Dugaan Pemaksaan Jilbab, Sultan HB X Minta Sekolah Tak Main Tafsir Sendiri

Jumat, 5 Agustus 2022 17:40 WIB

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bertemu Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan HB X di Yogyakarta, Senin 1 November 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta sekolah tak bermain tafsir sendiri terhadap peraturan yang dibuat pemerintah, khususnya soal seragam sekolah. Ini diungkapkan Sultan agar kasus dugaan pemaksaan jilbab yang terjadi di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul tak berulang kembali.

"Aturan kan sudah ada, ya aturan yang sudah ada itu jangan dilanggar menurut penafsirannya sendiri, sudah jelas kok aturannya," kata Sultan HB X, Jumat, 5 Agustus 2022.

Aturan yang dimaksud Sultan merujuk Permendikbud nomor 45 tahun 2014 tentang seragam sekolah. Dalam beleid itu sudah ditegaskan tidak boleh ada pemaksaan penggunan atribut agama tertentu di sekolah negeri. Sultan menduga penafsiran soal peraturan itu oleh sekolah dilatari kepentingan tertentu sehingga penerjemahannya diseragamkan untuk seluruh siswa.

"Ya adanya penyeragaman aturan seragam itu karena kepentingannya (sekolah) sendiri saja, sehingga mereka melakukan hal-hal yang tidak pas dan melanggar aturan," kata Sultan.

Sultan mengingatkan, meskipun alasan penggunaan jilbab bagi siswi muslim itu di satu sisi hal yang positif, namun tidak boleh disertai unsur paksaan dan tekanan dari pihak lainnnya. "Alasannya mungkin nasihat, tidak memaksa, tapi semua kan boleh beralasan," kata Sultan.

Advertising
Advertising

Sultan sendiri telah menonaktifkan sementara kepala sekolah dan tiga guru SMAN 1 Banguntapan Bantul yang diduga terlibat dugaan pemaksaan jilbab itu per hari ini.

Dia menegaskan pemerintah tak segan memberikan sanksi berat bila ada sekolah sekolah negeri yang terbukti melanggar aturan soal seragam sekolah. "Tapi perlu dilihat juga kebenarannya, jangan sampai karena prasangka," kata Sultan.

Adapun Kepala Ombudsman Republik Indonesia DIY Budhi Masturi mengatakan dari pemeriksaan maraton ke pihak SMAN 1 Banguntapan Bantul, mulai kepala sekolah, guru bimbingan konseling, guru agama juga wali kelas, ditemukan sejumlah indikasi. Indikasi itu terutama ketidaksesuaian aturan seragam sekolah yang diterapkan pihak SMAN 1 Banguntapan Bantul dan Permendikbud 45 tahun 2014.

Dari tata tertib atau panduan sekolah yang didapat ORI tertera bahwa seluruh aturan seragam sekolah itu disertai dengan atribut keagamaan berupa jilbab untuk siswi perempuan. "Ketiga jenis seragam yang tertera dalam panduan itu seragam OSIS, batik dan pramuka, semua seragam itu untuk siswi berupa atribut jilbab dan rok serta baju lengan panjang," kata Budhi.

Meskipun tidak ada kata wajib, hanya saja dalam panduan yang dibuat sekolah itu tak memberi pilihan lain pada siswi muslim tak menggunakan jilbab. "Pilihannya tak memakai jilbab hanya untuk siswi nonmuslim, jadi memang tak ada pilihan bagi siswi muslim tak berjilbab," kata dia.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

19 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

2 hari lalu

Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

Sultan HB X lesehan bersama warga dijamu bakmi godog saat nobar pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan di PIala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya