Alasan Kasus Kanker di Indonesia Terus Naik, Hasbullah: Konsumsi Nikotin Seperti Rokok

Reporter

magang_merdeka

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 9 November 2022 06:00 WIB

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Lead Co-Chair Global Health Security and COVID-19 Task Force T20 Indonesia, Prof Hasbullah Thabrany menjelaskan alasan kasus kanker di Indonesia terus meningkat. Menurutnya, faktor risiko kanker terbesar disebabkan karena konsumsi nikotin seperti rokok.

"Jadi, diketahui banyak penyakit-penyakit yang berhubungan dengan konsumsi rokok itu lebih dari 100, umumnya hampir semua sakit kanker berkorelasi positif terhadap konsumsi nikotin," kata Hasbullah kepada Tempo pada Ahad, 30 Oktober 2022.

Tak hanya rokok, ia mengatakan ada faktor risiko kanker lainnya seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan berminyak, jarang berolahraga, dan pola hidup yang tidak sehat. Sehingga, kata Hasbullah, 4 dari 1000 orang akan lebih mudah terkena kanker.

Baca juga: Cukai Rokok Naik Tahun Depan, Kemenkes Semula Berharap Bisa Sampai 25 Persen

"Kalau tinggal di Jerman atau di Jepang, musim dingin susah buat lari pagi. Kita bisa lari pagi setiap hari sepanjang tahun, tapi tidak kita lakukan karena behavior kita," kata dia.

Advertising
Advertising

Hasbullah mengatakan peran pemerintah dalam menangani kasus kanker di Indonesia sangat diperlukan, terlebih kepada masyarakat yang tidak mampu.

Mulai dari jaminan kesehatan perawatan dan pengobatan kanker yang ditanggung secara menyeluruh, membangun kesadaran masyarakat dengan kampanye pola hidup sehat, bahaya rokok, dan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan pemeriksaan kanker yakni deteksi dini secara gratis.

Ia juga menilai seharusnya pemerintah membuat suatu kebijakan untuk menghambat pertumbuhan kanker dengan cara memperkecil faktor risiko, yaitu dengan mempersulit jual beli rokok. Menurutnya, ini ada hubungannya dengan pola hidup masyarakat Indonesia yang sebagian besar menjadi perokok.

"Kalau memang membahayakan ya kasih instrumen untuk mereka agar tidak mampu beli (rokok). Jangan memudahkan situasi mereka membeli rokok," kata dia.

Bila sudah terkena kanker, kata Hasbullah, pengobatannya bisa mencapai Rp 1 miliar, tergantung kondisinya.

Ia mencontohkan bila kanker dalam kondisi stadium 1, maka masih bisa ditempuh dengan jalur operasi. Namun, bila sudah masuk stadium 3-4, maka pengobatannya akan lama dan membutuhkan penanganan yang biayanya cukup mahal.

"Ada lagi obat kanker, tergantung kondisi jaringannya, dan sebagainya, itu bisa menghabiskan Rp 1 miliar lagi. Kalau operasi diangkat paling habis 15-20 juta. Maka kuncinya harus deteksi dini," ujarnya.

Baca juga: Cukai Rokok 2023 dan 2024 Naik 10 Persen, Ini Kajian dan Pertimbangan Kemenkeu

GADIS OKTAVIANI

Berita terkait

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

2 hari lalu

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

Hingga hari ini, kata Bigwanto, pemerintah belum mempunyai regulasi yang memadai untuk mengendalikan produk tembakau.

Baca Selengkapnya

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

3 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

4 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

7 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

7 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

11 hari lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

14 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

16 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

18 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

19 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya