Kasus Baru Virus Polio, Kemenkes Sebut Indonesia Sudah Dapat Sertifikat Bebas Polio Sejak 2014

Reporter

magang_merdeka

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 19 November 2022 14:57 WIB

Bidan Puskesmas Cisimeut memberikan vaksin polio kepada seorang anak Suku Baduy di Kampung Cisadane, Lebak, Banten, Jumat 26 Agustus 2022 malam. Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di kawasan pedalaman Baduy tersebut dilaksanakan hingga malam hari agar anak dan ibu Suku Baduy mau mengikuti kegiatan pemberian imunisasi untuk meningkatkan kesehatan serta mencegah berbagai penyakit. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

TEMPO.CO, Jakarta - Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan Indonesia telah mendapatkan sertifikat bebas polio sejak 2014. Meski demikian, sertifikat tersebut tidak menjadi jaminan bahwa penyakit polio akan terjadi lagi.

"Nah kita di Indonesia dan seluruh dunia itu sudah mendapatkan sertifikat bebas polio dari 2014 dan seluruh dunia sepakat bahwa meski sekalipun kita sudah ada bebas polio tapi surveillance untuk setiap kelumpuhan lumpuh layu itu harus dilaporkan ya," jelas Maxi dalam konferensi pers secara daring pada, Sabtu, 19 November 2022.

Maxi menyebut memang diberikannya sertifikat bebas polio itu tidak menjadi jaminan. Dalam kenyataanya, kasus terbaru di Aceh menjadi bukti jika pemberian sertifikat itu tidak menjamin bahwa Indonesia bebas dari virus polio.

Baca juga: Virus Polio Muncul Lagi di Aceh, Kemenkes Sebut Karena Lingkungan Kotor

"Dan kenyataannya ternyata virus Polio liar tipe dua dinyatakan eradikasi pada tahun 2015 sedangkan virus tipe tiga telah dinyatakan eradikasi pada 2019 dan negara yang endemik virus tipe satu adalah Pakistan dan Afghanistan," kata dia.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Maxi menjelaskan dalam penyakit virus Polio terdiri beberapa tipe virus. Di antaranya virus tipe 1 yaitu Brunhilde, tipe 2 yakni Lansig, dan tipe 3 adalah Leon. Maxi mengatakan dalam satu kasus virus Polio yang dilaporkan akan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB.

"Kita tahu virus ini ada tiga tipe, tipe satu, tipe dua, dan tipe tiga. Ada 15 negara yg telah melaporkan kasus tipe dua dan penemuan satu kasus polio itu merupakan suatu Kejadian Luar Biasa. Kita terakhir di Indonesia juga pernah ada kasus sebelum di Aceh itu ada kasus tapi tipe satu di Papua tahun 2018," ujar Maxi.

Selanjutnya pemerintah telah lakukan berbagai upaya...

<!--more-->

Meskipun demikian, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi virus Polio. Dalam penjelasan yang diberikan Maxi mengungkapkan saat ini Kemenkes telah memberikan vaksin Polio yang sudah dialihkan menjadi jenis obat tetes atau bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV).

"Vaksin polio ini dilemahkan untuk vaksin tipe satu dan dua. Sebelumnya kita pakai TrioPV untuk tipe satu, dua, dan tiga. Tapi karena kita sudah eradikasi jadi tipe 2 itu tidak dipakai lagi sehingga pakai kita sudah shifting ke bOPV," tutur Maxi.

Adapun dalam pemberian vaksin Polio jenis bOPV akan dilakukan secara bertahap. Maxi menjelaskan vaksin itu diberikan selama empat bulan guna memaksimalkan pemberian obat yang akan dikombinasikan bersama jenis vaksin lain.

"Itu selama diberikan satu sampai empat bulan. Jadi ada empat kali polio dan di bulan ke empat di kombinasi dengan inactivated Polio Vaccine," kata Maxi.

Oleh karena itu, Maxi mengungkapkan bahwa pemberian vaksin jenis bOPV akan diberikan kepada bayi berusia 9 bulan. Hal tersebut juga bersamaan dengan agenda penyaluran vaksin Campak dan Rubella.

"Dan nanti ada di poster juga di usia 9 bulan bersamaan dengan vaksin Campak atau Rubella," tutur Maxi.

Sementara itu, Maxi membeberkan beberapa peta wilayah yang sudah terkena dampak penularan virus Polio. Ia menyebutkan bahwa sebanyak 88,6 persen daerah di Indonesia terdampak virus pada tahun 2020.

"Kalau lihat cakupan oral polio virus OPV dan IPV memang ditingkat kabupaten atau kota itu di seluruh Nusa rendah atau bersama sebelum pandemi lumayan OPV sampai IPV4 itu ada 88,6 persen. Sekalipun ada yang dibawah 50 persen. Kalau Aceh dari tahun 2020 memang sudah merah. Kemudian tahun 2021 turun dari 88,6 persen ke 80,2 persen," jelas Maxi.

Baca juga: Apa Syarat Suatu Kejadian Dikategorikan Kejadian Luar Biasa (KLB)?

MUH RAIHAN MUZAKKI

Berita terkait

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

15 jam lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

18 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

20 jam lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

22 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

7 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

9 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya