Mahfud Md Cerita Jokowi Pernah Bilang soal Penegak Hukum Gigit Pelapor

Reporter

Adil Al Hasan

Editor

Amirullah

Minggu, 17 Desember 2023 13:11 WIB

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud Md saat memberikan keterangan pers di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, pada Kamis, 14 Desember 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md memberikan orasi ilmiah di Wisuda Periode 133 Universitas Negeri Padang pada Ahad pagi, 17 Desember 2023.

Mahfud yang tampak menggunakan setelan toga jabatan berwarna hitam berkelir kuning dan oranye itu mengatakan bahwa dirinya berbicara korupsi itu merupakan perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

“Apa yang saya katakan ini adalah apa yang dikatakan Presiden Jokowi, bahwa di Indonesia banyak korupsi. Itu Pak Jokowi yang bilang pada 5 November 2019 beberapa hari setelah menteri dilantik,” kata Mahfud orasinya yang Tempo pantau secara daring pada Ahad pagi, 17 Desember 2023.

Menurut Mahfud, Presiden Jokowi pernah menyampaikan kepada jajaran menteri dan pucuk pimpinan lembaga negara untuk mewanti-wanti adanya praktik korupsi. “Hei di Indonesia banyak korupsi, kamu jaksa, polisi, suka gigit orang yang melapor. Kalau saya tahu nanti saya gigit sendiri,” kata Mahfud menirukan instruksi Presiden Jokowi.

Selain itu, Mahfud juga menyinggung pidato Presiden Jokowi di Bali soal Kapolda dan Kapolres yang mendatangi preman dengan alasan keamanan lingkungan. Presiden Jokowi, kata Mahfud, melarang Kapolda dan Kapolres untuk melakukan itu.

Advertising
Advertising

“Biasanya Kapolda Kapolres demi keamanan lingkungan yang disowani dulu preman, mafia di daerah itu. Kalau sowan ke tokoh agama, akademisi, ulama, ke tokoh adat. Ini Pak Jokowi yang mengatakan,” kata Mahfud.

Menurut Mahfud, fenomena tersebut selama ini semua orang mengetahui, tetapi tidak ada yang berani mengatakan. Menurut dia, musuh bangsa Indonesia ini bukan dari luar, tetapi dari dalam negara sendiri, yaitu koruptor di mana-mana. “Sekarang kita tindak,” kata Mahfud.

Calon wakil presiden nomor urut 3 itu mengatakan seorang yang menyandang gelar sarjana belum tentu memiliki intelektualitas. Menurut Mahfud, ijazah seorang sarjana hanya sebagai tanda keahlian di bidang ilmu tertentu. “Sarjana itu hanya menunjukan keahlian saja. Saya sarjana S-1 bidang ekonomi, keahlian saya begini, termasuk skillnya. Tapi sarjana itu belum tentu intelektual,” kata Mahfud.

Selain itu, Mahfud juga mengutip pernyataan tokoh bangsa seperti Mohammad Hatta yang besar dari Padang. Hatta, kata Mahfud, pernah menyampaikan tentang tanggung jawab kaum intelegensia. “Sarjana itu belum tentu intelegensia, belum tentu intelek,” kata dia.

Menurut calon wakil presiden nomor urut 3 itu, sarjana merupakan status yang menunjukan keahlian, sedangkan intelektualitas adalah kemuliaan moral. Mahfud mengatakan sarjana yang akan hidup di masyarakat akan disebut berhasil kalau menjadikan diri sebagai intelektual. “Di masyarakat akan berhasil manakala saudara menjadikan diri sebagai intelektual, bukan hanya sarjana,” kata Mahfud.

Selain itu, Mahfud menilai keahlian seseorang dalam status sarjana mungkin bisa digunakan untuk mengerjakan kerja yang teknis agar efektif dan efisien. Namun, kesarjanaan orang bisa digunakan untuk berbuat lain. ”Tapi kerap kali kesarjanaan itu bisa digunakan alat untuk menipu,” kata Mahfud.

Gelar sarjana untuk menipu, Mahfud memberikan contoh. Ada seorang sarjana atau ahli hukum, pengacara, hakim, jaksa, dan profesor hukum yang masuk penjara. Kondisi ini menurut Mahfud karena mereka menggunakan pasal-pasal dari keahliannya untuk menipu orang.

“Jadi pasal-pasal hukum itu bisa diperjualbelikan, berapa Anda mau. Tapi kalau Anda menjadi seorang intelektual, maka yang bertumpu di hati ini ada moral karena kebenaran itu bukan ditentukan oleh bunyi pasal-pasal, tetapi sebenarnya oleh bisikan hati nurani yang berlandaskan pada moral,” kata Mahfud.

Pilihan Editor: TKN Ganjar-Mahfud Nilai Pernyataan Prabowo 'Ndasmu Etik' Bersifat Ejekan terhadap Penegakan Etik di MK

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

5 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

6 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

6 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi

7 jam lalu

Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi

PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JCC) mengklaim Jalan Tol Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) penuhi syarat laik fungsi.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

7 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

8 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

8 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

9 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

14 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya