Aktivis Antikorupsi Beri Catatan Debat Capres Cawapres Soal Pemberantasan Korupsi, Normatif hingga Merasa Dejavu

Reporter

Rabu, 13 Desember 2023 08:01 WIB

Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo tampil dalam debat capres pertama di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Desember 2023. YouTube/KPU

TEMPO.CO, Jakarta - Usai sudah debat capres cawapres dengan tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia atau HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan pelayanan publik, dan kerukunan warga, pada Selasa, 12 Desember 2023.

Khusus mengenai visi dan misi Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo dalam pemberantasan korupsi beberap aktivis antikorupsi memberikan beberapa catatan.

Mantan Penasihat Wadah Pegawai KPK Nanang Farid Syam secara jelas menyebutkan, hanya Anies Baswedan yang tegas menyatakan komitmen untuk pemberantasan korupsi, terutama pada poin ingin merevisi kembali UU KPK. “Ganjar Pranowo dan Prabowo bicara normatif tentang perampasan aset dan menghukum berat koruptor, itu hal yang sudah jadi isu lama,” katanya kepada Tempo.co, Rabu, 13 Desember 2023.

Aulie Postiera, eks penyelidik KPK sepakat dengan Nanang. Menurutnya, Anies Baswedan secara umum lebih memahami persoalan dibandingkan Ganjar dan Prabowo, karena bisa menjelaskan dengan runtut mengenai tiga hal penting dalam pemberantasan korupsi, bagaimana koruptor itu harus dijerakan dengan pemiskinan dengan RUU perampasan aset, KPK harus dikuatkan dengan merevisi UU KPK dan memilih Pimpinan KPK yang memiliki standar etik tinggi.

“Hal yang terpenting, Anies menerangkan bahwa kunci utama keberhasilan pemberantasan korupsi adalah pelibatan aktif masyarakat dalam memberantas korupsi,” kata aktivis antikorupsi itu.

Advertising
Advertising

“Anies memakai kata gerakan anti korupsi. Memang begitulah seharusnya pemberantasan korupsi dilakukan. Pemerintah tidak akan mampu memberantas korupsi sendirian dengan pendekatan top-down, karena korupsi adalah kejahatan yang dilakukan oleh pemilik kekuasaan dan kewenangan,” kata dia.

Sementara Sujanarko, eks Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) di KPK, mengatakan, “Lebih clear di nomor 1 (Anies Baswedan) dan nomor 3 (Ganjar Pranowo), sedangkan nomor 2 (Prabowo Subianto) sangat normatif, padahal kalau kita sepakat ini extra ordinary harus ada satu lembaga yang kuat menangani korupsi,” katanya.

Menurut Sujanarko, di banyak negara dan bahkan ASEAN satu-satunya penegak hukum yang melakukan penyidikan adalah lembaga antirasuah atau semacam KPK. Bahkan SPRM atau KPK Malaysia eksistensinya diperkuat di bawah raja atau sultan. “Isu ini yang tadi tidak terlihat,” ujarnya.

Persoalan waktu yang terbatas pada debat capres cawapres, Yudi Purnomo Harahap eks penyidik KPK mengatakan, isu yang sangat banyak bukan hanya kasus korupsi tapi juga isu-isu lain karena temanya Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik dan Kerukunan Warga, ia merasa belum mendapat gambaran utuh bagaimana sikap para capres dalam upaya pemberantasan korupsi.

“Namun dari pertanyaan mengenai penegakan hukum kasus korupsi yang hukumannya masih ringan dan pemulihan aset korupsi masih minimal setidaknya ketiga capres secara garis besar mempunyai komitmen yang sama untuk membuat efek jera bagi koruptor dengan cara memiskinkan dan membuat regulasi baru yaitu RUU Perampasan Aset termasuk memperkuat KPK,” kata mantan Ketua Wadah Pegawai KPK itu.

Koordinator IM57+ Institute M Praswad Nuggraha tidak berkomentar banyak menanggapi seusai debat capres itu. “Bingung mau ngomong apa, tidak sesuai dengan ekspektasi kami. Secara umum sih debatnya baik dan dinamis,” katanya kepada Tempo.co, Selasa malam, 13 Desember 2023.

“Tapi, khusus saat pemberantasan korupsi, saya kok seperti merasa dejavu dengan Pilpres-pilpres yang lalu,” kata dia.

Pilihan Editor: Eks Penyelidik KPK Soroti Debat Capres Cawapres Soal Pemberantasan Korupsi, Siapa yang Lebih Paham Persoalan?

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

8 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

9 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

11 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

12 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

12 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

12 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

14 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

15 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

15 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya