Demokrat Sebut Kecil Kemungkinan Bentuk Koalisi Baru, Peneliti BRIN Anggap Gerindra Jadi Opsi

Reporter

Tempo.co

Minggu, 10 September 2023 12:30 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono memberikan sambutan dalam rangka memperingati HUT ke-22 Partai Demokrat di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Sabtu, 9 September 2023. Dalam sambutannya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan syukuran HUT ke-22 Partai Demokrat sengaja digelar secara sederhana, mengingat Partai Demokrat baru saja melalui peristiwa besar yang menguncang tiap kader yakni keluar dari Koalisi Perubahan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat yang keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan masih belum memutuskan bagaimana arah koalisi-nya. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memiliki dua pilihan.

Pertama, bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Kedua, bergabung dengan koalisi yang dipimpin oleh PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Demokrat: kecil kemungkinan bentuk koalisi baru

Menurut Herman Khaeron, ketua DPP Partai Demokrat, lebih mungkin Partai Demokrat bergabung dengan dua koalisi yang sudah ada ketimbang membentuk koalisi baru. Ketika ditanya apakah dia akan membentuk koalisi baru, Herman menjawab dengan diplomatis.

Menurutnya, politik memiliki banyak kemungkinan. Dia menyatakan bahwa koalisi baru mungkin terbentuk jika garis Tuhan menentukannya.

“Tapi menurut saya kemungkinannya sangat kecil ya, dibandingkan dengan dua koalisi yang sudah pasti,” kata Herman setelah acara syukuran HUT ke-22 Partai Demokrat pada Sabtu, 9 September 2023, di kantor DPP Partai Demokrat di Menteng, Jakarta Pusat.

Advertising
Advertising

Herman menyatakan bahwa Demokrat masuk akal untuk menawarkan syarat sebagai anggota koalisi. Sebelumnya, Herman merintis dari awal dalam Koalisi Perubahan, yang terdiri dari NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera.

“Tapi kan sekarang ini masuk dalam koalisi yang sudah terbentuk. Oleh karenanya berpikir rasional saja. Tentu kalau ada ruang yang terbuka dan dibicarakan yang secara rasional tentu itu porsinya Demokrat,” kata Herman.

Arah koalisi Demokrat akan ditentukan saat Rapimnas

Sebelumnya, Herman menyatakan bahwa rapat pimpinan nasional atau rapimnas akan menentukan arah koalisi Partai Demokrat. Semula, rapimnas dijadwalkan pada 13–14 September 2023, tetapi jadwalnya diubah. Ia menyatakan bahwa rapimnas akan dilaksanakan setelah instruksi dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Karena rapimnas akan menjadi momentum untuk menetapkan arah koalisi, akan di bulan September,” kata Herman.<!--more-->

Demokrat tak akan kembali ke KPP

Di sisi lain, Herzaky Mahendra Putra, juru bicara Partai Demokrat, menyatakan bahwa Demokrat tidak akan kembali bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, yang mengusung koalisi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Herzaky menyatakan bahwa setelah Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan, mereka telah beralih. Ia mengatakan tidak ada CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali).

"Cukuplah kita di-ghosting." kata Herzaky.

Herzaky menegaskan bahwa Demokrat menghormati Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, kandidat cawapres Anies. Ia mengucapkan selamat kepada keduanya.

“Selamat menempuh hidup baru. Selamat menjalani, sampai bertemu nanti di debat capres,” ujarnya.

Herzaky menyatakan bahwa ia terus berkomunikasi dengan baik dan memiliki hubungan yang baik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan setiap partai politik lainnya. Namun, ia menyatakan bahwa Partai Demokrat tidak akan berkomunikasi lagi dengan orang-orang yang tidak berkomitmen dan melanggar janji mereka.

BRIN: opsi bergabung dengan Gerindra masuk akal

Sementara itu, Siti Zuhro, peneliti ahli utama BRIN, berpendapat bahwa Partai Demokrat memiliki kalkulasi politik untuk menentukan arah dukungan mereka di Pilpres 2024. Namun, dia berpendapat bahwa akan lebih logis bagi Partai Demokrat untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.

"Dari perspektif publik, opsi bergabung dengan Partai Gerindra yang oke dan masuk akal," kata Siti Zuhro di Jakarta, Ahad, 10 September 2023.

Dia menyatakan bahwa Demokrat telah melakukan kalkulasi politik untuk menentukan poros mana yang akan menguntungkan partai mereka dari dua opsi yang tersedia.

"Akan sulit dibayangkan koalisi bisa dibangun bila hubungan antara ketua umum tidak baik," kata Siti Zuhro tentang keputusan parpol untuk berkoalisi, yang biasanya dibuat karena chemistry antara ketua umum masing-masing partai.

Siti melihat kemungkinan Demokrat bergabung dengan PDIP dalam koalisi. Namun, dia berpendapat bahwa untuk meningkatkan hubungan kedua parpol, proses komunikasi politik dan berbagai penyesuaian harus dilakukan.

Siti Zuhro menjelaskan bahwa keadaan akan berbeda jika Demokrat bergabung dengan Gerindra karena komunikasi politik dan penyesuaian tidak membutuhkan waktu yang lama. Dia menyatakan bahwa ini disebabkan oleh komunikasi politik yang sudah ada antara Demokrat dan Gerindra, serta sejarah koalisi di pemilu sebelumnya antara kedua partai tersebut.

AMIRULLAH | EKA YUDHA SAPUTRA

Pilihan Editor: Diperiksa KPK soal Kasus Korupsi Kemenaker, Anies: Cak Imin Warga Negara yang Baik

Berita terkait

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

8 menit lalu

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) AHY penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali bisa menciptakan solusi pengeloaan air global

Baca Selengkapnya

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

9 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

12 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

13 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

13 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

13 jam lalu

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi membenarkan Koalisi Indonesia Maju mendukung Khofifah-Emil di Pilgub Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

13 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

15 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

16 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya

Mendekati Pilkada 2024, Susanti Dewayani Daftar ke DPC Gerindra

1 hari lalu

Mendekati Pilkada 2024, Susanti Dewayani Daftar ke DPC Gerindra

Langkah politik dr. Susanti Dewayani SpA semakin terlihat mantap dengan pendaftarannya ke DPC Partai Gerindra

Baca Selengkapnya