4 Pernyataan Jokowi Saat Hadiri Acara Puncak Musyawarah Rakyat di Istora Senayan
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Minggu, 14 Mei 2023 21:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi hadir di acara Puncak Musra atau Musyawarah Rakyat Relawan Jokowi di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu siang. Berdasarkan pantauan di lokasi, Jokowi tiba di Istora sekitar pukul 13.00. Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terlihat ikut mendampingi Jokowi.
Setibanya di lokasi, Jokowi yang mengenakan baju lengan panjang berwarna putih tersebut langsung menyapa para pendukungnya yang sudah menunggu di depan pintu masuk Istora Senayan. Relawan Jokowi yang juga mengenakan pakaian berwarna putih berjajar membentuk barikade sambil membentangkan spanduk bertuliskan 'Relawan Jokowi Tunggu Komando Jokowi'.
Berikut ragam pernyataan Jokowi saat hadiri acara puncak Musra di Istora Senayan dirangkum Tempo.
Janji bisiki partai politik soal capres cawapres versi musra
Musra telah menetapkan tiga nama capres dan empat cawapres 2024 yang akan diserahkan ke Jokowi. Nama-nama ini dipilih setelah menjaring suara dari berbagai provinsi. Tiga capres yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Adapun cawapres yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsyad Rasyid, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Koordinator Musra, Panel Barus, secara resmi telah menyetorkan nama-nama yang ditetapkan tersebut ke Jokowi.
Jokowi juga telah menerima daftar nama capres dan cawapres yang dipilih sekelompok relawan dalam Musra di Istora Senayan, Jakarta. Jokowi pun mengingatkan bahwa konstitusi mensyaratkan yang bisa mencalonkan capres atau cawapres hanya partai atau gabungan partai.
"Sehingga itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat, kepada partai-partai yang sekarang ini koalisinya juga belum selesai," kata Jokowi di Istora, Minggu, 14 Mei 2023. "Jadi kalau saya sekarang untuk apa, itu yang namanya strategi, jangan grasa-grusu, Belanda masih jauh."
Tak persoalkan menteri maju caleg
Jokowi juga tidak mempersoalkan menterinya mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif atau caleg. Bagi Jokowi, anak buahnya boleh saja maju jadi caleg sepanjang tidak mengganggu tugas harian.
"Yang harus kita tahu, secara aturan diperbolehkan," kata Jokowi dalam keterangan pers usai menghadiri acara Musyawarah Rakyat atau Musra di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 14 Mei 2023.
Menurut Jokowi dia akan selalu mengevaluasi kerja para menteri. "Kalau mengganggu, memang kerjanya terganggu, ya ganti bisa, gitu aja," ujar kepala negara.<!--more-->
Keliru 2024, hilang kesempatan jadi negara maju 13 tahun lagi
Jokowi juga menyinggung soal peluang Indonesia menjadi negara maju dalam 13 tahun ke depan menurut para pakar karena adanya bonus demografi yang hanya terjadi satu kali saja. Jokowi lantas mengaitkan peluang tersebut dengan Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 nanti.
"Begitu keliru memilih pemimpin yang tepat untuk 13 tahun ke depan, hilang kesempatan menjadi negara maju," kata Jokowi.
Jokowi mendasarkan ceritanya pada pengalaman negara-negara di Amerika Latin yang sudah menjadi menjadi negara berkembang di tahun 50 sampai 70-an. Tapi sekarang, negara-negara itu masih tetap menjadi negara berkembang
"Karena tidak bisa memanfaatkan peluang yang ada saat itu," kata dia.
Bagi Jokowi, kondisi serupa bisa berulang di Indonesia. "Begitu kita tak bisa memanfaatkan waktu 13 tahun ini, dan kita tak bisa memanfaatkan, kita akan jadi negara berkembang terus, karena kesempatan itu tak muncul dua kali," kata dia.
Sebut Indonesia butuh pemimpin yang dekat dan paham hati rakyat
Atas dasar inilah, Jokowi lantas menebar pesan ke relawannya soal sosok yang harus dipilih di 2024 nanti. Salah satunya, Jokowi menyebut Indonesia butuh pemimpin yang dekat dan paham hati rakyat. Jokowi juga menyebut Indonesia butuh pemimpin yang paham potensi dan kekuatan Indonesia.
"Pemimpin yang mampu memanfaatkan peluang yang ada, bukan rutinitas, bukan hanya duduk di Istana, dan tangan tangan, bukan itu," ujar kepala negara.
FAJAR PEBRIANTO
Pilihan Editor: Ragam Permintaan Ganjar Pranowo saat Bertemu dengan Relawan di GBK