KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo melakukan kunjungan kerja ke markas Satuan Radar 226 Buraen, Nusa Tenggara Timur pada Ahad 19 Maret 2023. TEMPO/Mirza bagaskara
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU ) Marsekal Fadjar Prasetyo mengungkapkan ada rencana penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk memperkuat TNI AU. Penambahan itu sudah dikoordinasikan dengan Kementerian Pertahanan.
"Untuk perencanaan tambahan alutsista sudah direncanakan dan beberapa sudah direalisasikan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan)," ujar Fadjar Prasetyo dalam konferensi pers gladi bersih HUT ke-77 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis, 6 April 2023.
Ada beberapa alutsista yang sudah datang ke Indonesia, seperti pesawat jet Dassault jenis Falcon 7X dan Falcon 8X asal Prancis serta Pesawat C-130J-30 Super Hercules A-1339. Tidak hanya itu, helikopter bermesin ganda H225M produksi Airbus juga akan segera tiba di Indonesia.
Ihwal rencana pembelian pesawat tempur Dassault Mirage 2000-5 Qatar, menurut Fadjar, hal tersebut merupakan keputusan Kemhan. Meski begitu TNI AU tetap mempersiapkan infrastrukturnya terlebih dulu sebelum pembelian pesawat itu terealisasi.
Fadjar menepis isu bahwa kesiapan pesawat tempur Indonesia rendah. "Kami menjaga kesiapan pesawat itu sesuai dengan yang direncanakan," ujarnya.
Dia mengakui bahwa sempat mengalami kendala dalam pemenuhan suku cadang pesawat Sukhoi imbas perang Rusia dan Ukraina. Menurut Fadjar kondisi ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia saja, melainkan seluruh dunia terganggu oleh rantai pasoknya (supply chain).
"Akan tetapi, kami dapat mengatasinya, dan kami ingin memperlihatkan kepada rakyat Indonesia bahwa TNI AU selalu siap mempertahankan kedaulatan udara," kata dia.
Berdasarkan data dari Global Firepower pada 2023 yang menempatkan Indonesia sebagai kekuatan militer ke-13 dari 145 negara di dunia, diketahui bahwa TNI-AU selaku pembina pertahanan udara nasional memiliki 466 unit armada pesawat.
Pesawat-pesawat ini terdiri atas 176 unit helikopter, dan sebanyak 15 unit di antaranya merupakan helikopter tempur. Indonesia juga memiliki 127 unit pesawat latih dan 41 unit pesawat jet tempur dengan 37 unit di antaranya berspesifikasi jet serang khusus.
Selain itu, TNI AU juga mengawaki 17 unit pesawat untuk misi khusus serta satu unit pesawat tanker pengangkut bahan bakar. Militer Indonesia, menurut data GFP, juga diketahui memiliki 67 unit pesawat angkut bersayap tetap. Jumlah tersebut meliputi sekitar 14,4 persen dari total armada pesawat yang dimiliki Indonesia.
Adapun jumlah pesawat yang dimiliki oleh suatu negara sangat berpengaruh pada pertahanan negara tersebut. "Ini juga berlaku bagi Indonesia yang banyak memerlukan pesawat angkut pasukan dan logistik tempur selain pesawat untuk melakukan patroli udara," ujarnya.