TRGD Sumsel Mencatat Ada 8.236 Titik Api di Tujuh Kabupaten

Reporter

Yuni Rohmawati

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 10 Oktober 2023 09:35 WIB

Api membakar lahan di Desa Soak Batok, Indralaya Utara, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu, 24 Agustus 2019. Berdasarkan pantauan satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terdapat 820 titik api yang terdeteksi di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Sumatera Selatan mencatat titik api atau hotspot terhitung sejak 1 Januari - 30 September 2023 di provinsi itu mencapai 8.236 titik.

Anggota TRGD Sumsel Tarech Rasyid mengatakan titik api dibagi menjadi dua bagian, yaitu titik api di lahan mineral dan lahan gambut.

"Dari jumlah titik api (hot spot) tersebut di atas, terbagi dalam dua bagian, yaitu titik api di lahan mineral sebanyak 5.584, sedangkan titik api di lahan gambut sebanyak 2.652," katanya kepada Tempo pada Selasa, 10 Oktober 2023.

Tarech juga mengatakan jika difokuskan ke lahan gambut maka terdapat titik api di lahan gambut yang tersebar di beberapa kabupaten.

Titik api di lahan gambut itu tersebar di kabupaten Banyuasin sebanyak 415, Musi Banyuasin (149), Musi Rawas (9), Musi Rawas Utara (68), Ogan Komerig Ilir (1833), Panukal Abab Lematang Ilir (111) dan Muaraenim (70).

Advertising
Advertising

Tarech mengatakan, TRGD Sumsel mencatat pada 2 Oktober 2023 ada sebanyak 171 titik api di lahan mineral sebanyak 81 titik api, dan lahan gambut sebanyak 90 titik api.

"Dari 90 titik api di lahan gambut tersebut tersebar di lima kabupaten, yaitu: Banyuasin sebanyak 2, Musi Banyuasin 4, Musi Rawas Utara 1, Ogan Komering Ilir 80 dan Muara Enim ada 3," kata Tarech.

Ia mengatakan, sejak 1 Januari - 2 Oktober 2023, maka total titik api di lahan gambut Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 2.742 titik api.

Sebelumnya, Direktur Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Sigit Reliantoro datang ke Palembang menemui Pelaksana Tugas Gubernur Sumsel Agus Fatoni membahas soal Karhutla dan penanganannya.

Pertemuan pada Rabu lalu, 4 Oktober 2023 itu membahas tentang Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi setiap tahunnya di Sumsel, sebab titik api banyak yang tersebar di lahan gambut.

Sigit mengatakan, sebagian besar wilayah Sumsel adalah lahan gambut, di mana jika lahan itu mengalami kekeringan maka akan mudah terbakar dan sulit dipadamkan. Mengingat Indonesia saat ini sedang masuk musim kemarau dan ditambah dengan El Nino.

"Kita juga paham gambut itu bahan yang mudah terbakar dan jika gambut sudah kering maka susah untuk dipadamkan secara konvensional," kata Sigit.

Sigit juga mengatakan, ada tiga sebab kebakaran hutan. Pertama karena adanya El Nino atau cuaca panas yang ekstrim karena rawan terjadinya kekeringan.

Kedua, kondisi alam yaitu gambut, karena sebagian besar Sumsel ini adalah wilayah gambut, maka ketika terjadi Karhutla, gambut inilah yang menjadi sebabnya karena kondisinya kering dan mudah terbakar.

Ketiga, perilaku masyarakat yang membakar lahan. "Nah yang ketiga ini perlu untuk diingatkan, karena ini akan merusak seluruhnya, mulai dari alam, cuaca, kesehatan dan jiwa. Jadi kami imbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan," katanya di Kantor Pemimpin Provinsi (Pemprov) Sumsel.

Pilihan Editor: Mahfud Md Sebut Titik Api di Sejumlah Wilayah Meningkat

Berita terkait

Kejati Tetapkan Eks Dirjen Perkeretaapian Tersangka Dugaan Korupsi Proyek LRT Sumsel

1 jam lalu

Kejati Tetapkan Eks Dirjen Perkeretaapian Tersangka Dugaan Korupsi Proyek LRT Sumsel

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan 2016-2017, Prasetyo Boeditjahjono, juga menjadi tersangka di kasus korupsi lain

Baca Selengkapnya

OKU Timur Lumbung Ikan Patin di Sumatera Selatan

3 hari lalu

OKU Timur Lumbung Ikan Patin di Sumatera Selatan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menetapkan OKU Timur sebagai kabupaten lokus kampung patin nasional.

Baca Selengkapnya

Sebagian Buaya yang Lepas di Cianjur Mati saat Dievakuasi

7 hari lalu

Sebagian Buaya yang Lepas di Cianjur Mati saat Dievakuasi

Puluhan buaya yang lepas karena jebolnya penangkaran di Cianjur dipindahkan ke Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Tethering: Mengenali Fungsi dan Cara Kerjanya

7 hari lalu

Tethering: Mengenali Fungsi dan Cara Kerjanya

Kebutuhan untuk akses Internet, salah satunya fitur tethering atau penambatan perangkat ponsel pintar

Baca Selengkapnya

Disbudpar Sumsel Buka Amry Yahya Art Festival, Angkat Kembali Seniman Populer Palembang

14 hari lalu

Disbudpar Sumsel Buka Amry Yahya Art Festival, Angkat Kembali Seniman Populer Palembang

Amry Yahya Art Festival digelar selama dua hari, Selasa hingga Rabu, 22-23 Oktober 2024

Baca Selengkapnya

BRIN Ajak Masyarakat Ikut Awasi Karhutla Gambut lewat Aplikasi Simocakap

14 hari lalu

BRIN Ajak Masyarakat Ikut Awasi Karhutla Gambut lewat Aplikasi Simocakap

Aplikasi Simocakap yang dikembangkan di Bengkalis, Riau, juga memuat informasi seputar cuaca dan titik api.

Baca Selengkapnya

BRGM Angkat 5 Isu dalam Rencana Pengelolaan Gambut Sumsel, Antisipasi Karhutla Paling Menonjol

19 hari lalu

BRGM Angkat 5 Isu dalam Rencana Pengelolaan Gambut Sumsel, Antisipasi Karhutla Paling Menonjol

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut Sumsel 2024-2053 mencakup 5 isu strategis, termasuk karhutla dan kemiskinan.

Baca Selengkapnya

BRGM: Sumsel Tidak Lagi Memberi Izin Konsesi di Atas Lahan Gambut

20 hari lalu

BRGM: Sumsel Tidak Lagi Memberi Izin Konsesi di Atas Lahan Gambut

Pemberhentian izin konsesi di atas lahan gambut untuk mencegah kerusakan gambut yang saat ini cukup besar di wilayah Sumsel.

Baca Selengkapnya

Imbas Pancaroba, Sumatera Selatan Bagian Barat Diprediksi Hadapi Cuaca Ekstrem

21 hari lalu

Imbas Pancaroba, Sumatera Selatan Bagian Barat Diprediksi Hadapi Cuaca Ekstrem

Musim pancaroba ini akan menyebabkan cuaca ekstrem di wilayah Sumatera Selatan bagian barat dalam sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

KLHK: Kebakaran Hutan Tahun Ini Telah Emisikan 41,2 Juta Ton CO2

22 hari lalu

KLHK: Kebakaran Hutan Tahun Ini Telah Emisikan 41,2 Juta Ton CO2

KLHK mencatat emisi karbon dari kebakaran hutan dan lahan sepanjang tahun ini sampai dengan 30 September 2024 sebesar 41.201.963 ton CO2 ekuivalen

Baca Selengkapnya