Elektabilitas Anies Baswedan Stagnan, Pengamat Ungkap 2 Penyebabnya

Reporter

Tika Ayu

Editor

Febriyan

Rabu, 24 Mei 2023 17:55 WIB

Bakal calon presiden Anies Baswedan menyampaikan pidato dalam Temu Kebangsaan Relawan Anies di Tenis Indoor Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad, 21 Mei 2023. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, A. Khoirul Umam menanggapi hasil survei yang menyebutkan elektabilitas Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (Bacapres) stagnan. Menurut dia, hal itu disebabkan dua faktor.

Umam menyatakan faktor pertama adalah karena posisi Anies yang belum terlalu jelas. Meskipun belakangan Anies mulai rajin mengkritik pemerintahan, Umam menilai hal itu belum bisa menjelaskan apa yang membuat dia berbeda dari dua Bacapres lainnya, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Dia menyatakan Anies belum bisa menjelaskan narasi perubahan yang dia usung.

"Karena itu, Anies perlu kerja lebih keras dengan menjelaskan poin-poin perubahan apa yang membedakannya dari Capres lain yang mewakili narasi keberlanjutan," kata Umam melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 24 Mei 2023.

Anies belum umumkan pendampingnya

Kedua, menurut Umam, elektabilitas Anies stagnan karena belum adanya kepastian siapa yang akan menjadi pendampingnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Anies sempat menyatakan telah mengantongi nama bakal calon wakil presiden (Bacawapres) yang akan mendampinginya saat menghadiri perayaan ulang tahun atau Milad PKS di DI Yogyakarta pekan lalu. Akan tetapi dia menyatakan belum akan mengumumkannya.

Umam menilai Anies belum mengumumkan nama Bacawapres karena menunggu sinyal dari Partai NasDem. Sementara di sisi lain, menurut dia, NasDem masih menunggu kepastian apakah Partai Golkar akan bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Advertising
Advertising

"Menurut sejumlah informasi spekulatif, masuknya Golkar ke koalisi perubahan akan menunggu kepastian proposal mereka sebagai Cawapres Prabowo diterima atau tidak," kata Umam.

Umam menilai rencana masuknya Golkar ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan logis. Pasalnya, adalah dianggan sebagai "ibu kandung" NasDem. Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, merupakan mantan kader partai berlambang beringin tersebut.

"Dan pertemuan Golkar-Nasdem akan mempertemukan nama-nama besar seperti Jusuf Kalla, Surya Paloh dan Luhut Binsar Panjaitan," kata dia.

Meskipun demikian, dia menilai ada satu kendala bagi Golkar untuk bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Dia menilai Golkar tak ingin bernasib seperti NasDem yang kemudian disingkirkan dari lingkaran Presiden Jokowi.

"Apalagi celah kerentanan hukum figur Airlangga (Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto) dinilai tergolong tinggi," kata dia.

Selanjutnya, Anies dinilai harus lebih berani

<!--more-->

Karena itu, Umam mendorong agar Anies Baswedan lebih berani menjelaskan konsep perubahan kepada masyarakat dan segera mengumumkan Bacawapres yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024.

"Anies tidak mungkin diharapkan bisa memimpin gerakan perubahan jika ia masih tidak punya keberanian untuk menjelaskan apa konsep perubahan yang ia usung dan masih juga tidak berani menentukan pasangannya meskipun sudah diberi kewenangan oleh koalisi pengusungnya," kata dia.

Sejumlah lembaga survei sebut elektabilitas Anies stagnan bahkan cenderung turun

Sebelumnya, sejumlah lembaga survei menyebut elektabilitas Anies Baswedan stagnan bahkan cenderung menurun. Anies disebut berada di posisi terakhir dibandingkan dua pesaingnya, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Yang terbaru adalah hasil survei Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas. Hasil survei itu menyebutkan Elektabilitas Anies terbilang stagnan selama tiga bulan terakhir di angka belasan persen. Elektabilitas Anies pada Mei 2023 ini berada di angka 13,6 persen, tak jauh berbeda dengan hasil survei yang sama pada Januari lalu.

Anies tertinggal dari Prabowo Subianto yang elektabilitasnya meningkat dari 20 persen pada Januari lalu menjadi 24,5 persen saat ini. Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo disebut menurun dari 25 persen pada Januari lalu menjadi 22,8 persen saat ini.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) juga menyebutkan elektabilitas Anies cenderung stagnan sejak setahun terakhir. Pada Mei 2022, elektabilitas Anies menyentuh angka 21,4 persen sementara pada Mei 2023 elektabilitas Anies hanya 20,8 persen. Saat ini, menurut LSI, Anies tertinggal dari Ganjar Pranowo di angka 31,9 persen, dan Prabowo Subianto 33,9 persen.

Lembaga Indikator Politik Indonesia yang menggelar survei pada 11 - 17 April 2023 pun menemukan hasil yang nyaris sama. Dalam satu tahun terakhir, elektabilitas Anies Baswedan bahkan dinilai cenderung turun. Pada April 2022, Anies disebut memiliki elektabilitas 26,6 persen sementara April lalu turun menjadi 25,2 persen. Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo naik dari 32,4 persen pada April 2022 menjadi 34 persen pada April 2023. Elektabilitas Prabowo Subianto juga naik dari 30,2 persen pada April 2022 menjadi 31,7 persen pada April 2023.

Berita terkait

Modus Penyelewengan Dana BOS

15 menit lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Bergabung ke Koalisi Prabowo, Gibran: Semuanya Baik-Baik Saja

8 jam lalu

Partai Gelora Tolak PKS Bergabung ke Koalisi Prabowo, Gibran: Semuanya Baik-Baik Saja

PKS memang belum membuat keputusan resmi akan bergabung atau tidak di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

8 jam lalu

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

Surya Paloh tidak tampak dalam acara yang digelar di kediaman Anies di Lebak Bulus itu.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

10 jam lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan, gugatan PDIP salah alamat jika ingin membatalkan pelantikan kliennya

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

10 jam lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan PDIP tidak memiliki legal standing mengajukan gugatan ke PTUN di perkara ini

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

11 jam lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

11 jam lalu

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan posisi partainya yang mendukung pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

14 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Gugatan PDIP ke KPU di PTUN dan Prediksi Pakar

16 jam lalu

Perjalanan Gugatan PDIP ke KPU di PTUN dan Prediksi Pakar

Berikut perjalanan gugatan PDIP ke KPU di PTUN terkait pencalonan Gibran. Lantas, apa prediksi pakar terkait gugatan PDIP tersebut?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

18 jam lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya