Puan Maharani Tidak Dikenai Sanksi soal Pembentukan Dewan Kolonel

Rabu, 26 Oktober 2022 16:13 WIB

Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan keterangan usai menutup pertemuan P20 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 7 Oktober 2022. Pertemuan P20 merupakan forum parlemen negara-negara G20 yang diselenggarakan dalam satu rangkaian KTT G20. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP tidak memberikan sanksi apapun kepada Puan Maharani atas terbentuknya Dewan Kolonel. Kelompok ini merupakan wadah sejumlah anggota DPR fraksi PDIP yang mendukung Puan Maharani sebagai Calon Presiden 2024.

"Mbak Puan sendiri tidak terlibat dalam proses itu," kata Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Oktober 2022.

Puan tidak dikenai sanksi meskipun PDIP sudah melayangkan surat teguran kepada Dewan Kolonel. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Dewan Kolonel tidak dikenal dalam AD/ART partai.

Dia menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan disiplin partai mesti ditegakkan tanpa pandang bulu, termasuk kepada Dewan Kolonel. "Partai tidak mengenal dalam AD/ART adanya Dewan Kolonel,” kata Hasto Kristiyanto di Jakarta Pusat, Minggu, 23 Oktober 2022.

Beda dengan Puan, beberapa kader lain kena sanksi. Contohnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dapat teguran lisan karena menyatakan dirinya siap jadi Capres. Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy dapat peringatan keras dan terakhir karena terang-terangan mendukung Ganjar jadi Capres.

Sanksi untuk Ganjar dan Rudy diumumkan terbuka dalam konferensi pers, tidak seperti sanksi untuk Dewan Kolonel. Hasto mengakui Dewan Kolonel juga sudah dikenai sanksi dan diumumkan dalam rapat internal DPP PDIP.

Komarudin juga menyebut sanksi untuk Dewan Kolonel memang sudah disampaikan secara internal DPP. PDIP baru belakangan menyampaikan tindakan untuk Dewan Kolonel, karena memang keberadaan kelompok ini sudah kadung diketahui publik. "Tapi di DPP, di internal, (sanksi) disampaikan," kata dia.

Tindakan Dewan Kolonel, kata dia, memang pelanggaran berat karena membuat organisasi di luar AD/ART partai. Nama-nama mereka yang terlibat di Dewan Kolonel pun, kata Komarudin, muncul di media salah satunya di Majalah Tempo.

Komarudin pun mengklaim sudah menghubungi mereka yang disebut terlibat di dalam Dewan Kolonel dan menyebut sebagian juga tidak mengerti dengan keberadaan kelompok itu. Meski demikian, Komarudin menyebut pemanggilan untuk mereka yang diduga terlibat Dewan Kolonel masih berlangsung.

"Ini kami lagi persiapan untuk panggilan gelombang berikutnya, untuk klarifikasi, kami tertibkan semua," ujarnya.

Komarudin menegaskan lagi kalau Dewan Kolonel hanyalah inisiatif sejumlah kader, tanpa keterlibatan Puan. Ia menyadari ada kader yang kadang terlampau kreatif dan mencari muka. "Harus kami tertibkan, itu bukan menolong pemimpin, tapi menjerumuskan," kata dia.

Dewan Kolonel diinisiasi 12 anggota DPR

Pernyataan Komarudin ini bertolak belakang dengan anggota DPR Fraksi PDIP Johan Budi, yang menyatakan keberadaan Dewan Kolonel telah diketahui dan disetujui oleh Puan. Menurut Johan, Dewan Kolonel saat ini berisi 12 orang.

Di antaranya Johan Budi sebagai inisiator, Trimedya Panjaitan selaku koordinator, serta Bambang Wuryanto dan Utut Adianto selaku Jenderal. Johan menyebut Utut Adianto telah menghadap Puan untuk melaporkan keberadaan Dewan Kolonel.

