Pemilu 2024, KMHDI Ajak Masyarakat Antisipasi Politisasi Agama

Editor

Febriyan

Sabtu, 14 Januari 2023 18:21 WIB

Ratusan peserta unjuk rasa dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) menolak kenaikan harga BBM di sekitaran Patung Kuda Monas, Jakarta Pusat, Jumat 2 September 2022. Tempo/Hamdan C Ismail

TEMPO.CO, Jakarta - Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) mengajak masyarakat untuk mengantisipasi politisasi agama menjelang Pemilu 2024. Menurut KMHDI, problematika politisasi agama marak terjadi di tahun-tahun politik.

"Memasuki tahun politik, ditambah situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian di tengah masyarakat hari ini akibat situasi global, politisasi agama yang dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan di masyarakat yang harus diantisipasi,” ujar Ketua Presidium PP KMHDI, I Putu Yoga Saputra dalam keterangannya, Sabtu, 14 Januari 2023.

Ajakan tersebut disampaikan Yoga dalam Dialog dan konsolidasi keumatan antar ormas Hindu Nasional yang dilaksanakan di GOR Pura Agung Taman Sari,Jakarta Timur, Jumat, 13 Januari 2023.

Yoga membeberkan dampak dari politisasi agama sangat tidak sederhana. Hal ini tercermin dari tahun-tahun politik sebelumnya. Oleh karena itu, Yoga menyebut pihaknya harus mampu mengedukasi umat Hindu dan memberikan penyadaran tentang politik agar tidak mudah tergiring arus politisasi agama.

"Situasi yang dirasakan masyarakat hari ini tidaklah mudah, jangan sampai diperburuk dengan politisasi agama lagi, itu sangat mengganggu kesatuan dan persatuan kita, mengaburkan hal-hal yang subtantif seperti persoalan mendasar yang ada di umat Hindu menjadi tidak terselesaikan dengan baik," kata Yoga.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Yoga menyebut organisasinya yang mayoritas anggotanya merupakan pemuda, memiliki peran untuk mencegah pembelahan di tengah masyarakat. Ia berharap para anak muda dapat menggunakan sosial media dengan bijak, karena pembelahan kerap kali terjadi di sosial media.

Terakhir, Yoga melalui KMHDI mengajak seluruh lembaga Hindu tingkat nasional untuk bersama-sama mengantisipasi segala bentuk politisasi agama. Ia optimistis politisasi agama dapat diantisipasi jika seluruh lembaga atau ormas Hindu bersama-sama bergerak.

Politisasi Agama merupakan bagian dari politik identitas. Berbagai pengamat hingga Presiden Joko Widodo atau Jokowi berulang kali mengingatkan agar hal tersebut tak lagi digunakan pada Pemilu 2024. Pasalnya, politik identitas bisa menimbulkan segregasi yang tajam di kalangan masyarakat.

Berita terkait

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

2 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

3 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

4 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

8 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

16 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

17 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

17 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

19 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

19 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

21 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya