Tanggapi Usulan Pembubaran KPK, ICW Sebut Perlu Revolusi Total Bukan Dihapuskan

Reporter

Tika Ayu

Sabtu, 26 Agustus 2023 22:14 WIB

Peneliti Indonesia Corruption Watch Kurnia Ramadhana dan Lalola Easter, saat diskusi di Kantor Pusat ICW, di Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad, 28 April 2019. TEMPO/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana menilai perlu revolusi total Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bukan menghapus lembaga antirasuah karena dianggap tak efektif. Respon Kurnia ini menanggapi pernyataan Presiden RI ke 5 Megawati Soekarnoputri yang pernah meminta kepada Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi menghapus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kurnia menyebutkan bahwa pemicu kinerja KPK tidak efektif tak lepas dari peran partai politik. Ia mencontohkan revisi UU KPK yang malah mengebiri hingga terpilihnya pimpinan KPK penuh kontroversi.

"Mestinya Bu Mega memahami bahwa biang kerok yang menyebabkan kinerja KPK tak efektif ya karena ulah partai politik sendiri," katanya xaat dihubungi Sabtu, 26 Agustus 2023.

Kurnia menjelaskan, upaya yang ditempuh untuk melakukan revolusi total pada KPK dengan mengembalikan UU KPK seperti sebelumnya. "Dan merombak total struktur Pimpinan KPK," ujarnya.

Kurnia lantas menyarankan daripada meributkan pembubaran KPK lebih baik fokus terhadap penuntaskan kasus korupsi. Ia juga menyebutkan agar Megawati turut mendesak KPK menyelesaikan kasus korupsi yang menjerat partainya.

Advertising
Advertising

"Sebaiknya Bu Mega ikut mendesak KPK agar menuntaskan tunggakan perkara, misalnya, menangkap Harun Masiku," ucap Kurnia.

Sebelumnya, Megawati mengaku dirinya pernah meminta kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk membubarkan Komsisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, dia menilai keberadaan KPK tidak efektif menangani korupsi.

"Udah deh bubarin aja KPK itu pak. Jadi menurut saya nggak efektif. Ibu nih kalau ngomong cespleng," ujar Mega di acara acara sosialisasi buku teks utama pendidikan Pancasila, di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin, 21 Agustus 2023.

Megawati menyikapi banyak kasus korupsi dan mengimbau politikus melihat masyarakat yang kesusahan. "Hayo kalian pergi lah ke bawah. Lihat noh rakyat yang masih miskin, ngapain kamu korupsi akhirnya masuk penjara juga," kata dia.

Tak hanya itu, Megawati juga menyinggung penegak hukum tidak menjalankan hukum yang sudah ada sebagaimana yang sudah dibuat. "Bohong kalau nggak kelihatan. Persoalannya penegak hukumnya mau tidak menjalankan hukum di Indonesia ini yang sudah kita buat. Itu persoalannya," ujar Megawati.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto lantas membantah pernyataan ketua umumnya tersebut. Menurut Hasto, pernyataan Megawati itu dipelintir. Dia menilai pelintiran itu dilakukan untuk menjelek-jelekkan putri dari proklamator Sukarno tersebut dan partainya.

"Jadi pernyataan sebenarnya dari Ibu Megawati, beliaulah yang mendirikan KPK, upaya pemberantasan korupsi itu terus-menerus dilakukan dengan segala upaya tetapi itu masih menjadi persoalan pokok dari bangsa kita," kata Hasto di Yogyakarta, Selasa, 22 Agustus 2023. "Sehingga Ibu Mega ingin menegaskan, kalau begitu jangan dong, sekedar komisi yang setiap saat (bergerak) karena komisi ini sifatnya bukan permanen."


Pilihan Editor: Tanggapi Usulan KPK Dibubarkan, Jokowi: Lembaganya Bagus, Tiap Bulan Ada OTT

Berita terkait

Ragam Pendapat Soal Tom Lembong Jadi Tersangka Kasus Impor Gula

25 menit lalu

Ragam Pendapat Soal Tom Lembong Jadi Tersangka Kasus Impor Gula

Kejaksaan Agung harus membuktikan ada niat jahat dan kesengajaan memperkaya diri atau orang lain pada tersangka, termasuk Tom Lembong.

Baca Selengkapnya

KPK Diminta Lanjutkan Penyelidikan Kasus-kasus Terkait Keluarga Jokowi: dari Jet Pribadi hingga Blok Medan

2 jam lalu

KPK Diminta Lanjutkan Penyelidikan Kasus-kasus Terkait Keluarga Jokowi: dari Jet Pribadi hingga Blok Medan

Abraham Samad menilai KPK harus melanjutkan penyelidikan kasus-kasus yang diduga melibatkan keluarga Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

LHKPN KPK: Ada 48 Wajib Lapor Baru di Kabinet Prabowo

10 jam lalu

LHKPN KPK: Ada 48 Wajib Lapor Baru di Kabinet Prabowo

KPK mencatat ada 48 orang wajib lapor LHKPN di Kabinet Merah Putih.

Baca Selengkapnya

KPK akan Periksa Kepatuhan LHKPN Tom Lembong yang Tidak Ada Rumah dan Kendaraan

13 jam lalu

KPK akan Periksa Kepatuhan LHKPN Tom Lembong yang Tidak Ada Rumah dan Kendaraan

Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, mengapresiasi perhatian publik terhadap kepatuhan LHKPN Tom Lembong.

Baca Selengkapnya

Megawati Sebut Paling Sering Disadap, Bagaimana Aturan Penyadapan di Indonesia?

14 jam lalu

Megawati Sebut Paling Sering Disadap, Bagaimana Aturan Penyadapan di Indonesia?

Ketua Umum PDIP Megawati bilang dirinya menjadi target penyadapan. Bagaimana aturan terkait dengan penyadapan di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tom Lembong Pakai Rompi Tahanan Warna Pink, Berikut Arti Berbagai Warna Baju Tahanan

14 jam lalu

Tom Lembong Pakai Rompi Tahanan Warna Pink, Berikut Arti Berbagai Warna Baju Tahanan

Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka impor gula oleh Kejagung. Ia mengenakan rompi tahanan warna pink. Ada beberapa warna baju tahanan.

Baca Selengkapnya

Kata Elite PDIP soal Megawati sebagai Orang Paling Disadap di Indonesia

15 jam lalu

Kata Elite PDIP soal Megawati sebagai Orang Paling Disadap di Indonesia

Elit PDIP mengakui bahwa Megawati tidak menggunakan handphone sebagai antisipasi penyadapan.

Baca Selengkapnya

Saksi Sebut Rekomendasi WIUP Milik Eks Ketua DPD Gerindra Muhaimin Syarif Tidak Ikut Prosedur

15 jam lalu

Saksi Sebut Rekomendasi WIUP Milik Eks Ketua DPD Gerindra Muhaimin Syarif Tidak Ikut Prosedur

KPK menemukan penerbitan surat rekomendasi WIUP dibahas Muhaimin Syarif bersama Abdul Gani Kasuba di Hotel Bidakara, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kasus Tom Lembong: Tanggapan Anies dan Cak Imin hingga Sorotan Pengamat

16 jam lalu

Kasus Tom Lembong: Tanggapan Anies dan Cak Imin hingga Sorotan Pengamat

KPK akan membantu Kejaksaan Agung untuk menelusuri aset-aset milik Tom Lembong

Baca Selengkapnya

KPK Siap Bantu Kejaksaan Agung Telusuri Aset-aset Tom Lembong dari Data LHKPN

16 jam lalu

KPK Siap Bantu Kejaksaan Agung Telusuri Aset-aset Tom Lembong dari Data LHKPN

KPK akan menyediakan informasi untuk Kejaksaan Agung bila ingin menelusuri aset-aset Tom Lembong yang kini tersangka kasus impor gula.

Baca Selengkapnya