“Berkembang terus. Lalu dilaporkan ke Mbak Puan. Mbak Puan setuju,” kata Johan di Gedung DPR, Selasa, 20 September 2022.

Johan menyatakan Dewan Kolonel sebagai tempat berkumpulnya penggemar Puan Maharani. Kelompok ini dibentuk tiga bulan lalu. Dia mengatakan Dewan Kolonel kerap mengadakan rapat untuk berdiskusi serta membahas konsep untuk mendukung Puan Maharani sebagai calon presiden.

Dewan Kolonel disebut Johan turut mendirikan basecamp di Jakarta sekitar sebulan lalu. Posko ini, kata dia, dipersiapkan untuk mendukung Puan. Namun, ia mengatakan bakal tetap menunggu keputusan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP untuk mulai bergerak.

“Kita gerak untuk Mbak Puan, tapi tentu kita menunggu keputusan Ibu Ketua Umum. Persiapan dulu, sudah ada posko. Ini buat persiapan kalau Mbak Puan ditunjuk oleh Bu Mega,” kata Johan.

Selanjutnya: Puan pernah sebut Dewan Kolonel sah-sah saja..

<!--more-->

Sehari kemudian, Puan menilai keberadaan Dewan Kolonel sebagai hal yang sah-sah saja. Sikap Puan ini berbeda dengan Hasto yang memberi pernyataan tegas kalau Dewan Kolonel tak sesuai AD/ART partai.

Puan mengaku telah mendengar pembentukan Dewan Kolonel. Menurutnya, keberadaan Dewan Kolonel sah-sah saja selama didasari semangat gotong royong. “Saya berharap Dewan Kolonel dapat membantu menjalankan tugas-tugas partai, khususnya sesuai arahan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, terkait persiapan menghadapi Pemilihan Umum 2024,” kata Puan dalam keterangannya, Rabu, 21 September 2022.

Beberapa hari kemudian, Puan juga angkat bicara soal keberadaan Dewan Kolonel. "Jadi apapun bentuknya, namanya, itu hanya nama dan bentukan," kata Puan Maharani dalam konferensi pers saat pertemuan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Minggu, 25 September 2022.

Keduanya hari ini berziarah ke makam almarhum Taufiq Kiemas, ayah Puan, di Taman Makam Pahlawan atau TMP Kalibata, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan, Cak Imin pun mendoakan Puan jadi presiden dan berharap dia minimal jadi wakilnya.

Puan lantas meminta seluruh pengurus di struktur partai, simpatisan, legislatif, hingga eksekutif menjalankan instruksi Megawati untuk turun ke masyarakat. "Sambangi rakyat, tangkap aspirasi rakyat, dan tentu saja menangkan PDIP di Pemilu 2024," kata dia.

Baca: Dewan Kolonel Diberi Peringatan, Masinton: Tetap Selalu Support Mbak Puan

Berita terkait

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

50 menit lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

18 jam lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

19 jam lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

20 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

1 hari lalu

Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

Sidang pemeriksaan pendahuluan gugatan PDIP terkait dugaan perbuatan melawan hukum oleh KPU telah gelar pukul 10.00 WIB, Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

1 hari lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan, gugatan PDIP salah alamat jika ingin membatalkan pelantikan kliennya

Baca Selengkapnya

PDIP Ubah Isi Petitum Gugatan di PTUN, Ini Alasannya

1 hari lalu

PDIP Ubah Isi Petitum Gugatan di PTUN, Ini Alasannya

PDIP sudah mengajukan gugatan ke PTUN sebelum MK menyampaikan putusan sengketa pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

1 hari lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

1 hari lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan PDIP tidak memiliki legal standing mengajukan gugatan ke PTUN di perkara ini

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

1 hari lalu

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

Gibran rencana Prabowo yang akan melibatkan ketua parpol dan tokoh senior, tak terkecuali Ketua Umum PDIP Megawati dalam menyusun kabinet

Baca Selengkapnya