Kasus Chiki Ngebul, Pengamat Sebut Perlu Penguatan Sistem Pengawasan

Senin, 9 Januari 2023 10:24 WIB

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. ANTARA/HO-Dicky Budiman

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan maraknya kasus keracunan es krim hidrogen atau chiki ngebul yang belakangan terjadi disebabkan lemahnya sistem pengawasan kesehatan di Indonesia. Pengajar Universitas Griffith, Australia itu menilai hal itu dapat terlihat dari banyaknya kasus keracunan yang disebabkan oleh makanan dan obat di Indonesia.

“Ini adalah masalah klasik di Indonesia, permasalahan terlihat tumpang tindih. Seolah ada regulasi tapi ada zona abu-abu yang tidak terlalu rinci mengaturnya,” kata Dicky pada Ahad 8 Januari 2023.

Dicky menambahkan persoalan keracunan es krim hidrogen bukan baru-baru ini saja terjadi. Ia mengatakan kasus keracunan makanan tersebut sudah ada dari tahun 2018 yang lalu.

“Ini membuktikan kalau perbaikan sistem pengawasan kesehatan di Indonesia itu belum banyak berubah. Sehingga keberulanag tersebut masih saja terjadi,” ujar dia saat dihubungi Tempo Ahad 8 Januari 2023.

Oleh karena itu, Dicky mengatakan perlu ada perbaikan regulasi dan pengawasan kesehatan di lembaga-lembaga terkait. Bahkan, kata dia, pemerintah perlu meningkatkan sumberdaya dan kewenangan lembaga-lembaga yang ditugasi dalam mengawasi makanan dan obat.

Advertising
Advertising

“Kita sudah ada dinas kesehatan dan BPOM, kedua lembaga ini perlu diperkuat. Bahkan, kalau perlu limpahkan kepada pihak lain bila memang tidak mampu,” ujar dia.

Perihal es krim hidrogen, Dicky mengatakan ada bahaya lain bila dikonsumsi terlepas dari zat hidrogen bagi kesehatan. Ia menyebut hidrogen yang dikonsumsi oleh tubuh bisa membakar tubuh orang yang mengkonsumsinya.

“Hal in terjadi pada tahun 2021 di Ponorogo ada anak kecil tubuhnya terbakar karena meminum es tersebut. Tapi anehnya makanan ini masih bisa dijual di Indonesia,” ujar dia.

Sebelumnya tujuh siswa sekolah dasar di Tasikmalaya, Jawa Barat mengallami keracunan setelah mengkonsumsi es krim hidrogen alias ciki ngebul. Keracunan tersebut terjadi pada November 2022 yang lalu. Setelah mengkonsumsi es krim hidrogen tersebut, para siswa dilaporkan mengalami mual, muntah, dan begah di perut.

Es krim ngebul tersebut memiliki ciri-ciri berwarna-warni dan bisa mengeluarkan asap saat dimakan. Asap tersebut berasal dari nitrogen cair yang dikandung oleh es krim tersebut.

Baca: Soal Chiki Ngebul, Kemenkes Bilang Sudah Imbau Masyarakat Hati-hati Makan Jajanan

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

4 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

6 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

7 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

8 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

11 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

11 hari lalu

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

11 hari lalu

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

Pemerintah pusat diminta menjembatani Pemerintah Kabupaten Manggarai dan nakes yang dipecat untuk menemukan solusi bersama.

Baca Selengkapnya

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

12 hari lalu

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.

Baca Selengkapnya