INFO NASIONAL – Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian pembangunan pertanian Indonesia di masa pandemi Covid-19. Di saat kondisi pangan dan perekonomian dunia mengalami penurunan, pertanian Indonesia justru mampu menyediakan pangan sehingga PDB sektor pertanian mengalami pertumbuhan dan menjadi penyelamat perekonomian nasional.
"Kinerja sektor pertanian luar biasa. PDB sektor pertanian tumbuh positif dan mengalami kenaikan mencapai 2,59 persen," kata Aryal melalui sambungan virtual pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-41 yang dihelat di hamparan persawahan Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dan diikuti seluruh wilayah Indonesia, Senin, 25 Oktober 2021.
Berangkat dari pencapain tersebut, Aryal menegaskan komitmen FAO untuk memberikan lebih banyak dukungan dalam upaya terus menerus untuk melakukan transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan. "FAO akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, dan mereka yang sangat rentan," tuturnya.
Berdasarkan data BPS, pada Triwulan II 2020 PDB sektor pertanian tumbuh 16,24 persen (Q to Q). Pada triwulan III dan IV, PDB pertanian tumbuh masing-masing 2,15 persen dan 2,59 persen (Y on Y) dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional.
Nilai ekspor produk pertanian selama Januari-Desember 2020 mencapai Rp451,8 triliun dan meningkat 15,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp390,2 triliun.
Peningkatan ekspor berlanjut memasuki periode Januari-September 2021, di mana ekspor pertanian mencapai Rp450 triliun dan tumbuh 45,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yang nilai ekspornya mencapai Rp309,58 triliun.
BPS pun mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) sejak bulan Juni 2020 NTP 99,66 terus meningkat hingga Desember 2020 menjadi 103,2, dan berlanjut pada awal tahun 2021. Pada September 2021, NTP sebesar 105,68 dan meningkat 0,96 persen dibanding Agustus 2021. Indonesia juga berhasil menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi prevalensi kerawanan pangan (FIES) dan inflasi bahan pangan selama pandemi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan HPS ke-41 tahun 2021 yang mengangkat tema “Pertanian Meningkat, Pangan Aman, di Tengah Pandemi Krisis Global” bertujuan untuk memperkuat kerja sama dan meningkatkan koordinasi fungsional yang efektif dari seluruh komponen pemerintah dan masyarakat guna mendukung ketahanan pangan.
Ia menekankan tantangan yang hadapi sektor pertanian ke depan semakin berat mengingat akan adanya perubahan iklim, krisis air dan lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia bahkan dunia. Oleh karena itu, HPS ke-41 ini harus dijadikan sebagai momentum konsolidasi emosional semua pihak untuk menghadapi tantangan sektor pertanian ke depan yang semakin besar tersebut.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas komitmen dan dukungan FAO, IFAD, WFP, dan mitra pembangunan lainnya dalam membantu Indonesia untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19, utamanya bagi petani dan masyarakat rentan.
"Highlight kegiatan HPS tahun ini adalah kita akan bersama-sama secara serentak melakukan kegiatan panen dan tanam raya berbagai komoditas pertanian dari 41 titik lokasi di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. 41 titik lokasi ini menandai usia pelaksanaan peringatan HPS yang ke-41 di tahun 2021 ini," ucapnya.
Adapun komoditas yang akan ditanam dan dipanen meliputi komoditas padi, jagung, sorghum, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit dan kakao, cabai, tomat, brokoli, bawang merah, dan bunga hias. Kementerian Pertanian mengupayakan tiada hari tanpa panen dan tanam di berbagai titik di Indonesia. (*)