Hari Ini, 25 Tahun Lalu Majalah Tempo Terbit Lagi Setelah Diberedel 4 Tahun, Cover: Mengapa Soeharto Menantang

Jumat, 6 Oktober 2023 10:10 WIB

Majalah Tempo Mengapa Soeharto Menantang. Foto : Data Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini, pada Selasa, 6 Oktober 1998 atau 25 tahun silam, Majalah Tempo terbit kembali. Media cetak inisiasi Goenawan Mohamad dan kawan-kawan ini sempat vakum empat tahun lantaran diberedel untuk kali kedua oleh pemerintah Orde Baru pada 1994.

Berikut kilas balik pemberdelan Majalah Tempo hingga terbit kembali pada Oktober 1998

Pemberedelan

Majalah Tempo dibredel kali pertama pada 1982. Media cetak sejak 1971 itu dinilai terlalu gamblang mengkritik rezim Orde Baru serta kendaraan politiknya, Partai Golkar. Kala itu Tempo mengeluarkan artikel yang mengindikasi kecurangan pada Pemilu 1982. Namun, pemberedelan dicabut pada 7 Juni 1982. Itu setelah Goenawan membubuhkan tandatangan berisi permintaan maaf dan kesediaan dibina pemerintah.

Pemberedelan kembali terjadi pada 1994. Sebabnya, Majalah Tempo memuat laporan utama tentang pembelian kapal perang bekas dari Jerman Timur oleh BJ Habibie, orang kepercayaan Soeharto. Laporan itu turun dalam edisi 11 Juni 1994. Sepuluh hari kemudian, 21 Juni 1994, Tempo dibredel. Janet E. Steele, pakar jurnalisme di Universitas George Washington mengungkapkan, pemberedelan itu akumulasi ketidaksukaan Soeharto kepada Tempo.

Advertising
Advertising

Majalah Tempo Terbit kembali

Saat Presiden Soeharto menyatakan lengser pada Mei 1998, Majalah Tempo seperti lepas dari belenggu. Karyawan Majalah Tempo yang dulunya terpisah karena pemberedelan kemudian melakukan musyawarah ulang. Mereka memutuskan Majalah Tempo perlu hadir kembali. Tak sampai lima bulan berselang, pada awal Oktober, edisi nomor contoh akhirnya terbit.

Tanpa menahan diri, wajah Soeharto terpampang besar di cover edisi 3 Oktober 1998: "Mengapa Soeharto Menantang". Raut Presiden Kedua RI itu menggantikan wajah Presiden Pertama AS George Washington di pecahan duit kertas US$ 1 edisi 1995.

Majalah edisi nomor contoh ini memang memuat tentang duit Soeharto. Dia menuntut majalah Time Asia atas pemberitaan soal kekayaan keluarganya yang dianggap keliru. Jenderal Tersenyum minta ganti rugi senilai US$ 27 miliar.

Selain tentang duit Soeharto, Majalah Tempo edisi perdana setelah empat tahun beku itu juga memuat tentang tragedi pemerkosaan dalam kerusuhan 1998. Majalah ini menjadi bukti brutalitas dalam kerusuhan Mei tahun itu terhadap kalangan keturunan Cina bukan bualan kosong. Sejumlah perempuan dipaksa sekelompok orang secara seksual. Dan mereka dijahanami karena mereka berasal dari ras tertentu. Mereka Tionghoa.

“Dari laporan Tim Relawan Kemanusiaan yang dipimpin Romo Sandyawan, tergambar sebuah pemerkosaan massal dalam skala besar: ada 168 korban, di antaranya 130 jatuh di Jakarta dalam dua hari, yakni 12 dan 13 Mei,” tulis Majalah Tempo.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | VALMAI ALZENA KARLA

Pilihan Editor: Kronologi Pembredelan Majalah Tempo, Editor, dan Detik 27 Tahun Silam

Berita terkait

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

3 hari lalu

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

Pada Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi kepresidenan, menjadi tanda mulainya era reformasi.

Baca Selengkapnya

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

3 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

5 hari lalu

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.

Baca Selengkapnya

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

5 hari lalu

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

Aksi mahasiswa UI menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto. Berikut berbagai peristiwa mengiringi Reformasi 1998.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

6 hari lalu

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

Lahirnya reformasi 21 Mei 1998 tidak terlepas dari serangkaian peristiwa yang terjadi sebelumnya yang diwarnai darah tumpah termasuk Tragedi Trisakti.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

6 hari lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya

Mengenal Seluk-beluk Kabinet Zaken

7 hari lalu

Mengenal Seluk-beluk Kabinet Zaken

Tujuan utama kabinet zaken adalah mencegah terjadinya kelebihan fungsi di kabinet, meningkatkan kinerja para menteri, dan menghindari potensi korupsi.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

9 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

9 hari lalu

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

Presiden Sukarno pernah melarang Manifesto Kebudayaan pada 60 tahun lalu. Apa itu Manikebu dan Lekra yang mengemuka saat itu?

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

11 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi soal rencana Presiden terpilih Prabowo membentuk kabinet gemuk.

Baca Selengkapnya