Hadiri Apel Akbar KOKAM di Solo, Jokowi Singgung Potensi Ketegangan di Pemilu 2024 Tetap Ada
Reporter
Septia Ryanthie
Editor
Juli Hantoro
Rabu, 20 September 2023 18:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang digelar di Stadion Manahan Solo, Rabu sore, 20 September 2023. Kegiatan itu diikuti sekitar 25.000 anggota KOKAM dari seluruh daerah di Indonesia.
Dalam sambutannya, Jokowi mengungkap soal kontribusi aktif dan kepedulian PP Muhammadiyah dan KOKAM dalam membantu masyarakat. Menurutnya, itulah yang membuat Muhammadiyah semakin dicintai rakyat.
"Karena budaya saling bantu dan saling peduli adalah nilai luhur anugerah Allah SWT yang memampukan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan yang bisa diselesaikan dengan baik, sehingga Indonesia termasuk satu dari beberapa negara yang mampu bertahan ekonominya dan bahkan bertumbuh di tengah tantangan-tantangan yang dihadapi dunia," ujar Jokowi.
KOKAM juga memiliki kontribusi bagi bangsa Indonesia, termasuk perannya dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Di depan puluhan ribu Kokam, presiden mengatakan tidak bisa memungkiri potensi risiko hingga potensi ketegangan akan tetap ada dan mewarnai pesta demokrasi itu.
"Memang berdasarkan pengalaman kita adakan pemilu langsung sebanyak 5 kali. Tidak bisa dipungkiri potensi risiko akan tetap ada, potensi ketegangan juga akan tetap ada," katanya.
Namun Jokowi menegaskan, masyarakat tidak boleh terbelah karena Pemilu. Perdamaian juga tidak boleh terkoyak karena Pemilu dan lompatan bangsa Indonesia tidak boleh terhalang karena perebutan kekuasaan.
"Dalam demokrasi perbedaan pilihan itu wajar, beda pilihan itu wajar, menang dan kalah itu juga wajar. Adu argumentasi itu juga wajar, yang penting dan paling utama persatuan kesatuan harus tetap kita jaga bersama-sama," ucapnya.
Jokowi mengaku tidak bosan untuk menyampaikan bahwa tantangan-tantangan ke depan sangat tidak mudah. "Tapi tantangan tersebut bisa dijadikan peluang bagi bangsa ini untuk melompat maju asalkan ada konsistensi dan keberlanjutan dari apa yang sudah berjalan dari apa yang sudah kita lakukan," katanya.
Jokowi mengharapkan agar jangan sampai saat Indonesia berganti pemimpin, maka berganti visi dan orientasi. Ia mengibaratkan dulu berawal dari SD, SMP, SMA, universitas, balik lagi mulai dari SD.
"Kapan, S1, S2, S3 dan seterusnya? Bangsa ini butuh pemimpin yang konsisten, yang berani mengambil keputusan, berani mengambil risiko, dan berani berhadapan dengan siapa pun dan dengan negara mana pun untuk kepentingan negara," katanya.
Ia menambahkan bangsa Indonesia juga butuh pemimpin yang mempersatukan, melayani rakyat, mampu bekerja, mampu bekerja makro, mampu bekerja mikro dan mampu bekerja detail.
"Karena saat ini tidak mungkin hanya berpikiran makro saja tapi mikro. Jika tidak selesai harus dicek lagi oleh sebab itu, dukungan keluarga besar Muhammadiyah untuk menjaga pemilu yang damai dan menjaga keberlanjutan pembangunan untuk Indonesia maju yang kita cita-citakan," tuturnya.
Hadir dalam acara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Kapolri Jendral Listyo Sigit, Menteri Kabinet Indonesia Maju. Terlihat juga Walikota Solo Gibran Rakabuming dan sejumlah tokoh nasional lainnya.
Pilihan Editor: Pemilu 2024 Kemungkinan Digelar Saat Musim Hujan, KPU Antisipasi Cuaca Ekstrem hingga Bencana Alam
SEPTHIA RYANTHIE