Eks Napi Terorisme Ali Fauzi Manzi: Merakit Bom Jauh Lebih Mudah Dibanding Membuat Karya Ilmiah
Reporter
Eko Widianto (Kontributor)
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 21 Februari 2023 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bekas napi terorisme Ali Fauzi Manzi sempat terisak menahan tangis saat memberi sambutan mewakili 2007 wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang Selasa, 21 Februari 2023.
Ali Fauzi meraih gelar doktor setelah mempertahankan disertasi berjudul Moderasi Beragama bagi Para Eks Napiter. Pendidikan doktoral ditempuh selama 3,5 tahun dan mendapat predikat Cumlaude.
“Hari ini menjadi hari paling berbahagia. Dimana sosok Ali Fauzi yang notabene mantan teroris. Di majelis ini saya Mohon maaf sebesar-besarnya, saya dan saudara saya melakukan aksi terorisme dan kemudian dihujat masyarakat,” katanya sembari mengusap air mata.
Gemuruh sorak tepuk tangan para wisudawan bergema, mengapresiasi Ali Fauzi. Ia berharap ke depan tidak ada lagi aksi terorisme dan penembakan polisi lagi. “Saya menangis terharu, saya dulu dibuang dan dibenci, ternyata saya bisa meraih pendidikan akademik hingga doktoral,” katanya.
Tidak mudah menyelesaikan pendidikan doktoral, katanya, ia hampir putus asa. Lantaran sering revisi hingga menderita vertigo. “Saya ingin menjadi dokter teroris. Mengobati mereka yang masih memiliki pemikiran destruktif. Saya temukan di UMM,” katanya.
Menurutnya, sebagai bekas kombatan dengan jabatan terakhir kepala instruktur perakitan bom Jamaah Islamiyah Jawa Timur, merakit satu kontainer jauh lebih mudah dibandingkan menulis karya ilmiah.
Namun promotor dan pembimbing terus memberi motivasi. “Biasa perang dengan senjata, sekarang perang tulisan saja takut,” ujar Ali menirukan promotor doktor, Profesor Ishomuddin.
Eks napi terorisme Umar Patek turut hadir dalam wisuda Ali Fauzi. Umar merupakan kawan karib sejak menjalani pendidikan militer di Afghanistan, menjadi kombatan di Moro, Filipina hingga bersama-sama merakit bom Bali 1. “Pendidikan mengalahkan terorisme. Ini pesan kuat bagi saya dan mantan napiter lain,” katanya.
Ali Fauzi menginspirasi bekas napiter untuk mengenyam pendidikan tinggi. Namun, Umar Patek memilih berwirausaha dan program memiliki momongan bersama istri asal Filipina yang kini berkewarganegaraan Indonesia.
Rektor UMM, M Fauzan menyampaikan sejak awal UMM mendesain Islam moderat. Wisuda kali ini menjadi momen bersejarah dengan wisudawan mantan teroris yang taubat. “Di sini menemukan ekosistem untuk perbaiki pola pikir beragama. Dulu destruktif kini menemukan jalan,” ujarnya.
Ia menyampaikan terima kasih kepada dosen yang memberi pembelajaran hingga mengubah mindset Ali Fauzi. Dari semula keras anti kemanusiaan berbalik menjadi dekat dengan kemanusiaan dan menemukan jalan yang lurus dan benar.
“Kami terbuka untuk napiter lain, silakan yang mau taubatan nasuha silakan belajar di UMM,” katanya. Ia juga menawarkan program beasiswa khusus untuk kelompok marjinal dan lemah. Tak lemah secara ekonomi tapi kemanusiaan.