William Liddle tentang Gus Dur: Pemuda Nyeleneh dengan Pikiran Tajam

Jumat, 30 Desember 2022 14:04 WIB

Gus Dur. Foto/Youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Abdurrahman Wahid atau Gus Dur wafat 16 tahun silam pada 30 Desember 2006. Gus Dur merupakan salah seorang tokoh yang sangat dihormati di Tanah Air. Makam Presiden RI ke-4 yang terletak di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng , Jombang itu kerap dikunjungi banyak peziarah menjelang akhir tahun.

Sepak terjang Gus Dur telah banyak menginsiprasi orang, terutama terkait toleransi. Berikut rangkuman profil dari sosok yang dijuluki Bapak Pluralisme tersebut.

Mengutip laman NU, Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur pada 7 September 1940. Ia merupakan cucu salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama atau NU KH Hasyim Asy’ari dan putra KH A Wahid Hasyim yang pernah menjabat ketua Tanfidziyah NU ke-5 dan menteri agama di era presiden Soekarno. Ia adalah pertama dari enam bersaudara.

Baca: Putri Gus Dur: Kalo Aku Unggah Lelucin Ini, Diperiksa Nggak?

Gus Dur banyak menimba ilmu dari pendidikan pesantren di Indonesia dan pendidikan tinggi di sejumlah negara seperti Mesir, Irak, dan Belanda. Meskipun Gus Dur tidak memiliki ijazah pendidikan formal perguruan tinggi, ia berhasil membawa gagasan-gagasan asing ke dalam konteks Keindonesiaan.

Advertising
Advertising

Berbagai jenis buku Arab dan Eropa yang dibawanya ke Indonesia banyak dijadikan inspirasi oleh kalangan-kalangan intelektual NU pada dekade 1980-an dan 1990-an. Gus Dur juga kerap menuangkan pemikirannya dalam tulisan di surat kabar Kompas, Tempo, dan majalah Prisma terbitan LP3ES, dan sebagainya.

Sejak 1980-an, Gus Dur sudah mulai berkecimpung dalam dunia politik. Akhirnya pada 1984 ia terpilih menjadi Ketua Umum PBNU dalam Muktamar yang diselenggarakan di Situbondo. Setelah menjadi Ketua Umum PBNU, Gus Dur semakin aktif untuk bergerilya dalam kegiatan politik. Gus Dur juga vokal untuk mengkritik pemerintahan Soeharto yang dinaggapnya terlalu otoriter.

Melansir Media IPNU, pada Juli 1998 Gus Dur menanggapi pembentukan partai politik. Ini dilakukan agar warga NU bisa menyampaikan aspirasi politiknya. Partai tersebut diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada 7 Februari 1999, PKB resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat presidennya. Pemilu April 1999, PKB meraih 12 persen suara dan PDIP memenangkan 33 persen suara.

Pada 20 Oktober 1999, Sidang Umum MPR memilih presiden baru. Meskipun suara PDIP yang terbesar, namun Gus Dur yang terpilih sebagai Presiden RI ke-4. Di karenakan suasana politik yang memanas kala itu.

Masa kepemimpinan Gus Dur sebagai presiden RI hanya seumur jagung, yakni 21 bulan. Meski demikian, dalam rentang waktu yang singkat itu Gus Dur telah banyak melakukan gebrakan, utamanya terkait upaya mengentaskan diskriminasi.

Mengutip Majalah Tempo, Gus Dur ketika itu mencabut larangan perayaan Imlek yang berlaku hampir 30 tahun pada masa Orde Baru. Pada masa kepemimpinan Gus Dur, Konghucu diakui sebagai agama resmi. Gus Dur juga mengembalikan nama Papua yang selama Orde Baru disebut sebagai “Irian Jaya”. Bendera Bintang Kejora juga diperbolehkan dengan catatan tidak lebih tinggi dari Merah Putih.

Pengamat politik William Liddle dalam artikel berjudul “My Name is Abdurrahman Wahid” menggambarkan Gus Dur sebagai sosok pemuda nyeleneh dengan pikiran tajam yang tak nyaman dengan keyakinan dan praktik islam konvensional. Sikap nyeleneh itu terlihat ketika ia membela kelompok Ahmadiyah pada 2008. Kala itu pemerintah berniat meneken surat keputusan pembubaran kelompok tersebut.

Gus Dur menderita gangguan penglihatan sehingga sering kali surat dan buku yang harus dibaca atau ditulisnya harus dibacakan atau dituliskan oleh orang lain. Beberapa kali ia mengalami serangan stroke. Diabetes dan gangguan ginjal juga dideritanya. Karena berbagai komplikasi penyakit yang dideritanya, Gus Dur wafat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 30 Desember 2009.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: Hari-hari Terakhir Gus Dur Dilengserkan, bercelana Pendek Sapa Pendukungnya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Studi: Laki-laki Lebih Berisiko Alami Komplikasi Diabetes Dibanding Perempuan

22 jam lalu

Studi: Laki-laki Lebih Berisiko Alami Komplikasi Diabetes Dibanding Perempuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi diabetes dibandingkan dengan perempuan

Baca Selengkapnya

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

1 hari lalu

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

Mama Lauren kondang sebagai peramal, ia meninggal 14 tahun lalu. Apa ramalan terakhirnya?

Baca Selengkapnya

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

1 hari lalu

Pengurus GP Ansor Bertemu Jokowi di Istana Negara, Berikut Profil Gerakan Pemuda Ansor

Jajaran pengurus GP Ansor menemui Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024. Berikut profil Gerakan Pemuda Ansor.

Baca Selengkapnya

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

1 hari lalu

Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

Olahraga seperti mengangkat beban dapat membantu penderita diabetes memperbaiki kondisi kesehatan dan mengurangi obat-obatan.

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

1 hari lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

2 hari lalu

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

Hari hipertensi sedunia diperingati setiap 17 Mei

Baca Selengkapnya

Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

2 hari lalu

Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

Peneliti dari Indonesia mengembangkan alat deteksi penyakit kardiovaskular. Cocok dipakai untuk tenaga medis di daerah pedesaan.

Baca Selengkapnya

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

2 hari lalu

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.

Baca Selengkapnya

11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

2 hari lalu

11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

Para ahli lebih menyarankan masyarakat untuk membatasi makanan ultra proses alias makanan instan yang tidak memberikan nutrisi-nutrisi berharga.

Baca Selengkapnya