74 Tahun UGM, Ragam Kritik BEM UGM kepada Pemerintahan Jokowi
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Selasa, 19 Desember 2023 12:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini Universitas Gadjah Mada alias UGM berulang tahun ke-74. Universitas kenamaan ini didirikan di Bulaksumur, Yogyakarta pada 19 Desember 1949 silam. Nama UGM kerap disebut baru-baru ini setelah Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM UGM mendapuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai alumni paling memalukan.
BEM UGM memang acap menyampaikan kritikan kepada pemerintah, khususnya era Presiden Jokowi. Kritik ini disampaikan sebagai bentuk menjalankan peran lembaga eksekutif kampus lembaga eksekutif kampus. Sejak 2019, BEM UGM terbilang aktif menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah.
1. Tuntut janji Jokowi pada 2019
BEM UGM bersama BEM Seluruh Indonesia atau BEM SI pernah turun jalan ke Jakarta, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 21 Oktober 2019, sehari setelah pelantikan Jokowi untuk periode kedua. Mereka jauh-jauh ke ibu kota untuk menagih janji Jokowi di era pemerintahan periode pertama 2014-2029.
Ketua BEM UGM periode 2019 Muhammad Atiatul Muqtadir alias di atas mobil komando. Fathur mengatakan Jokowi masih memiliki banyak janji dan agenda yang belum ditunaikan selama memimpin pada periode pertama. Salah satunya soal menuntaskan kasus pelanggaran HAM.
“Tahun 2014 lalu presiden kita berjanji menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM. Tapi bagaimana kabarnya hari ini, apa tertuntaskan? Tidak,” ujar Fathur di atas mobil komando.
Menurut Fathur, kehadiran mahasiswa dalam aksi hari itu ingin bertemu Jokowi. Mereka, lanjut dia, ingin menyampaikan aspirasi dan meminta presiden yang baru dilantik itu memenuhi janjinya semasa kampanye. Mereka tak ingin diingkari dua kali.
“Kami ingin menyampaikan bahwa kami tidak ingin dikhianati untuk kedua kalinya. Kami ingin Pak Jokowi dan Kiayi Ma’ruf Amin untuk menuntaskan janjinya,” kata Fathur. “Tidak boleh ada Novel Baswedan berikutnya. Tidak boleh ada Munir selanjutnya,” kata dia.
Selanjutnya: BEM UGM soroti politik dinasti Jokowi
<!--more-->
2. Sebut Jokowi suka obral janji tapi tak pernah ditepati pada 2021
Pada 2021 lalu, BEM UGM kembali memberikan kritik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi. BEM UGM menyebut Jokowi selama ini sering mengobral janji tapi tidak ditepati. Ungkapan itu menanggapi pernyataan Jokowi yang sering kali mengaku membutuhkan saran dan kritik dari masyarakat. Namun, ketika kritik itu disampaikan, justru tak pernah diperhatikan.
“Jika memang tidak bisa mengakomodasi kritik terutama dari mahasiswa, sebaiknya tidak perlu mengumbar janji dan sebaiknya merevisi apa yang sudah disampaikan kepada publik,” kata Ketua BEM UGM periode 2021 Muhammad Farhan pada Senin, 28 Juni 2021.
Sebelumnya, Aliansi Mahasiswa UGM memberikan ucapan selamat kepada Jokowi sebagai juara umum lomba ketidaksesuaian omongan dengan kenyataan. BEM UGM setuju dengan penyematan prestasi tersebut. Sebab, hal ini dianggap mewakili keresahan mahasiswa selama ini.
“Secara tegas kami akan sampaikan bahwa apa yang dikeluarkan oleh akun Twitter Aliansi Mahasiswa UGM merupakan fakta-fakta yang jelas dan mewakili keresahan mahasiswa,” katanya.
3. Demo kenaikan harga kebutuhan pokok pada 2022
Demo besar-besaran oleh mahasiswa terjadi di Jakarta pada Senin pada 11 April 2022 lalu. Demo ihwal naiknya harga BBM dan sejumlah bahan pokok seperti minyak goreng itu digelar BEM seluruh Indonesia. BEM UGM bersama BEM se-DIY lainnya juga ikut dalam aksi tersebut.
“Kami ada perwakilan ke sana,” kata Ketua BEM UGM periode 2022 Muhammad Khalid, Sabtu 9 April 2022.
Selain di Jakarta, BEM UGM bersama Forum BEM se-DIY juga menggelar demo serupa pada 9 April 2022 di Yogyakarta. Sejumlah isu yang diangkat yaitu kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng sebagai komoditas pokok, disusul kenaikan harga BBM non-subsidi dan PPN secara serentak.
4. Soroti isu politik dinasti Jokowi pada 2023
Belum lama ini, pada 29 November lalu, BEM UGM bersama sejumlah BEM kampus lainnya menggelar aksi Mimbar Kerakyatan di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta. Dalam aksi bertajuk #Tahta Untuk Rakyat #YogyakartaMenggugat itu mahasiswa menyoroti politik dinasti oleh oligarki kekuasaan di bawah pemerintahan Presiden Jokowi.
Ketua BEM UGM periode 2023, Gielbran Mohammad menyoroti ungkapan soal putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka disebut sebagai sosok yang mewakili anak muda. Majunya Gibran sebagai cawapres dinilai merupakan praktik culas atas konstitusi melalui rekayasa MK yang mengancam masa depan reformasi Indonesia.
“Kami jelas tidak mau, untuk seorang anak yang bahkan anak presiden diklaim perwakilan seluruh pemuda di Indonesia,” katanya.
Selanjutnya: Alumnus UGM Paling Memalukan
<!--more-->
5. Dapuk Jokowi sebagai Alumni UGM Paling Memalukan
Tak lama berselang, BEM UGM kembali mencuri perhatian setelah memberikan penghargaan kepada Jokowi sebagai Alumni UGM Paling Memalukan. Penghargaan itu diumumkan melalui baliho bergambar Presiden Jokowi dengan dua sisi wajah terpampang mencolok di area bundaran kampus UGM pada Jumat, 8 Desember 2023.
Pantauan Tempo, baliho dengan wajah Jokowi itu terbagi menjadi dua sisi dengan latar belakang berbeda. Sisi kanan menampilkan separo wajah Jokowi berjas hitam bermahkota ala raja dengan latar istana negara dengan keterangan masa jabatan ‘2014-2024’. Sisi kiri separo wajah Jokowi dengan jaket almamater mengenakan caping berlatar kampus UGM dengan keterangan masa kuliah ‘1980-1985’
Yang menarik, di tengah baliho itu terpampang kalimat jelas bertulis ‘Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan’ dengan di bawahnya tertulis keterangan ‘Mr. Joko Widodo’. Di bagian paling atas baliho itu tertulis ‘BEM KM (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa) UGM’.
Pemasangan baliho bergambar Jokowi itu bersamaan dengan digelarnya acara Diskusi Publik dan Mimbar Bebas yang digelar BEM UGM di area Bundaran UGM bertajuk ‘Rezim Monarki Sang Alumni: Amblesnya Demokrasi, Ambruknya Konstitusi, dan Kokohnya Politik Dinasti’. Diskusi itu menghadirkan sejumlah pembicara seperti aktivis demokrasi Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti serta pegiat anti korupsi Zainal Arifin Mochtar.
“Baliho ini kami buat sebagai bentuk kekecewaan pada Jokowi yang selama dua periode memimpin tak berhasil menuntaskan masalah-masalah fundamental bangsa, padahal dia punya banyak waktu,” kata Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor di sela acara itu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | ADAM PRIREZA | PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: BEM UGM Akui Dapat Intimidasi Setelah Aksi Alumnus UGM Paling Memalukan untuk Jokowi