanya Rp 10 ribu sekarang Rp 14 ribu dan ternyata ini sudah cukup lama. Yang kedua, kita belum bisa untuk mengendalikan cabai, bawang, tapi eksekusinya memang terkait pada saat panen dan tidak panen," ujar Ganjar di Pasar Kebon Agung pada Sabtu, 30 Desember 2023, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Kondisi itu menurut Ganjar sering terjadi khususnya mahalnya harga beli di tingkat petani. Ganjar menyebut pertemuannya dengan pedagang di Pasar Kota Wonogiri pada Jumat kemarin, 29 Desember 2023 juga mengalami hal serupa.
Menurut Ganjar, harga pangan dan kebutuhan yang stagnan dan terhitung tinggi lantaran kelangkaan pupuk akibat adanya kebijakan pengurangan subsidi dari pemerintah.
"Produksi mesti betul-betul kita perhatikan, karena kalau suplainya kurang maka kondisinya menjadi seperti ini. Kalau produksinya mau kita jaga, maka kita sudah harus menyiapkan teknologi yang lebih baik, daerah mana, sentra apa, kebutuhannya apa," kata Ganjar.
Bekas Gubernur Jawa Tengah itu menyebut untuk mengatasi persoalan yang dialami para pedagang, dirinya berjanji bakal menyiapkan bantuan modal usaha khusus untuk pelaku usaha dan pedagang kecil melalui perbankan. Program itu Ganjar mengatakan pernah ia jalankan ketika menjadi gubernur di Jawa Tengah.
Saat itu, kata Ganjar, pihaknya menggandeng Bank Jateng untuk membuat program Kredit Lapak dengan memberikan plafon kredit kepada ibu-ibu sebesar maksimal Rp 2 juta dengan suku bunga rendah 2 persen per tahun. Lalu Ganjar juga menaikkan plafon kredit ibu-ibu menjadi maksimal Rp 25 juta dengan suku bunga yang sama.
Tak hanya itu, Ganjar menyebutkan bakal melakukan kebijakan serupa jika terpilih menang dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Langkah itu dilakukan dengan menggandeng satu perbankan untuk menyalurkan kredit ke pedagang kecil dengan suku bunga rendah.
"Atau memberikan penugasan pada perbankan pada umumnya untuk menyalurkan kredit pada yang kecil-kecil, termasuk pedagang pasar seperti ini. Mereka pasti ingin modal yang cepat, suku bunganya tidak tinggi seperti waktu Kredit Lapak kita buat itu untuk merespons pedagang pasar yang butuh modal Rp 500 ribu, Rp1 juta, Rp 3 juta," kata Ganjar.
Pilihan Editor: Janji Babat Korupsi, Mahfud Md: Aparat Tak Boleh Lagi Jadi Beking Mafia