Hari Pangan Sedunia 2022, FAO: 5 Negara akan Rawan Kelaparan

Minggu, 16 Oktober 2022 06:01 WIB

Nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Beba, Takalar, Sulsel FAO/Kamaruddin Azis

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Pangan Sedunia diperingati setiap 16 Oktober. Peringatan ini bersamaan dengan lahirnya Food and Agriculture Organization (FAO) pada 16 Oktober 1945. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat internasional akan pentingnya penanganan masalah pangan baik ditingkat global, regional maupun nasional.

Mengutip dari laman Kementerian Pertanian, peringatan Hari Pangan Sedunia bermula dari konferensi FAO ke 20, pada Nopember 1976 di Roma. Koferensi ini memutuskan untuk dicetuskannya resolusi No. 179 mengenai World Food Day. Kemudian resolusi ini disepakati oleh 147 negara anggota FAO, dimana setiap 16 Oktober merupakan peringatan Hari Pangan Sedunia.

Baca: Hari Pangan Sedunia 2021, FAO Kedepankan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Tema Hari Pangan Sedunia 2022

Tahun ini, Hari Pangan Sedunia diperingati dengan Tema “Jangan tinggalkan satu orang pun: Produksi yang Lebih Baik, Nutrisi yang Lebih Baik, Lingkungan yang Lebih Baik, dan Kehidupan yang Lebih Baik”. Tema ini lahir karena dunia menghadapi tantangan ketahanan pangan yang besar akibat dari konflik, krisis ekonomi, darurat iklim, degradasi lingkungan, dan dampak lanjutan dari COVID-19.

Selain itu, peringatan ini juga berfokus untuk memperbaiki harga pangan yang melonjak ke rekor tertinggi di tahun ini. Di mana harga pupuk menjadi mahal bagi banyak petani, sehingga jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan pun terus meningkat.

Advertising
Advertising

“Kenaikan harga pangan mempengaruhi kita semua, tetapi dampaknya paling dirasakan oleh mereka yang rentan dan oleh negara-negara yang sudah mengalami krisis pangan,” kata Rajendra Aryal Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste, dalam rilisnya.

Kenaikan terhadap harga pangan ini mengakibatkan 3,1 miliar orang di seluruh dunia tidak mampu membeli makanan yang sehat. Akibatnya jumlah kelaparan di dunia terus meningkat. Dalam dua tahun, jumlah orang yang rawan pangan telah meningkat dari 135 juta (2019) menjadi 193 juta (2021), dan pada 2022 sebanyak 828 juta.

Sekitar 970.000 orang diperkirakan akan hidup dalam kondisi kelaparan di lima negara yaitu Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan dan Yaman. Jumlah ini lebih banyak dari enam tahun lalu yaitu hanya dua negara yang masyarakatnya menghadapi kondisi serupa.

Karena masalah tersebut, FAO berharap pemerintah dunia dapat mengubah sistem pertanian-pangan menjadi lebih efisien, lebih inklusif, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan untuk produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik untuk semua.

WINDA OKTAVIA

Baca: Rayakan Hari Pangan Sedunia, FAO Apresiasi Pertanian Indonesia

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

2 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

2 hari lalu

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim sejumlah harga pangan telah berangsur normal. Yang mahal tinggal gula pasir.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

8 hari lalu

Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

Ikappi menyayangkan kondisi curah hujan yang tinggi di beberapa daerah sehingga membuat gagal panen dan memicu kenaikan harga bawang merah.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

9 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

11 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

11 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

13 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Pasca Lebaran Tak Berubah, Tapi Stok Terbatas

14 hari lalu

Harga Bahan Pokok Pasca Lebaran Tak Berubah, Tapi Stok Terbatas

Harga bahan pokok diklaim pedagang sembako Pasar Kramat Jati Jakarta Timur masih cenderung tetap. Namun stok sedikit karena belum ada pengiriman.

Baca Selengkapnya