Walhi Kritik Food Estate: Tidak Sentuh Akar Persoalan

Reporter

Ihsan Reliubun

Rabu, 22 November 2023 14:51 WIB

Sejumlah petani melakukan aksi teatrikal di depan gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin, 31 Oktober 2022. Dalam aksinya tersebut mereka menyatakan food estate gagal atasi krisis pangan, dan menolak benih GMO kedelai. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengktitik terhadap berbagai program pangan yang dikerjakan pemerintah untuk sekadar pemenuhan kebutuhan ekspor maupun impor. Namun berdampak terhadap kerusakan lingkungan.

Dia menyoroti salah satu program pemerintah yang memiliki dampak terhadap kerusakan lingkungan. Salah satunya, kata dia, food estate. Dia mengatakan proyek lumbung pangan itu harus dihentikan karena tidak menyentuh akar persoalan seperti krisis pangan.

"Dan Kita tidak mengindustrialisasi food estate dan lain-lain," kata Kepala Divisi Penguatan Kelembagaan Walhi Hadi Jatmiko di kantor Tempo, Jalan Palmerah Barat Nomor 8, Palmerah, Jakarta Selatan, Rabu, 22 November 2023.

Dia menjelaskan, hal paling penting dalam urusan pangan adalah adalah memberikan akses dan hak kepada masyarakat atau petani atas tanah seluas-luasnya. Sehingga para petani sendiri mengelola lahan perkebunan mereka. "Jadi bukan diserahkan kepada perusahaan, kepada negara," ucap dia.

Pemerintah harus berperan aktif untuk memberikan pengetahuan dan kapasitas kepada masyarakat dengan menciptakan infrastruktur yang baik untuk keberlanjutan pangan. "Sehingga mereka dapat mengembangkan pertanian mereka secara mandiri dan berdaulat," ucap Hadi.

"Selama ini petani itu kan soal petani turunan. Bapaknya petani, saya harus petani. Tapi mereka tidak pernah diberikan peningkatan pengetahuan, kapasitas, untuk bisa mengelola lahan sendiri," tutur Hadi.

Ia juga berharap pemerintah lebih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri daripada ekspor. Penuhi dulu kebutuhan kita di lokal," ujar dia.

Singgung visi-misi Anies-Muhaimin

Advertising
Advertising



Walhi juga menyinggung visi misi pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar soal ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air.

"Tapi kalau kita lihat dari visi misi itu belum sampai pada pembahasan bagaimana keterampilan bertani, pengetahuan diberikan kepada masyarakat," kata dia.

Walhi menilai persoalan pangan menjadi masalah hidup dan mati masyarakat. Dan persoalan pangan itu harus menjadi perhatian utama semua pasangan calon presiden.

Di antara delapan poin visi misi pasangan nomor urut satu itu, terdapat dua hal yang diusung. Selain ketersediaan kebutuhan pokok, hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air, Anies-Amin menawarkan perwujudan keadilan ekologis berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Pilihan Editor: Praperadilan Warga Pulau Rempang Ditolak, Kuasa Hukum: Matinya Lonceng Keadilan

Berita terkait

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

13 jam lalu

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) mengklaim pembangunan IKN tidak menyebabkan banjir di kawasan.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

23 jam lalu

Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

Walhi Jabar tidak setuju dengan rencana pameran karena kondisi Sungai Citarum masih rusak dan tercemar tinggi.

Baca Selengkapnya

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

1 hari lalu

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

Terpisah, Bupati Tanah Datar Eka Putra mengaku sudah sering memberikan peringatan kepada pengusaha yang berada di kawasan Lembah Anai.

Baca Selengkapnya

Mama Lauren Meninggal 14 Tahun Lalu, Ini Akhir Kisah Perjalanannya dan Ramalan Kiamat Kecil

1 hari lalu

Mama Lauren Meninggal 14 Tahun Lalu, Ini Akhir Kisah Perjalanannya dan Ramalan Kiamat Kecil

Sebelum meninggal 14 tahun lalu, pada 17 Mei 2010, Mama Lauren sempat memberikan ramalan terakhirnya. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

1 hari lalu

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

Mama Lauren kondang sebagai peramal, ia meninggal 14 tahun lalu. Apa ramalan terakhirnya?

Baca Selengkapnya

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

3 hari lalu

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

Partai Hijau Indonesia batal mengusung Haris Azhar sebagai cagub Jakarta jalur ndependen. Ini profil Sarekat Hijau Indonesia, cikal bakal Partai Hijau Indonesia.

Baca Selengkapnya

PKB Beri Rekomendasi ke Eks Ketua Timses Amin Jatim untuk Maju di Pilkada Lumajang

3 hari lalu

PKB Beri Rekomendasi ke Eks Ketua Timses Amin Jatim untuk Maju di Pilkada Lumajang

Eks Ketua Timses Anies-Muhaimin Jawa Timur Thoriqul Haq telah mendapat rekomendasi dari PKB untuk maju di Pilkada Kabupaten Lumajang.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

4 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

4 hari lalu

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

Walhi Jabar menanggapi rencana pemerintah Indonesia yang ingin pamer proyek Citarum Harum di ajang World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

4 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya