Surya Paloh Kritik Aturan Presidential Threshold, Ungkit Lagi Ide Konvensi Capres

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Febriyan

Senin, 25 Juli 2022 19:23 WIB

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat menyampaikan pidato politik dalam Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengkritik aturan ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold dalam pidatonya di acara penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa (HC) di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Senin, 25 Juli 2022. Menurut dia, aturan itu mengekang hak seluruh warga negara untuk mencalonkan diri.

Menurut Surya, sah-sah saja jika aturan main dibuat. Namun, ia menilai ketentuan yang ada saat ini membuat peluang mencalonkan diri hanya dimiliki kalangan elit tertentu saja.

"Hak mencalonkan diri sebagai presiden adalah hak seluruh warga negara. Namun, ketentuan yang ada membuatnya ekslusif bagi kalangan tertentu saja. Ketua umum partai, pejabat publik, menteri, kalangan berduit, kepala daerah, dan seterusnya," ujar Surya dalam pidatonya yang dikutip pada Senin, 25 Juli 2022.

Untuk itu, Surya menilai konvensi adalah salah satu upaya demokratisasi atau cara untuk menyiasati agar kesempatan menjadi lebih terbuka bagi seluas-luasnya kalangan yang merasa mampu menjadi calon pemimpin negeri.

"Sistem demokrasi yang diselenggarakan secara terbuka top mestinya memungkinkan bagi setiap pihak memiliki kesempatan yang sama," ujar dia.

Partai Nasdem sebelumnya sempat memunculkan gagasan konvensi untuk mencari sosok calon presiden di Pilpres 2024. Namun, rencana itu kandas karena terganjal mitra koalisi.

"Kami sudah tawarkan cari calon (presiden) bersama, tapi kan kami perlu partner. Kalau partner-nya semua ingin jadi capres semua ya gimana?," ujar Surya di Kantor DPP NasDem, Selasa, 22 Februari 2022.

Kata Surya, NasDem tidak mungkin menggelar konvensi jika syarat mitra koalisi yang memenuhi presidential treshold 20 persen, tidak terbentuk.

"Buat apa Nasdem ingin membuat konvensi, kalau akhirnya calon ini tidak ditetapkan dan tidak berhasil dia untuk mengantarkan sebagai calon resmi yang diakui oleh KPU. Kami tidak mau terputus hanya sekadar penyelenggaraan konvensi," ujar Surya.

Nasdem sendiri telah mengumumkan tiga nama kandidat calon presiden mereka. Ketiga nama itu adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Nama ketiganya diumumkan Surya Paloh dalam penutupan Rapat Kerja Nasional Nasdem bulan lalu. Meskipun demikian, Nasdem masih harus menggalang koalisi untuk mengusung satu dari tiga nama itu karena mereka belum memenuhi syarat Presidential Threshold.

Berita terkait

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

47 menit lalu

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

Nasdem menyatakan penambahan kementerian melalui revisi UU Kementerian Negara menciptakan partisipasi publik.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

13 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Andika Perkasa Cocok Berduet dengan Sandiaga Uno di Pilkada Jakarta

1 hari lalu

Pengamat Sebut Andika Perkasa Cocok Berduet dengan Sandiaga Uno di Pilkada Jakarta

Andika Perkasa masuk dalam enam nama potensial bakal calon Gubernur Jakarta yang berencana diusung PDIP.

Baca Selengkapnya

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

1 hari lalu

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

1 hari lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Profil Indira Chunda Thita, Putri Syahrul Yasin Limpo yang Minta Rp 21 Juta ke Kementan untuk Beli Sound System

3 hari lalu

Profil Indira Chunda Thita, Putri Syahrul Yasin Limpo yang Minta Rp 21 Juta ke Kementan untuk Beli Sound System

Indira Chunda Thita, putri Syahrul Yasin Limpo, memulai karir politik di PAN sebelum melompat ke Partai NasDem.

Baca Selengkapnya

Dirjen Hortikultura Kementan Ungkap Ancaman Mutasi Jika Tak Penuhi Kebutuhan Partai NasDem

3 hari lalu

Dirjen Hortikultura Kementan Ungkap Ancaman Mutasi Jika Tak Penuhi Kebutuhan Partai NasDem

Dirjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto menjadi salah satu saksi dalam lanjutan sidang Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Pilkada DKI, Deretan Nama-Nama Baru hingga Peluang Ridwan Kamil

3 hari lalu

Pilkada DKI, Deretan Nama-Nama Baru hingga Peluang Ridwan Kamil

Belakangan tersorot nama-nama baru, ada Dharma Pongrekun dan Haris Azhar

Baca Selengkapnya

Pertemuan Prabowo-Gibran dan Presiden UEA: Dari Perkenalan hingga Diberi Medali

4 hari lalu

Pertemuan Prabowo-Gibran dan Presiden UEA: Dari Perkenalan hingga Diberi Medali

Prabowo dan Gibran menemui Presiden UEA MBZ di Istana Al Shati, Abu Dhabi, pada Senin, 13 Mei, 2024. Berikut hal-hal terkait pertemuan tersebut.

Baca Selengkapnya

KPU Tolak Permintaan NasDem untuk Penghitungan Suara Ulang di Bangka Belitung

4 hari lalu

KPU Tolak Permintaan NasDem untuk Penghitungan Suara Ulang di Bangka Belitung

KPU menilai, NasDem tidak memberikan penjelasan mengapa KPU harus melaksanakan PSSU di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Baca Selengkapnya