Jokowi Angkat Bicara soal Proyek Kereta Api Makassar - Parepare Jadi Ladang Suap

Kamis, 13 April 2023 12:18 WIB

Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Erick Thohir saat mengunjungi Pasar Pal Tugu, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis, 14 April 2023. TEMPO/ Ricky Juliansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara soal proyek Kereta Api (KA) Makassar-Parepare yang ikut terhubung dengan kasus suap pejabat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Padahal, proyek ini baru saja diresmikan pengoperasiannya Jokowi.

"Ya tidak mungkin semua proyek yang ribuan banyaknya itu tidak ada masalah, pasti satu dua ada masalah, biasa kan, proyek yang besar," kata Jokowi dalam keterangan pers usai mengunjungi Pasar Minggu, Jakarta, Kamis, 13 April 2023.

Itulah sebabnya, kata Jokowi, dirinya terus mengontrol masalah dari proyek-proyek yang ada di lapangan. "Dikontrol di lapangan saja masih ada masalah, apalagi tidak?," kata dia.

Menurut Jokowi, hampir setiap saat dirinya mengecek proyek pemerintah di lapangan. "Tiap hari lo ke lapangan ngecek, ke lapangan ngecek, itu pun masih ada masalah, apalagi tidak," kata dia.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja mengungkap kasus dugaan suap pada empat proyek perkeretaapian di lingkungan Kemenhub. Kasus itu merupakan hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT), Selasa, 11 April 2023, yang menjerat sejumlah pejabat Ditjen Perkeretaapian Kemenhub.

Advertising
Advertising

Salah satunya, proyek pembangunan jalur kereta di Makassar, Sulawesi Selatan. Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membenarkan bahwa kasus proyek yang terseret kasus suap itu berkaitan dengan KA Makassar-Parepare yang baru saja diresmikan Kepala Negara.

"Sudah seperti yang saya bacakan tadi, saya jelaskan bahwa itu ada keterkaitan. Kemudian dikembangkan sampai Jawa, Jakarta, Depok dan seterusnya," terang Johanis pada konferensi pers, Kamis, 13 April 2023.

Berdasarkan konstruksi perkaranya, empat proyek perkeretaapian yang terseret dalam pusaran kasus suap itu yakni proyek pembangunan jalur KA di Makassar; pembangunan jalur kereta api ganda Solo Balapan-Kadipiro-Kalioso; empat proyek pembangunan jalur kereta api dan dua proyek supervisi di Lampegan, Cianjur, Jawa Barat; serta proyek perbaikan perlintasan sebidang Jawa-Sumatra.

Pada empat proyek tersebut, KPK menduga telah terjadi pengaturan pemenang pelaksana proyek oleh pihak-pihak tertentu melalui rekayasa sejak mulai proses administrasi sampai penentuan pemenang tender.

"Penerimaan uang yang diduga sebagai suap oleh para pihak dalam kegiatan proyek pengadaan dan pemeliharaan jalan kereta api dimaksud sejauh ini diduga mencapai lebih dari Rp14,5 Miliar dan berikutnya tentu terus KPK kembangkan dan didalami lebih lanjut pada proses penyidikan," kata Johanis.

Pilihan Editor: KPK Sebut Uang Korupsi Proyek Rel Kereta Api Digunakan untuk Bayar THR

Berita terkait

Durian Musang King Jadi Sorotan Usai Disebut Pada Sidang Kasus Dugaan Korupsi Syahrul Yasin Limpo

1 jam lalu

Durian Musang King Jadi Sorotan Usai Disebut Pada Sidang Kasus Dugaan Korupsi Syahrul Yasin Limpo

Durian Musang King disebut dalam kasus dugaan korupsi eks Mentan Syahrul Yasin Limpo. Apa istimewanya jenis durian ini?

Baca Selengkapnya

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

1 jam lalu

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

Pembentukan Pansel KPK yang objektif dianggap akan mempertaruhkan keberhasilan kinerja Pimpinan dan Dewas KPK pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

1 jam lalu

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

Kedua program Jokowi itu adalah program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Anggaran yang ditangguhkan Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

2 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

3 jam lalu

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

Soeharto lengser pada Kamis, 21 Mei 1998 berpengaruh besar terhadap karier militer menantunya dulu, Prabowo yang kini presiden terpilih Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

3 jam lalu

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

Bayu tak menampik namanya masuk dalam daftar calon pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

5 jam lalu

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KAI Operasikan Tiga Kereta Api Tambahan di Stasiun Malang saat Libur Panjang

5 jam lalu

KAI Operasikan Tiga Kereta Api Tambahan di Stasiun Malang saat Libur Panjang

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya mengoperasikan tiga kereta api tambahan di periode libur panjang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

6 jam lalu

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

Presiden Jokowi dimintai seorang perempuan dari delegasi Prancis untuk mengambil potretnya di depan mangrove.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Sodorkan 20 Nama Calon Pansel KPK ke Jokowi, Siapa Saja?

6 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Sodorkan 20 Nama Calon Pansel KPK ke Jokowi, Siapa Saja?

Siapa saja calon pansel KPK yang disodorkan ke Jokowi?

Baca Selengkapnya