Saksi Sebut Akurasi Tes Poligraf 93 Persen, Kuasa Hukum Kuat Ma'ruf: 7 Persen Tidak Akurat?

Rabu, 14 Desember 2022 19:22 WIB

Terdakwa Kuat Ma'ruf menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 7 Desember 2022. Sidang dengan terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf itu menghadirkan Mantan Kepala Biro Provos Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Benny Ali sebagai saksi. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Tim kuasa hukum Kuat Ma'ruf memprotes dan meragukan akurasi tes poligraf yang menyimpulkan kliennya telah berbohong karena mengaku tidak melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Hal ini disampaikan salah satu anggota tim kuasa hukum Kuat Ma’ruf setelah saksi ahli Aji Febriyanto Arrosyid, anggota polisi yang menjabat Kepala Urusan Bidang Komputer Forensik Ahli Poligraf, menyampaikan hasil tes terdakwa pembunuhan Brigadir Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 14 Desember 2022.

“Tadi mengenai kualitas keakuratan poligraf yang 93 persen. Berarti ada kemungkinan tidak akurat 7 persen. Nah apakah yang menyebabkan ketidakakuratan 7 persen itu?” tanya kuasa hukum.

“Tidak akurat 7 persen?” kata Aji bingung dengan maksud pertanyaan kuasa hukum.

Kuasa hukum mengulang pertanyaannya lebih rinci. Ia mengatakan sebelumnya saksi ahli menyampaikan tingkat akurasi tes poligraf hanya bisa 93 persen. Kuasa hukum menanyakan kenapa tidak bisa sampai 100 persen. Ia juga menyatakan 100 persen hanya milik Allah.

Advertising
Advertising

Baca juga: Tim Forensik Sebut Peluru yang Bersarang di Punggung Brigadir Yosua Identik dengan Pistol Glock-17

“100 persen hanya milik Allah SWT. Nah 7 persen ini apa penyebabnya?” kata kuasa hukum.

Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso mengatakan ke saksi ahli agar menjawab tidak bisa jika memang tidak bisa menjawab.

“Tidak bisa Yang Mulia,” kata Aji.

Sebelumnya Aji menjelaskan tahapan pemeriksaan poligraf dan seberapa besar tingkat akurasi tes tersebut.

Ia menjelaskan uji poligraf terhadap terdakwa menggunakan teknik Asosiasi Poligraf Amerika Serikat

“Teknik ini memiliki keakuratan di atas 93 persen,” kata Aji.

Majelis hakim pun meminta saksi ahli menjelaskan kenapa tingkat akurasi hanya 93 persen dan bagaimana 7 persen sisanya.

“Saudara jelaskan menurut standar tingkat keakuratannya 93 persen, 7 persen sisanya?” tanya hakim.

“7 persen sisanya lebih ke keahlian dari seorang pemeriksa Yang Mulia. Semakin pandai seorang pemeriksa maka nilai keakuratan pemeriksaan ini akan semakin tinggi. Untuk nilai ambang bawahnya adalah 93 persen,” papar Aji.

Aji Febriyanto Arrosyid mengatakan Kuat Ma’ruf terindikasi berbohong menurut hasil tes poligraf. Ia mengatakan Kuat menjalani pemeriksaan dua kali dengan hasil pertama +9 dan kedua -13 dalam NDI (No Deception Indicated).

"Untuk hasil +NDI tidak terindikasi berbohong," kata Aji.

Ia menjelaskan Kuat Ma’ruf diperiksa dengan dua isu berbeda. Pertanyaan pertama adalah apakah Kuat Ma’ruf memergoki persetubuhan Putri Candrawathi dan Yosua. Ia mengatakan hasil poligraf mengindikasikan jujur.

“Apa pertanyaanya?” tanya jaksa.

“Untuk saudara Kuat pertanyaannya adalah ‘kamu memergoki persetubuhan Ibu PC dan Yosua?’,” kata Aji.

“Apa jawabannya?

“Jujur.”

“Berarti apa?”

“Tidak memergoki.”

“Tidak melihat ya?”

“Iya,” jawab Aji

Adapun untuk pertanyaan kedua adalah apakah Kuat Ma’ruf melihat Ferdy Sambo menembak Yosua. Dia mengatakan, jawaban Kuat Ma’ruf berbohong.

“Jawabannya Kuat ‘tidak’. Itu hasilnya berbohong,” tutur Aji.

Kuat Ma’ruf dalam kesaksiannya di sidang mengaku tidak melihat atau mendengar Ferdy Sambo menembak Brigadir Yosua alias Brigadir J. Keterangan ini membuatnya ditegur hakim karena tidak masuk akal.

Dalam surat dakwaan, Richard menembak sekitar 3-4 kali ke depan tubuh Yosua hingga roboh tertelungkup. Kemudian Ferdy Sambo mengakhiri eksekusi dengan tembakan ke belakang kepala sebelum menembak ke dinding untuk alibi tembak-menembak antarajudan.

Eksekusi Yosua berlangsung antara pukul 17.11-17.16 ketika Ferdy Sambo tiba di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga. Ferdy Sambo memegang leher belakang Yosua dan mendorongnya hingga berada di depan tangga lantai satu.

Yosua berhadapan dengan Ferdy Sambo dan Richard Eliezer, sementara Kuat Ma’ruf berada di belakang Ferdy Sambo dan Ricky Rizal bersiaga apabila Yosua melawan. Kuat Ma’ruf juga menyiapkan pisau yang ia bawa dari Magelang untuk berjaga-jaga apabila Yosua melawan. Adapun Putri Candrawathi berada di kamar lantai satu yang hanya berjarak tiga meter dari posisi Brigadir J.

Baca juga: Sindir Kubu Ferdy Sambo Cs Framing Richard Eliezer Bohong, Kuasa Hukum: Tes Poligraf Buktikan Richard Jujur

Berita terkait

Kematian Tragis Polisi: Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dan Pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambos Cs

1 hari lalu

Kematian Tragis Polisi: Brigadir RA Tewas Diduga Bunuh Diri dan Pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambos Cs

Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi alias Brigadir RA, mengingatkan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J pada 2022.

Baca Selengkapnya

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

1 hari lalu

Kapolri Diminta Usut Kematian Brigadir RA, Teman Merasa Ada yang Janggal, Teringat Kasus Ferdy Sambo

Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA menjadi perhatian. Sahabatnya teringat kasus kematian Brigadir J yang dibunuh Ferdy Sambo

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

3 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

13 hari lalu

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

Tol Cikampek Kilometer atau KM 50-an kembali menjadi lokasi tragedi. Sebuah kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik lalu

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Fakta Kematian Brigadir Yosua di Tangan Ferdy Sambo, Bentrok Brimob vs TNI di Sorong

15 hari lalu

Top 3 Hukum: Fakta Kematian Brigadir Yosua di Tangan Ferdy Sambo, Bentrok Brimob vs TNI di Sorong

Kejanggalan kematian ajudan Ferdy Sambo itu terungkap setelah keluarga memaksa peti jenazah Brigadir Yosua dibuka.

Baca Selengkapnya

Fakta Awal Kematian Brigadir Yosua di Tangan Ferdy Sambo

16 hari lalu

Fakta Awal Kematian Brigadir Yosua di Tangan Ferdy Sambo

Peran Ferdy Sambo dalam kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, awalnya hampir tak terlihat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Hukrim: Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Remisi Setya Novanto, Pilot Susi Air Dibawa ke Medan Perang

16 hari lalu

Terpopuler Hukrim: Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Remisi Setya Novanto, Pilot Susi Air Dibawa ke Medan Perang

Berita mengenai setahun vonis banding Ferdy Sambo atas pembunuhan ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat banyak dibaca.

Baca Selengkapnya

Setahun Lalu Banding Ferdy Sambo Ditolak Tetap Hukuman Mati, Ini Perjalanan Jadi Vonis Penjara Seumur Hidup

17 hari lalu

Setahun Lalu Banding Ferdy Sambo Ditolak Tetap Hukuman Mati, Ini Perjalanan Jadi Vonis Penjara Seumur Hidup

Setahun lalu banding Ferdy Sambo ditolak alias tetap dihukum mati. Seiring berjalannya waktu, vonis itu diubah jadi penjara seumur hidup. Kok bisa?

Baca Selengkapnya

Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Tetap Vonis Hukuman Mati

18 hari lalu

Setahun Lalu Putusan Banding Vonis Mati Ferdy Sambo Dibacakan, Tetap Vonis Hukuman Mati

Hari ini, setahun lalu atau 12 April 2023, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta bacakan putusan banding yang diajukan Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

Selain Sengketa Pilpres 2024, Berikut Perkara yang Juga Ada Amicus Curiae Termasuk Pembunuhan Brigadir J

21 hari lalu

Selain Sengketa Pilpres 2024, Berikut Perkara yang Juga Ada Amicus Curiae Termasuk Pembunuhan Brigadir J

Sejumlah pihak terus mengajukan Amicus Curiae ke MK kasus sengketa Pilpres 2024. berikut beberapa perkara bermuatan amicus curiae. Apa saja?

Baca Selengkapnya