Banyak Gimik Sudutkan Brigadir J, Pengamat Sebut Bagian Criminal Profilling
Reporter
Hamdan Cholifudin Ismail
Editor
Eko Ari Wibowo
Kamis, 10 November 2022 12:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Forensik, Reza Indragiri menilai sifat-sifat negatif dari Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang dikulik dipersidangan saat beraroma criminal profiling. Ia menilai pengulikan tersebut mendiskreditkan Yosua.
Victim profiling tersebut menurutnya sebagai upaya membenarkan adanya kekerasan seksual yang dilakukan Yosua.
"Terlepas apakah profiling itu benar atau tidak. Dan sifat-sifat buruk Yosua itulah yang seolah membenarkan bahwa Yosua telah melakukan kekerasan seksual. Jadi, victim profiling tentang Yoshua itu justru beraroma criminal profiling," kata Reza pada keterangan tertulis yang dibagikan pada Kamis 10 November 2022.
Reza juga mengatakan sejumlah saksi pun begitu kompak dan fasih menyebut watak-watak buruk Yosua. Tapi tidak ada satu pun kata sifat yang positif tentang Yosua.
"Mereka punya proses berpikir yang sama, artikulasi spontan yang sama, kosakata yang sama, dan "kelupaan" yang sama untuk menyebut satu kebaikan pun tentang Yoshua. Filter mentalnya seragam, semua isi keterangan mereka pun kelam," ujarnya.
Ia pun berharap adanya peradilan yang fairness dan purposefulness. Hal itu dikarenakan tidak ada manusia yang buruk seutuhnya.
"Tak mungkin ada manusia yang isinya sampah semua. Jadi, setelah Yosua dilukiskan sebagai manusia dengan sifat-sifat negatif, bolehlah para saksi dan ahli juga dikondisikan untuk tidak bias dan tidak lalai menjabarkan sifat-sifat positif Yosua. Pasti ada. Kecuali jika saksi diajari untuk lupa," ujarnya.
Reza menambahkan karena sudah ada victim profiling beraroma criminal profiling tentang Yosua, maka bolehlah di ruang sidang juga disodorkan criminal profiling tentang Ferdy Sambo dan Putri Candrawati. Polri, menurut Reza, juga butuh criminal profiling itu.
"Yakni, agar paham dinamika kehidupan Ferdy Sambo lalu mencegah para perwira tinggi menjadi Sambo-Sambo baru. Masyarakat juga bisa menggunakan criminal profiling itu untuk mewaspadai orang-orang dengan ciri-ciri yang sama, sehingga bisa memperkecil risiko menjadi sasaran pembunuhan berencana," kata dia.
Topang tuduhan kekerasan seksual
Anggota Pusat Kajian Assessment Warga Binaan Pemasyarakatan, Poltekip, Kemenkumham ini menjelaskan lukisan kelam tentang kepribadian Yosua itu tampaknya akan dipakai untuk menopang tuduhan kekerasan seksual. Sehingga para ahli yang membuat profiling harus bisa menjelaskan bagaimana sifat-sifat Yosua bisa bersimpul sedemikian rupa mendorong dirinya melakukan kekerasan seksual.
"Tanpa penjelasan, maka profiling itu hanya akan menambah stigma buruk berikutnya terhadap Yosua dan keluarga besarnya.
Betapa menyedihkannya andai profiling hanya menjadi ajang re-viktimisasi terhadap Yosua," kata Reza.
"Sudah jatuh ditimpakan tangga pula. Sudah ditembak mati, lalu disebut menembak teman, bukan dipulihkan martabatnya, tapi kini justru dipotret dengan sedemikian jeleknya," tambahnya.
Baca: Susi ART Ferdy Sambo Sebut Tidak Tahu soal Pelecehan Seksual Terhadap Putri Candrawathi