77 Tahun Lalu, I Gusti Ngurah Rai Pimpin Pasukan berani Mati di Perang Puputan Margarana

Senin, 20 November 2023 10:35 WIB

I Gusti Ngurah Rai. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini 77 tahun lalu, tepatnya 20 November 1946 terjadi perang pasca kemerdekaan di Bali. Perang itu dikenal sebagai Perang Puputan Margarana di Desa Marga, Kecamatan, Margarana, Tabanan, Bali yang dipimpin oleh Ketua Divisi Sunda Kecil pada waktu itu, yakni I Gusti Ngurah Rai.

Saat itu, I Gusti Ngurah Rai masih berusia 29 tahun dan telah memimpin pasukan Ciung Wanara untuk melawan penjajah Belanda yang berambisi untuk membentuk Negara Indonesia Timur pada waktu itu.

Pertempuran antara pasukan Ciung Wanara dan pasukan Belanda berlangsung sengit. Meskipun pasukan Ciung Wanara kurang dilengkapi senjata, mereka menggunakan taktik perang gerilya untuk melawan pasukan Belanda.

I Gusti Ngurah Rai memiliki peran dalam menyusun strategi, mengatur serangan, hingga berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat di Pulau Jawa untuk meminta bantuan.

Pada tahap akhir pertempuran, I Gusti Ngurah Rai meneriakkan kata "Puputan!", menandakan perintah untuk bertempur hingga titik darah penghabisan. Sayangnya, I Gusti Ngurah Rai dan 95 pasukannya tewas di tangan pasukan Belanda.

Advertising
Advertising

Kendati banyak pasukan Ciung Wanara tewas, I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya berhasil membunuh 400 pasukan Belanda. Melalui taktik perang gerilya dan tradisi perang Puputan khas Bali, mereka memberikan perlawanan yang signifikan terhadap pasukan penjajah.

Perang Puputan Margarana yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai di Bali dipicu oleh tiga faktor yaitu adanya faktor politik internasional yang memberikan izin kepada Belanda untuk mengambil kembali kekuasaannya di Indonesia.

Kemudian, faktor politik nasional yang menempatkan Bali sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pasca-Kemerdekaan.

Faktor lainnya karena politik lokal, yaitu solidaritas yang dirasakan oleh masyarakat Bali dengan seluruh penduduk Indonesia dalam perlawanan terhadap penjajahan.

Atas dasar peran I Gusti Ngurah Rai dalam perang Puputan, dirinya diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia. Namanya juga diabadikan sebagai bagian dari nama bandara terbesar di Bali.

I Gusti Ngurah Rai memiliki latar belakang Lembaga Pendidikan Militer di Gianyar, Bali dan berada di bawah Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Ia masuk dalam Korps Prajoda. Hanya beberapa orang yang berasal dari kalangan bangsawan dan orang terpandang yang bisa masuk Divisi tersebut.

Selepas menempuh pendidikan selama empat tahun, I Gusti Ngurah Rai akhirnya lulus pada 1940 dengan pangkat Letnan Dua. I Gusti Ngurah Rai kemudian bergabung ke pasukan Indonesia setelah merdeka pada 1945. Dia dinobatkan sebagai komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian memimpin pasukan Ciung Wanara.

ANANDA BINTANG I NAOMY A. NUGRAHENI

Pilihan Editor: Perang Habis-habisan Puputan Margarana I Gusti Ngurah Rai Pimpin Ciung Wanara

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

29 menit lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

2 jam lalu

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

Bendesa Adat Berawa Ketut Riana diduga memeras pengusaha yang membutuhkan rekomendasi perizinan investasi

Baca Selengkapnya

Upacara Melukat Awali Rangkaian World Water Forum ke-10 Bali

7 jam lalu

Upacara Melukat Awali Rangkaian World Water Forum ke-10 Bali

World Water Forum ke-10 Bali pada 18-25 Mei 2024 berfokus pada empat hal.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Disebut-sebut Akan ke Denpasar Bali untuk Resmikan Starlink

21 jam lalu

Elon Musk Disebut-sebut Akan ke Denpasar Bali untuk Resmikan Starlink

Ini akan menjadi kunjungan langsung pertama Elon Musk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Luhut Puas Tactical Floor Game Pengamanan Tamu VVIP WWF ke-10 Bali

1 hari lalu

Luhut Puas Tactical Floor Game Pengamanan Tamu VVIP WWF ke-10 Bali

Luhut berharap pelaksanaan WWF dengan jumlah peserta yang tercatat lebih 30.000 dari 148 negara itu dapat berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya

Menengok Infrastruktur Pendukung World Water Forum: Keamanan Perjalanan hingga Kenyamanan Hotel

1 hari lalu

Menengok Infrastruktur Pendukung World Water Forum: Keamanan Perjalanan hingga Kenyamanan Hotel

World Water Forum akan segera digelar di Bali. Bagaimana infrastruktur pendukung kegiatan tersebut?

Baca Selengkapnya

World Water Forum Digelar Besok, Sejumlah Elemen ikut Menjaga Keamanan

1 hari lalu

World Water Forum Digelar Besok, Sejumlah Elemen ikut Menjaga Keamanan

World Water Forum (WFF) ke-10 akan segera digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024. Sejumlah elemen masyarakat ikut menjaga keamanan.

Baca Selengkapnya

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

1 hari lalu

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

Destinasi wisata populer di dunia mengalami overtourism dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Jelang KTT World Water Forum ke-10 di Bali, Garuda Wisnu Kencana Tutup hingga Polri Lakukan Ini

1 hari lalu

Jelang KTT World Water Forum ke-10 di Bali, Garuda Wisnu Kencana Tutup hingga Polri Lakukan Ini

KTT World Water Forum di Bali digelar mulai Sabtu besok. Sebanyak 8 kepala negara dan 105 menteri dijadwalkan hadir.

Baca Selengkapnya

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

1 hari lalu

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

Mastercard Economics Institute mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara.

Baca Selengkapnya