Fredy Pratama Disebut Escobar Indonesia, Siapakah Pablo Escobar Gembong Narkoba Dunia?

Sabtu, 16 September 2023 10:03 WIB

Foto Fredy Pratama dari red notice laman Web Interpol. Foto: interpol.int

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia juga punya Escobar. Nama gembong narkoba asal Kolombia itu dijulukkan kepada seseorang bernama Fredy Pratama. Bareskrim Polri menyatakan Fredy merupakan salah satu sindikat penyalur narkoba terbesar di Indonesia.

Belakangan Bareskrim Polri berhasil membongkar operasi jaringan narkoba yang dikendalikan oleh Fredy Pratama tersebut. Polri telah memburu jaringan ini sejak 2020 sampai 2023. Selama periode tersebut, Polri mengamankan ratusan tersangka dan menyita barang bukti sebanyak 10,2 ton sabu dari tahun 2020-2023.

“Total ada 408 laporan polisi yang diungkap dengan jumlah tersangka sebanyak 884 orang. Sedangkan 39 tersangka yang ditangkap dalam operasi Escobar Indonesia dimulai dari periode Mei 2023,” kata Kepala Bareskrim Polri, Komisaris Jenderal Polisi Wahyu Widada di Mabes Polri, Selasa, 12 September 2023.

Pablo Escobar [Fox News]

Lantas siapakah sosok Escobar yang namanya diidentikkan dengan gembong-gembong narkoba kelas kakap?

Advertising
Advertising

Dinukil dari Britannica, Escobar adalah penjahat Kolombia yang bisa dibilang sebagai pengedar narkoba paling kuat di dunia era 1980-an dan awal 1990-an. Nama lengkapnya Pablo Emilio Escobar Gaviria, tetapi biasa dikenal dengan Pablo Escobar saja. Kepala kartel Medellín ini lahir di Rionegro, Kolombia pada 1 Desember 1949, dan meninggal pada 2 Desember 1993, di Medellín.

Segera setelah kelahirannya, keluarga Pablo Escobar pindah ke Envigado, Kolombia, pinggiran kota Medellín. Ayahnya adalah seorang petani dan ibunya seorang guru sekolah. Dia telah memulai hidup kriminal sejak masih remaja. Escobar muda telah tahu menghasilkan uang dari aktivitas ilegal seperti menjual ijazah palsu, menyelundupkan peralatan stereo, dan mencuri batu nisan untuk dijual kembali.

Escobar juga mencuri mobil, dan kejahatan inilah yang mengakibatkan penangkapan pertamanya pada 1974, saat usia 25 tahun. Escobar mulai bekerja sebagai penyelundup narkoba seiring berkembangnya industri kokain di negaranya. Pada pertengahan 1970-an, ia membantu mendirikan organisasi kejahatan yang lalu dikenal sebagai kartel Medellín. Escobar menjabat sebagai kepala, yang utamanya berfokus pada produksi, transportasi, dan penjualan kokain.

Pada pertengahan 1980-an kartel Medellín mendominasi perdagangan kokain, dan Escobar mempunyai kekuasaan serta kekayaan yang melimpah. Menurut beberapa laporan, ia memiliki kekayaan sekitar 25 miliar dolar. Dia hidup mewah di atas perkebunan seluas 2.800 hektar bernama Hacienda Nápoles di Kolombia. Di lahan itu Escobar menghabiskan duit 63 juta dolar untuk membangun lapangan sepak bola, patung dinosaurus, danau buatan, arena adu banteng, landasan terbang, dan lapangan tenis, serta kebun binatang.

Selain itu, Escobar juga mendanai berbagai proyek untuk membantu masyarakat miskin. Hal ini membuatnya disamakan dengan Robin Hood. Persepsi tersebut membantunya memenangkan pemilihan kursi alternatif di Kongres Kolombia pada 1982. Namun, “kebaikan” Escobar tersebut diimbangi oleh kekejamannya yang terkenal. Dia tak segan menghabisi orang-orang yang merecoki bisnisnya.

Selain para penyelundup narkoba saingannya, korbannya termasuk pejabat pemerintah, polisi, dan warga sipil. Bahkan, pada 1989 organisasinya dilaporkan memasang bom di atas pesawat dalam upaya membunuh seorang informan. Lebih dari 100 orang tewas karena insiden. Escobar menjadi target utama dalam perang melawan narkoba. Amerika Serikat turut terlibat.

Hal ini menimbulkan pembalasan yang lebih besar dari Escobar. Dia mengancam akan melakukan ekstradisi ke AS. Menurutnya, lebih baik punya kuburan di Kolombia daripada sel penjara di AS. Di tengah meningkatnya pertumpahan darah, perburuan besar-besaran dilakukan untuk menemukan Escobar. Pemerintah juga memulai negosiasi untuk penyerahannya.

Pada Juni 1991, pada hari yang sama ketika Kongres Kolombia memutuskan melarang ekstradisi dalam konstitusi baru negara tersebut, Escobar menyerah dan kemudian dipenjara. Namun pemenjaraannya tak banyak berpengaruh pada aktivitas kriminal dan gaya hidupnya. Ia diizinkan membangun penjara mewah yang dikenal sebagai La Catedral. Fasilitasnya tak hanya mencakup klub malam, sauna, air terjun, dan lapangan sepak bola, tetapi juga memiliki telepon, komputer, dan mesin faks.

Di penjara, Escobar menyiksa dan membunuh dua anggota kartel di La Catedral. Para pejabat memutuskan untuk memindahkannya ke penjara yang bebas dari pengaruhnya. Sebelum dia dapat dipindahkan, Escobar melarikan diri dari tahanan pada Juli 1992. Pemerintah Kolombia kemudian meluncurkan perburuan. Pada 1 Desember 1993, Escobar merayakan ulang tahunnya yang ke-44. Keesokan harinya tempat persembunyiannya di Medellín ditemukan.

Saat pasukan Kolombia menyerbu gedung tersebut, Pablo Escobar dan seorang pengawalnya berhasil mencapai atap. Pengejaran dan baku tembak pun terjadi, dan Escobar ditembak mati. Namun, ada pula yang berspekulasi bahwa dia bunuh diri. Segera setelah ia meninggal, kartel Medellín runtuh. Escobar dikenang sebagai seorang gembong narkoba dunia. Kisahnya ditulis di banyak buku, film, dan proyek TV dalam beberapa dekade setelah kematiannya.

Pilihan Editor: Sepak terjang Gembong Narkoba Fredy Pratama dan Freddy Budiman

Berita terkait

Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

8 jam lalu

Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

Polisi menangkap lima orang tersangka pengedar magic mushroom yang disita dari salah satu bar di kawasan wisata Gili Trawangan.

Baca Selengkapnya

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

11 jam lalu

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

Film 13 Bom di Jakarta tayang di Netflix. Cerita diinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada 2015, kejadin bom di Mal Alam Sutera.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Tersangka Dijanjikan Bayaran Rp 1,8 Juta per Transaksi

14 jam lalu

Polisi Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Tersangka Dijanjikan Bayaran Rp 1,8 Juta per Transaksi

Kepolisian Sektor Metropolitan Tebet menangkap tersangka tindak pidana narkoba jenis sabu berinisial KP alias K, 50 tahun.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai dan Polri Bongkar Sindikat Narkoba Jerman-Belgia, Gagalkan Penyelundupan Ekstasi

1 hari lalu

Bea Cukai dan Polri Bongkar Sindikat Narkoba Jerman-Belgia, Gagalkan Penyelundupan Ekstasi

Dua penyelundupan narkoba oleh jaringan internasional Jerman-Belgia digagalkan Bea Cukai dan Bareskrim

Baca Selengkapnya

Polri Ungkap 115 Kasus Judi Online dalam Dua Pekan Terakhir, Tangkap 142 Tersangka

1 hari lalu

Polri Ungkap 115 Kasus Judi Online dalam Dua Pekan Terakhir, Tangkap 142 Tersangka

Polri juga mengajukan permintaan pemblokiran 2.862 situs judi online ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Baca Selengkapnya

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

1 hari lalu

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Salah satu modus warga Nigeria disebut menikahi satu tersangka dari Indonesia untuk diperintah mengurus izin usaha.

Baca Selengkapnya

Polri Usulkan ke Kementerian Kominfo Blokir 2.862 Situs Diduga Tawarkan Judi Online

1 hari lalu

Polri Usulkan ke Kementerian Kominfo Blokir 2.862 Situs Diduga Tawarkan Judi Online

Polisi telah menangkap 142 tersangka dari 115 kasus judi online dalam rentang pada periode 23 April hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

2 hari lalu

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Dirtipidsiber Bareskrim Polri menyebut saat ini penyidik juga masih mengejar diduga pelaku berinisial S warga negara Nigeria.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Kasus Manipulasi Data Gunakan Email Palsu yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

2 hari lalu

Bareskrim Ungkap Kasus Manipulasi Data Gunakan Email Palsu yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengungkap kasus manipulasi data menggunakan email palsu dan memanfaatkan informasi data untuk menipu.

Baca Selengkapnya

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

2 hari lalu

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

Polri mengadakan kerja sama antarnegara untuk menangkap bandar Narkoba Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya