GMPG soal Airlangga Hartarto, Gagal Memimpin dan Bikin Retak Psikologis Partai Golkar
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Jumat, 28 Juli 2023 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar Sirajuddin Abdul Wahab menilai Ketua Umum Airlangga Hartarto gagal memimpin partai jelang Pemilu 2024. Oleh sebab itu, Sirajuddin yang juga inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) mendukung Golkar menggelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) untuk melengserkan Airlangga dari jabatan Ketum.
Partai Golkar kini tengah digoyang isu musyawarah nasional luar biasa atau munaslub. Gelaran munaslub ditargetkan untuk menggeser Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum. Adapun tokoh yang disebut siap menggantikan Airlangga adalah Luhut Binsar Pandjaitan.
Adapun salah satu syarat menggelar munaslub adalah munculnya kesepakatan dari 2/3 DPD Golkar. Menurut Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam, jika 2/3 daerah tetap mempertahankan Airlangga seagai Ketum, maka Golkar akan hancur dan menjadi partai gurem.
“Ya silakan 2/3 pertahankan Airlangga. Hancur mereka semua. Turun di bawah 4 persen jadi partai gurem kalau DPD masih mempertahankan (Airlangga),” kata dia, Rabu, 26 Juli 2023.
Namun, di Hotel Grand Sheaton Jakarta, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto kembali menegaskan tidak ada rencana Munaslub Golkar. "Golkar tidak ada Munaslub," katanya.
GMPG pesimis jika Airlangga tetap pimpin Golkar
Ia mengaku pesimis jika partai beringin tetap dipimpin Airlangga. Apalagi kemarin, acara diskusi yang bertajuk Selamatkan Partai Golkar sempat diwarnai kerusuhan, ancaman, dan persekusi oleh pihak yang mengatasnamakan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG).
“Sikap kami dari GMPG mendukung munaslub untuk mengganti Airlangga dari Ketum Golkar yang kita anggap gagal memimpin Partai Golkar,” kata Sirajuddin di Restoran Pulau Dua, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Juli 2023.<!--more-->
Kekhawatiran terhadap dugaan kasus Airlangga
Selain itu, Sirajuddin mengatakan kekhawatiran terhadap Airlangga turut muncul dari kasus dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah yang tengah diproses Kejaksaan Agung. Airlangga sebelumnya diperiksa selama 12 jam dan dicecar penyidik dengan 46 pertanyaan.
Sirajuddin bercerita, jargon "Golkar Bersih" sedianya muncul kala Airlangga menggantikan Setya Novanto melalui musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Golkar. Kala itu, Setya Novanto terjerat kasus korupsi E-KTP.
Jika Ketum Golkar kembali tersandera hukum, Sirajuddin menilai partai beringin mesti segera memikirkan langkah mitigasi. Salah satunya, kata dia, melalui gelaran Munaslub untuk melengserkan Menteri Perekonomian tersebut.
“Kita tahu bersama Pak Airlangga diperiksa dalam kasus CPO ya, selama 12 jam. Nah kekhawatiran ini timbul dalam pikiran dan semangat kita,” kata Sirajuddin.
Dugaan kasus korupsi Airlangga buat tensi negatif publik
Sebelumnya, Inisiator Generasi Muda Partai Golkar Almanzo Bonara mengatakan dugaan kasus korupsi ekspor CPO yang menyeret sang ketua umum Airlangga Hartarto membuat publik memiliki tensi negatif pada partai itu.
"Apalagi dalam tahun politik ini, di mana proses pemenangan suara partai sangatlah membutuhkan konsolidasi yang masif," kata dia saat dihubungi, Rabu, 26 Juli 2023.
Seperti diketahui, Kejaksaan Agung memeriksa Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kasus korupsi ekspor CPO pada Senin, 24 Juli 2023. Airlangga diperiksa selama 12 jam dan dicecar 46 pertanyaan.
Menurut Almanzo, kasus hukum yang membawa nama Airlangga itu meretakkan psikologis partai.
"Jadi saya kira Partai Golkar dalam keadaan genting dan sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja," ujarnya.
Golkar perlu duduk bersama mencari jalan dan solusi
Almanzo mengira Golkar perlu duduk berbicara bersama-sama mencari jalan dan solusi terhadap problem yang sedang dihadapi, mulai dari hasil survei partai yang rendah ditambah lagi dengan dugaan kasus korupsi ketua umumnya.
IMA DINI SHAFIRA | TIKA AYU
Pilihan Editor: Respons Terbaru Luhut dan Bahlil soal Kemungkinan Jadi Ketua Umum Golkar Gantikan Airlangga