Menkes Soal Covid Kraken Masuk RI: Menular Cepat, tapi Lemah
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Eko Ari Wibowo
Kamis, 26 Januari 2023 13:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pihaknya terus melakukan surveillance dan penelusuran kontak erat dari WNA Polandia, pasien pertama di Indonesia yang terkonfirmasi telah terjangkit subvarian Omicron XBB 1.5 alias Covid Kraken. Berdasarkan pengamatan kementerian, Covid Kraken ini memiliki penularan yang cepat.
"Tapi lemah, apa artinya? hospitality (potensi pasien masuk rumah sakit)-nya engga tinggi," kata Budi usai rakornas transisi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional tahun 2023 di Jakarta, Kamis, 26 Januari 2023.
Kemarin di DPR, Budi telah mengumumkan kasus Covid Kraken yang berasal dari warga negara asing alias WNA Polandia yang berkunjung ke Indonesia. WNA tersebut masuk ke Indonesia lewat Jakarta pada 6 Januari lalu. Kemudian, WNA ini ke Balikpapan pada 7 Januari. Atas temuan kasus ini, kementerian sedang menelusuri kontak erat pasien tersebut.
Budi menyebut Kraken ini adalah cicit dari Omicron, BA.1 dan BA.1.5, dari BA.5 kemudian XBB. Meski virus ini terus bermutasi, Budi mengklaim imunitas masyarakat relatif lebih baik. "Kami harapkan sero-survei kan akan keluar di Februari, nah selama populasi kita baik, terutama yang orang tua yang punya komorbid itu imunitasnya masih tinggi, Insyaallah kalau ada varian baru bisa tertangani," ujarnya.
Saat ini, Budi menyebut Covid Kraken ini menyebabkan sedikit kenaikan kasus di Amerika Serikat. Di Eropa, naik karena BA.5, sementara di Jepang dan Cina naik karena BQ.1 dan XBB. Tapi Indonesia tidak mengalami kenaikan kasus saat gelombang anak dan cucu varian dari Omicron.
"Karena imunitas populasi kita baik hasil sero survei kita baik oleh karena itu pesan saya ke masyarakat tidak usah panik kalau di dalam ruangan padat merasa batuk atau lihat temannya batuk-batuk, pakai masker, itu protokol kesehatan itu seperti influenza diare TBC (Tuberculosis) dan DB (Demam Berdarah)," kata dia.
Di sisi lain, Budi juga tetap menyarankan masyarakat menggunakan masker dalam kondisi yang padat. Lalu, orang tua dan orang dengan komorbid alias penyakit bawaan juga dianjurkan segera booster.
Sekarang, program vaksinasi booster kedua sudah dimulai dan menurut Budi sejauh ini masih gratis. Tapi Budi tak menutup kemungkinan bahwa pemerintah akan mengubahnya jadi berbayar, sebagai bagian dari strategi pandemi menuju endemi.
"Intinya intervensi pemerintah yang mengatur-atur masyarakat akan kami kurangi. Supaya partisipasi masyarakat atas kesadaran sendiri itu boleh ditingkatkan obat-obatan vaksinnya ada," kata mantan Wakil Menteri BUMN ini.
Baca: Menkes Sebut Covid Kraken Masuk Jadi Bukti Surveillance RI Bagus